Batuk Pilek bisa Tingkatkan Kekebalan terhadap COVID-19

Bagaimana penjelasannya?

Pada sebagian kasus, anak-anak yang terkena COVID-19 memiliki gejala yang lebih ringan dibanding orang dewasa. Menurut para peneliti dari Karolinska Institute di Swedia, kekebalan ini didapatkan dari OC43, salah satu virus corona penyebab batuk pilek (common cold atau selesma).

Hasil studi ini dipublikasikan di laman ScienceDaily pada 15 Maret 2023. Berikut penjelasan lengkapnya!

1. Virus OC43 bisa merangsang respons kekebalan terhadap COVID-19

Sebelum pandemi, para peneliti mengambil sampel darah anak-anak dan mempelajarinya. Dari sana, diketahui bahwa sel T (yang sebelumnya diaktifkan oleh virus OC43) bisa bereaksi terhadap sel yang terinfeksi SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19.

OC43 adalah virus corona manusia yang menyebabkan batuk pilek musiman. Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam jurnal Epidemiology & Infection pada bulan April 2005, gejala OC43 yang paling umum adalah batuk, rhinorrhea (keluarnya lendir dari hidung atau runny nose), dan sakit tenggorokan.

2. Reaksi ini sangat kuat di awal kehidupan dan melemah seiring bertambahnya usia

Batuk Pilek bisa Tingkatkan Kekebalan terhadap COVID-19ilustrasi sistem kekebalan manusia (pixabay.com/Bru-nO)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, paparan virus OC43 mengaktifkan sel T lalu membuatnya bereaksi terhadap SARS-CoV-2. Menurut Annika Karlsson, salah satu peneliti, reaksi ini sangat kuat di awal kehidupan dan menjadi jauh lebih lemah seiring bertambahnya usia.

"Temuan kami menunjukkan bagaimana respons sel T berkembang dan berubah dari waktu ke waktu," jelasnya.

Kesimpulan ini didapatkan setelah meneliti 48 sampel darah dari anak-anak berusia dua dan enam tahun serta 94 sampel darah dari orang dewasa berusia 26 hingga 83 tahun. Di dalam sampel tersebut, 58 di antaranya baru saja sembuh dari COVID-19.

3. Studi lanjutan akan dilakukan dengan subjek yang lebih beragam

Ditanya mengenai rencana ke depannya, Marion Humbert, peneliti yang lain, mengatakan bahwa mereka ingin melakukan studi serupa dengan subjek yang berbeda. Seperti anak-anak yang lebih muda dan lebih tua, remaja, dan dewasa muda.

"Tujuannya untuk melacak dengan lebih baik bagaimana respons kekebalan terhadap virus corona berkembang dari masa kanak-kanak hingga dewasa," ungkapnya.

Baca Juga: Studi: Long COVID Berakhir dalam 1 Tahun untuk COVID-19 Ringan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya