COVID-19 Menyebabkan Masalah Kardiovaskular Jangka Panjang?

Mulai dari disritmia hingga gagal jantung

Setelah sembuh dari COVID-19, jangan langsung merasa lega. Sebab, sekuel atau gejala sisa pasca COVID-19 mengintai sistem kardiovaskular kita. Bahkan, masalah kardiovaskular ini disinyalir menetap dalam jangka panjang!

Seberapa besar risikonya dan apa saja masalah kardiovaskular yang dimaksud? Let's find out!

1. Terjadi peningkatan risiko penyakit kardiovaskular pada orang dengan COVID-19

COVID-19 Menyebabkan Masalah Kardiovaskular Jangka Panjang?ilustrasi jantung manusia (nhlbi.nih.gov)

Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine tahun 2022, di luar 30 hari pertama infeksi, terlihat adanya peningkatan risiko dan beban 12 bulan insiden penyakit kardiovaskular pada orang yang terkena COVID-19.

Penyakit kardiovaskular yang dimaksud ialah disritmia (irama abnormal jantung), penyakit jantung iskemik, penyakit jantung inflamasi, gangguan serebrovaskular, gagal jantung, penyakit tromboemboli, dan gangguan jantung lainnya.

Studi ini melibatkan 153.760 orang dengan COVID-19. Peneliti menggunakan database perawatan kesehatan nasional dari US Department of Veterans Affairs. Risikonya tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, dan faktor risiko kardiovaskular seperti obesitas, hipertensi, diabetes, merokok, penyakit ginjal kronis, serta hiperlipidemia (tingginya kadar lipid atau lemak dalam darah).

2. Individu yang dirawat di rumah sakit atau tidak, menghadapi risiko yang sama

COVID-19 Menyebabkan Masalah Kardiovaskular Jangka Panjang?ilustrasi pasien rawat inap (unsplash.com/Olga Kononenko)

Masih mengacu pada studi yang sama, terdapat dua temuan utama, yaitu:

  1. Risiko dan beban terkait (penyakit kardiovaskular) terbukti pada individu yang tidak dirawat di rumah sakit (RS) selama fase akut penyakit. Kelompok ini mewakili mayoritas orang dengan COVID-19.
  2. Berdasarkan risiko dan beban terkait, menunjukkan adanya peningkatan bertahap di seluruh spektrum keparahan fase akut COVID-19, baik pada individu yang tidak dirawat di RS, individu yang dirawat di RS, hingga yang dirawat di perawatan intensif.

Selain itu, risiko yang sama dihadapi oleh orang tanpa penyakit kardiovaskular sebelum terpapar COVID-19. Ini merupakan bukti bahwa orang dengan risiko penyakit kardiovaskular yang rendah menghadapi ancaman yang sama.

3. Invasi virus menyebabkan kerusakan pada bagian tertentu

COVID-19 Menyebabkan Masalah Kardiovaskular Jangka Panjang?ilustrasi virus corona (pixabay.com/geralt)

Mekanisme yang mendasari hubungan antara COVID-19 dan perkembangan penyakit kardiovaskular pada fase pasca-akut penyakit belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, invasi virus corona SARS-CoV-2 diduga menyebabkan kerusakan yang sifatnya menetap.

Seperti menyebabkan infeksi pada sel endotel (lapisan tunggal yang melapisi seluruh sistem vaskuler) dan endotelitis, peningkatan kadar sitokin pro-inflamasi, perubahan transkripsi beberapa jenis sel di jaringan jantung, disfungsi otonom (kondisi ketika saraf autonomic nervous system/ANS mengalami gangguan atau kerusakan), dan lainnya.

Baca Juga: 5 Cara Mencegah Infeksi COVID-19 Varian Omicron, Lakukan yuk!

4. Peningkatan risiko lebih signifikan pada orang yang tidak divaksinasi

COVID-19 Menyebabkan Masalah Kardiovaskular Jangka Panjang?ilustrasi vaksin (pexels.com/cottonbro)

Seperti yang kita ketahui, vaksinasi memiliki banyak manfaat. Mengacu pada Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR) pada Jumat (28/1/2022) di laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), vaksinasi terbukti menunjukkan perlindungan terhadap infeksi serta penyakit COVID-19 yang serius.

Kembali ke studi pertama, menunjukkan bahwa peningkatan risiko perikarditis dan miokarditis lebih signifikan pada orang yang tidak divaksinasi.

Miokarditis didefinisikan sebagai radang otot jantung (miokardium), sementara perikarditis adalah pembengkakan dan iritasi pada perikardium, yaitu jaringan tipis seperti kantung yang mengelilingi jantung, mengutip Mayo Clinic.

5. Pencegahan terbaik adalah tidak terinfeksi sejak awal

COVID-19 Menyebabkan Masalah Kardiovaskular Jangka Panjang?ilustrasi menolak terkena COVID-19 (deccanherald.com)

Sebagai konklusi, peneliti menekankan dua hal penting yang harus dipahami oleh semua pihak, yaitu:

  1. Perlu pengoptimalan strategi yang berkelanjutan untuk pencegahan primer infeksi SARS-CoV-2. Cara terbaik untuk mencegah long COVID dan berbagai komplikasinya (termasuk risiko gejala sisa kardiovaskular yang serius) adalah dengan menghindari infeksi SARS-CoV-2 sejak awal.
  2. Jumlah penderita COVID-19 di berbagai negara terus bertambah, orang-orang di seluruh dunia berpotensi terkena beban 12 bulan penyakit kardiovaskular. Pemerintah dan sistem kesehatan di seluruh dunia harus siap menghadapi kemungkinan kontribusi signifikan peningkatan beban penyakit kardiovaskular akibat pandemi COVID-19. Karena kondisi ini bersifat kronis, mungkin memiliki konsekuensi jangka panjang bagi pasien dan sistem kesehatan. Implikasinya bahkan berpengaruh pada produktivitas ekonomi dan harapan hidup.

Tantangan yang ditimbulkan oleh long COVID membutuhkan strategi dan respons jangka panjang dalam skala global. Termasuk sinergi kerja sama multi-sektor, baik dari pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Namun, sayangnya sejauh ini masih kurang dan perlu dikoordinasi lagi.

Baca Juga: Apa yang Harus Disiapkan sebelum Booster Vaksin COVID-19?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya