Berbagi Pengetahuan tentang Kanker dengan Telementoring ECHO

Seberapa efektif cara ini?

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi tumor atau kanker di Indonesia meningkat dari 1,4 per 1.000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 1,79 per 1.000 penduduk pada tahun 2018.

Sayangnya, rumah sakit yang menyediakan layanan kanker dan tenaga medis profesional masih belum merata. Kebanyakan masih terpusat di Pulau Jawa, kurang menjangkau pelosok Indonesia.

Untuk mengatasi kesenjangan dan keterbatasan tersebut, Roche Indonesia dan Rumah Sakit Kanker Dharmais serta didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meluncurkan program telementoring yang menggunakan model Extension for Community Health Outcomes (ECHO).

Program tersebut dijelaskan dalam forum diskusi virtual bertajuk "Mencapai Luaran Pelayanan Kanker Nasional: Best Practice dan Peta Jalan untuk Telementoring ECHO" pada Kamis (30/6/2022). Simak selengkapnya di sini!

1. Kanker merupakan salah satu dari empat penyakit penyebab kematian tertinggi

Menurut drg. Arianti Anaya, MKM, direktur jenderal tenaga kesehatan Kementerian Kesehatan RI, pemerintah kini sedang concern dengan empat penyakit penyebab kematian tertinggi, yaitu penyakit jantung, stroke, ginjal, dan kanker.

Di Indonesia, angka kejadian tertinggi untuk laki-laki adalah kanker paru-paru yaitu 19,4 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 10,9 per 100.000 penduduk. Pada perempuan, kasus tertinggi adalah kanker payudara yaitu 42,1 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 17 per 100.000 penduduk.

"Bagaimana caranya kita mencegah agar kenaikan kasus diperlambat. Selain kanker, kita juga menghadapi berbagai penyakit menular lain yang belum selesai, seperti tuberkulosis, pandemi COVID-19, dan HIV," ungkapnya.

2. Jumlah dokter spesialis hematologi-onkologi medik di Indonesia sangat sedikit

Berbagi Pengetahuan tentang Kanker dengan Telementoring ECHOilustrasi dokter (pexels.com/Karolina Grabowska)

Angka kejadian kanker yang terus meningkat berbanding terbalik dengan tenaga medis profesional yang tersedia. Dokter spesialis hematologi-onkologi medik di Indonesia saat ini jumlahnya hanya 188 orang, sementara spesialis bedah onkologi cuma 202 orang. Padahal, jumlah penduduk Indonesia lebih dari 270 juta jiwa.

Yang menjadi concern bukan hanya kuantitas tenaga medis profesional, tetapi juga persebarannya yang tidak merata. Selain itu, infrastruktur kesehatan harus diperbarui supaya pasien kanker mendapatkan pelayanan maksimal.

3. Program telementoring ECHO digagas untuk meningkatkan akses dan kualitas penanganan kanker

Model telementoring ECHO merupakan bagian dari Project ECHO, yaitu program kemitraan strategis untuk meningkatkan akses dan kualitas penanganan kanker serta mendorong akselerasi pengembangan jejaring kanker nasional.

Simpelnya, dalam program telementoring ECHO, ahli di rumah sakit pengampu (hub) membagikan pengetahuan tentang kasus-kasus kanker yang pernah ditangani sebelumnya kepada klinisi di daerah yang diampu (spoke).

Prinsipnya, teknologi digunakan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya, berbagi pengetahuan untuk mengurangi kesenjangan, belajar dengan case-based learning, dan memonitor hasil pembelajaran dengan web-based database. Harapannya, tenaga medis profesional di seluruh wilayah Indonesia terus tumbuh, sehingga pasien kanker bisa menerima perawatan yang cepat dan tepat.

Baca Juga: Deteksi Dini Tingkatkan Keberhasilan Pengobatan Kanker Prostat

4. Beberapa program berhasil dijalankan dengan metode telementoring ECHO

Sejak diluncurkan tujuh bulan lalu, beberapa program berhasil dijalankan dengan metode telementoring ECHO, seperti:

  1. ECHO kanker payudara dengan pendekatan diagnosis multi disciplinary team (MDT).
  2. ECHO kanker anak (leukemia akut) dengan pendekatan diagnosis MDT.
  3. ECHO deteksi dini kanker payudara, sebuah proyek percontohan di Kabupaten Tangerang yang merupakan kolaborasi antara Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dan Komunitas Peduli Kanker Payudara (KPKP).

Program pertama dan kedua diikuti oleh 15 rumah sakit spoke dengan 60-80 peserta di setiap sesi. Sementara, program ketiga adalah pelatihan terstruktur yang melibatkan 100 peserta yang terdiri dari tenaga kesehatan, kader kesehatan, dan awam di dua puskesmas dan RSU Kabupaten Tangerang.

5. Butuh dukungan dan komitmen dari berbagai pihak

Berbagi Pengetahuan tentang Kanker dengan Telementoring ECHOilustrasi kerja sama (pexels.com/Thirdman)

Menurut dr. R. Soeko Werdi Nindito D, MARS., direktur utama RS Kanker Dharmais, hal mendasar yang memengaruhi keberhasilan telementoring ECHO adalah pola pikir (mindset) bahwa ini merupakan proses pembelajaran terus-menerus dan didukung sepenuhnya oleh para ahli, manajemen rumah sakit, serta pemerintah.

"Oleh sebab itu, kami sangat berharap semua mitra kerja bisa melihat manfaat telementoring ECHO serta bekerja sama sebaik-baiknya agar pelaksanaannya bisa berdampak terhadap kualitas layanan serta hasil penatalaksanaan kanker di Indonesia," jelasnya.

Tentunya, program telementoring ECHO mempunyai kaidah-kaidah tertentu yang harus ditaati dan memerlukan persiapan yang matang. Tujuannya supaya hasil akhir yang diharapkan bisa tercapai dengan baik.

Baca Juga: 12 Jenis Kanker Paling Umum di Dunia, Kamu Harus Tahu!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya