[CEK FAKTA] Vaksin Pfizer Tidak Efektif Melawan COVID-19 Varian Delta?

Ini dikaitkan dengan jenis vaksinnya, yaitu mRNA

Beberapa waktu terakhir, beredar pesan di WhatsApp yang mencatut nama dokter asal Singapura, Dr. Oon Chong Jin Gabriel. Dalam broadcast tersebut, dikatakan bahwa penggunaan vaksin mRNA tidak efektif untuk menangani COVID-19 varian Delta (B.1.617.2).

Salah satu vaksin mRNA yang disebut ialah Pfizer-BioNTech. Dalam pesan tersebut, Dr. Oon mengklaim bahwa vaksin Sinovac lebih ampuh karena memiliki virus yang tidak aktif. Bahkan, ia menyebut vaksin Pfizer "tidak berguna" dan "usang" karena adanya mutasi pada gen spike.

Benarkah vaksin Pfizer tidak efektif melawan mutasi virus corona varian Delta? Kupas-tuntas faktanya di sini!

1. Dikatakan bahwa vaksin berjenis mRNA tidak bisa mengenali varian mutan

[CEK FAKTA] Vaksin Pfizer Tidak Efektif Melawan COVID-19 Varian Delta?ilustrasi virus bermutasi (shutterstock.com/Polina Tomtosova)

Dokter Oon Chong Jin Gabriel adalah seorang pensiunan ahli onkologi dan pelopor penelitian kanker hati di Singapura. Dilansir Today, pria berusia 82 tahun ini berperan penting dalam program vaksinasi hepatitis B di Singapura pada akhir 1970-an.

Dalam tulisannya, ia mengatakan bahwa mutasi pada protein lonjakan (spike protein) menyebabkan virus corona SARS-CoV-2 mengubah antigenisitasnya. Secara sederhana, ini adalah kemampuan untuk mengikat dinding sel.

Sementara itu, protein lonjakan merupakan bagian dari virus untuk menembus sel manusia. Mutasi menyebabkan protein lonjakan lebih efektif mengikat sel dan menyebabkan infeksi.

Menurut dr. Oon, ketika antigenisitas berubah, vaksin berjenis mRNA seperti Pfizer-BioNTech tidak bisa mengenali varian mutan seperti Delta. Ia menambahkan, hanya vaksin dengan virus yang tidak aktif seperti Sinovac yang masih bisa menghasilkan respons imun, bahkan ketika virus bermutasi.

Lebih lanjut, dr. Oon menyebut vaksin Pfizer "tidak berguna" dan "usang" karena adanya mutasi pada gen spike. Ia juga mengatakan bahwa Sinovac bisa mengatasi varian Delta dibanding vaksin mRNA.

2. Faktanya, vaksin mRNA efektif terhadap varian baru, termasuk Delta

[CEK FAKTA] Vaksin Pfizer Tidak Efektif Melawan COVID-19 Varian Delta?ilustrasi vaksin (unsplash.com/Mufid Majnun)

Tak lama setelah pesan itu beredar, pada Kamis (17/6/2021), pemerintah Singapura membantah hal tersebut. Lewat situs resminya, dikatakan bahwa vaksin mRNA, baik Pfizer-BioNTech atau Moderna memiliki tingkat kemanjuran sekitar 90 persen. Kedua vaksin ini sangat efektif melindungi dari gejala yang parah dan kemungkinan rawat inap di rumah sakit.

Selain itu, pemerintah Singapura menegaskan bahwa vaksin mRNA efektif dalam melindungi dari variant of concern (VOC) utama, termasuk varian Delta. Studi di Inggris menunjukkan bahwa dua dosis vaksin mRNA Pfizer-BioNTech memberikan perlindungan sekitar 80 persen terhadap varian Delta.

Vaksin mRNA juga memberikan perlindungan terhadap COVID-19 yang simtomatik (bergejala) dan parah. Kebanyakan, infeksi akibat varian Delta gejalanya ringan atau bahkan asimtomatik (tidak bergejala).

3. Selain itu, vaksin mRNA telah melalui evaluasi ketat dan aman digunakan

[CEK FAKTA] Vaksin Pfizer Tidak Efektif Melawan COVID-19 Varian Delta?ilustrasi vaksinasi (unsplash.com/National Cancer Institute)

Pemerintah Singapura juga mengonfirmasi bahwa vaksin mRNA aman digunakan karena telah melalui evaluasi ketat oleh Health Sciences Authority (HSA) dan Expert Committee on COVID-19 Vaccination (EC19V).

Hampir semua vaksin menunjukkan efek samping, tak terkecuali vaksin mRNA. Sebagian besar bersifat ringan atau sedang dan membaik dalam beberapa hari. Namun, dalam kasus yang sangat jarang, efek samping serius bisa terjadi, seperti reaksi alergi parah dan anafilaksis.

Terdapat juga risiko perikarditis dan miokarditis yang sangat kecil setelah dosis kedua vaksin mRNA. Namun, efek samping serius jarang terjadi dan risikonya bisa diminimalkan dengan pemantauan gejala yang cermat.

Demikian cek fakta edisi kemanjuran vaksin Pfizer terhadap COVID-19 varian Delta. Segera dapatkan vaksinasi dan jangan pilih-pilih jenis vaksin. Karena vaksin terbaik adalah vaksin yang tersedia yang kemudian tetap dikombinasikan dengan disiplin protokol kesehatan.

Baca Juga: Sudah Divaksin? Protokol Kesehatan Tidak Boleh Kendor!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya