COVID-19 Varian Omicron vs Delta, Mana yang Lebih Parah?

Keduanya punya karakteristik masing-masing

Beberapa pekan terakhir, kasus harian COVID-19 melonjak. Ini mengingatkan kita dengan gelombang kedua di Indonesia tahun lalu, tepatnya sekitar Juli 2021, yang dipicu oleh varian Delta (B.1.617.2). Kali ini, penyumbang kasus terbesar adalah varian Omicron (B.1.1.529).

Walau gejalanya dianggap lebih ringan daripada varian sebelumnya, bukan berarti kita boleh meremehkan. Apalagi, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan Omicron dalam daftar variant of concern (VoC).

Untuk mengetahui perbedaan varian Omicron dan Delta, RS Pondok Indah (RSPI) Group mengadakan virtual media discussion pada Selasa (22/2/2022). Narasumber yang didatangkan ialah dr. Ronald Irwanto, SpPD-KPTI, FINASIM, dokter spesialis penyakit dalam konsultan penyakit tropik dan infeksi. Mari pelajari bersama!

1. Peningkatan kasus Omicron lebih signifikan

COVID-19 Varian Omicron vs Delta, Mana yang Lebih Parah?ilustrasi varian Omicron (pixabay.com/Alexandra_Koch)

Dokter Ronald menyitir pernyataan dr. Maria Van Kerkhove, Pimpinan Teknis COVID-19 WHO, yang mengatakan bahwa varian Omicron memiliki growth advantage dibanding varian Delta. Artinya, peningkatan kasusnya signifikan karena lebih menular.

Apa imbasnya? Kasus yang lebih banyak membuat rawat inap tinggi dan mengganggu sistem pelayanan kesehatan. Pasien non-COVID-19 kesulitan kontrol atau mengobati penyakitnya karena rumah sakit penuh akibat ledakan kasus.

Sejauh ini gejala infeksi Omicron tidak berbeda dengan varian lain. Walaupun gejala Omicron cenderung lebih ringan, tetapi virus ini masih berbahaya bagi populasi rentan seperti orang lanjut usia (lansia) atau mereka yang memiliki komorbid (penyakit penyerta).

2. Omicron 2,7-3,7 kali lebih menular daripada Delta

COVID-19 Varian Omicron vs Delta, Mana yang Lebih Parah?ilustrasi virus menular (pixabay.com/mohamed_hassan)

Berdasarkan studi pracetak dari Denmark menemukan bahwa Omicron 2,7-3,7 kali lebih menular daripada Delta pada orang yang telah divaksinasi dan menerima vaksin booster. Menurut peneliti dalam laman Health, peningkatan penularan terjadi karena varian Omicron memiliki kemampuan untuk menghindari kekebalan.

Selain itu, Omicron memiliki masa inkubasi yang lebih pendek, yaitu hanya tiga hari. Bandingkan dengan Delta yang masa inkubasinya empat hari. Artinya, mereka yang terpapar virus memiliki lebih sedikit waktu mencegah dirinya menulari orang lain.

3. Selain itu, Omicron berkembang biak 70 kali lebih cepat di bronkus

COVID-19 Varian Omicron vs Delta, Mana yang Lebih Parah?ilustrasi virus corona di paru-paru (pixabay.com/geralt)

Faktor lain yang berkontribusi dalam peningkatan penularan ialah kemampuan Omicron untuk tinggal di saluran pernapasan bagian atas dan berkembang biak lebih cepat di sana. Ini dibuktikan oleh tim peneliti dari Li Ka Shing Faculty of Medicine, The University of Hong Kong (HKUMed) pada Desember tahun lalu.

Mereka menemukan bahwa Omicron menginfeksi dan berkembang biak 70 kali lebih cepat di bronkus (saluran udara yang menghubungkan trakea ke paru-paru) daripada Delta atau varian lainnya. Ini penjelasan yang masuk akal mengapa Omicron bisa menular lebih cepat daripada varian sebelumnya.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Sakit Tenggorokan, Bisa Jadi Gejala Varian Omicron

4. Omicron gejalanya lebih ringan dengan rawat inap dan kematian yang lebih sedikit

COVID-19 Varian Omicron vs Delta, Mana yang Lebih Parah?ilustrasi rawat inap (pexels.com/Anna Shvets)

Peneliti dari Case Western Reserve University, Amerika Serikat (AS), menemukan hal yang cukup mengejutkan. Dari 577.938 pasien yang baru pertama kali terjangkit COVID-19, sebanyak 563.884 orang jatuh sakit karena varian Delta dan 'hanya' 14.054 orang sakit ketika varian Omicron muncul.

Ini menunjukkan bahwa infeksi akibat varian Omicron "secara signifikan kurang parah" bila dibandingkan dengan varian Delta. Menurut Robert Murphy, MD, (profesor penyakit menular) dalam laman Health, gejalanya sedikit kurang intens dan cenderung lebih ringan, sehingga kasus rawat inap dan kematiannya lebih sedikit.

5. Ringannya gejala mungkin karena lebih banyak orang yang telah divaksinasi

COVID-19 Varian Omicron vs Delta, Mana yang Lebih Parah?ilustrasi vaksinasi (pexels.com/Gustavo Fring)

Peneliti menduga penurunan keparahan bukan karena varian itu sendiri, melainkan karena banyaknya populasi dunia yang telah terpapar COVID-19, baik melalui vaksinasi maupun infeksi alami. Mengutip The New York Times, sekitar 63,9 persen penduduk dunia telah divaksinasi, minimal sudah menerima dosis pertama.

Menurut Joel Chua, MD, kepala bedah penyakit menular dari University of Maryland Medical Center, AS, mengatakan bahwa populasi yang telah terpapar COVID-19 sebelumnya, baik melalui vaksinasi atau infeksi, memiliki kemiripan kekebalan tubuh yang melindungi dari keparahan penyakit.

6. Hadapi varian baru dengan disiplin protokol kesehatan dan perluas cakupan vaksinasi

COVID-19 Varian Omicron vs Delta, Mana yang Lebih Parah?ilustrasi anjuran memakai masker (pixabay.com/leo2014)

Perjalanan masih panjang. Pandemik belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Dokter Ronald memaparkan strategi untuk menghadapi varian-varian baru, yaitu disiplin protokol kesehatan dan memperluas vaksinasi. Memang terdengar klasik, tetapi itulah yang ampuh sejauh ini.

Menurutnya, protokol kesehatan yang tetap harus dipatuhi adalah:

  • Meminimalkan kontak fisik.
  • Jaga jarak minimal 2 meter.
  • Kurangi berkerumun.
  • Kurangi mobilitas.
  • Rutin mencuci tangan.
  • Memakai masker.

Apa yang harus dilakukan jika sudah terlanjur terpapar COVID-19 varian Omicron? Ia menganjurkan untuk menghindari makan makanan tidak sehat supaya badan cepat pulih, seperti makanan berminyak atau berlemak tinggi.

"Pilih makanan yang sehat. Sangat disarankan berkonsultasi dengan dokter gizi agar diberikan menu sehat. Selain itu, tidak perlu mengulang PCR kalau asimtomatik atau (bergejala) ringan. Karena PCR tidak bisa membedakan virus hidup dan virus yang sudah mati. Syaratnya cukup isoman 10 hari ditambah 3 hari bebas gejala," tegasnya.

Baca Juga: KDCA: Varian Omicron Lebih Jinak Dibanding Varian Delta

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya