5 Fakta Sinovac, Kandidat Vaksin COVID-19 Pilihan Indonesia

Seberapa efektif vaksin ini?

Minggu (6/12/2020), Presiden Jokowi mengumumkan bahwa 1,2 juta vaksin COVID-19 buatan Sinovac telah tiba di Indonesia. Dalam keterangan persnya, Jokowi mengatakan vaksin ini telah diuji klinis di Bandung sejak Agustus 2020.

Sinovac sendiri adalah perusahaan biofarmasi berbasis Tiongkok yang fokus pada penelitian, pengembangan, pembuatan, dan komersialisasi vaksin. Produk Sinovac termasuk vaksin untuk melawan hepatitis A dan B, H5N1 (flu burung), H1N1 (flu babi), rabies, influenza musiman, dan masih banyak lagi.

Mau tahu serba-serbi seputar vaksin COVID-19 buatan Sinovac? Baca selengkapnya di bawah ini!

1. Vaksin dari Sinovac memicu respons imun yang cepat

5 Fakta Sinovac, Kandidat Vaksin COVID-19 Pilihan Indonesia(Foto: AP Photo/Eraldo Peres)

CoronaVac adalah vaksin COVID-19 buatan Sinovac Biotech. Berdasarkan uji klinis tahap pertama dan kedua yang hasilnya dipublikasikan di jurnal ilmiah The Lancet, CoronaVac memicu respons imun yang cepat.

Menurut para peneliti, vaksin buatan Sinovac Biotech menyebabkan respons kekebalan yang cepat dalam uji coba yang melibatkan sekitar 700 orang. Meski begitu, persentase dari tingkat keberhasilan vaksin tidak ditunjukkan, laman BBC News menjelaskan.

Zhu Fengcai, salah satu peneliti, mengatakan bahwa ada 144 peserta dalam uji coba fase 1 dan 600 peserta dalam uji coba fase 2. Ia mengungkapkan bahwa vaksin ini "cocok untuk penggunaan darurat".

2. CoronaVac tampaknya aman untuk orang tua dan tidak menyebabkan efek samping parah

5 Fakta Sinovac, Kandidat Vaksin COVID-19 Pilihan Indonesia(Foto: AFP)

Senin (7/9/2020), perwakilan perusahaan Sinovac Biotech Ltd mengatakan bahwa kandidat vaksin virus corona ciptaannya tampaknya aman untuk orang tua. Ini mengacu pada hasil uji coba tahap awal dan pertengahan.

Menurut Liu Peicheng, perwakilan Sinovac berkata pada Reuters bahwa CoronaVac tidak menyebabkan efek samping yang parah dalam uji coba gabungan tahap 1 dan 2. Setidaknya, ada 421 peserta berusia 60 tahun yang terlibat dalam uji coba tersebut.

Ada tiga kelompok peserta, masing-masing mengambil dua suntikan CoronaVac dosis rendah, sedang, dan tinggi. Hasilnya, lebih dari 90 persen peserta mengalami peningkatan antibodi signifikan.

3. Vaksin bisa disimpan dalam waktu yang cukup lama

5 Fakta Sinovac, Kandidat Vaksin COVID-19 Pilihan Indonesiawbur.org

Keunggulan CoronaVac adalah memiliki masa penyimpanan yang panjang. Ini diakui oleh Gang Zeng, peneliti Sinovac yang terlibat dalam riset CoronaVac. Ia mengatakan vaksin bisa disimpan pada suhu lemari es normal antara 2-8°C dan tetap stabil hingga tiga tahun.

"(Ini) akan menawarkan beberapa keuntungan untuk distribusi ke daerah di mana akses ke pendingin sulit," ujar peneliti dan dikutip oleh Reuters.

Coba bandingkan dengan vaksin lain. Vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer atau BioNTech (BNTX.O) dan Moderna memakai teknologi yang disebut RNA messenger sintetis (mRNA) untuk mengaktifkan sistem kekebalan terhadap virus.

Namun, vaksin ini membutuhkan penyimpanan yang lebih dingin. Vaksin Pfizer harus disimpan di suhu -70°C, tetapi bisa disimpan di lemari es biasa hingga 5 hari dan 15 hari dalam kotak pengiriman termal.

Sementara, vaksin Moderna bisa disimpan di lemari es dengan suhu normal selama 30 hari dan bisa bertahan hingga 6 bulan jika disimpan pada suhu -20°C.

Baca Juga: Uji Klinis COVID-19 Johnson & Johnson Dihentikan karena Ada Penyakit

4. Vaksin Sinovac terbuat dari virus yang tidak aktif

5 Fakta Sinovac, Kandidat Vaksin COVID-19 Pilihan Indonesianews.cgtn.com

Dilansir dari laman Nature, kandidat vaksin dari Sinovac terbuat dari virus yang tidak aktif. Metode ini bertujuan untuk memaparkan sistem kekebalan tubuh terhadap virus dan umumnya tidak menimbulkan efek samping serius.

Berbeda dengan vaksin CanSino yang memakai vektor adenovirus yang tidak bereplikasi di dalam tubuh atau menyebabkan penyakit. Vaksin ini mendorong tubuh untuk menghasilkan antibodi melawan lonjakan protein (spike protein) dan melindungi sel dari infeksi.

Sementara, kandidat vaksin Anhui Zhifei Longcom memakai subunit yang direkayasa dari protein lonjakan untuk memicu respons imun. Yang jelas, metode yang digunakan vaksin Sinovac membuat masa penyimpanannya lebih tahan lama dan mudah disimpan.

5. Harga CoronaVac per dosis adalah 200 Yuan atau US$29,75

5 Fakta Sinovac, Kandidat Vaksin COVID-19 Pilihan Indonesiaoglobo.globo.com

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit kota Jiaxing timur mengatakan bahwa CoronaVac menelan biaya 200 Yuan atau US$29,75 (Rp422 ribu) per dosis. Vaksinasi diutamakan untuk kelompok prioritas, termasuk profesional medis, dilansir dari laman Reuters.

Sementara, Bio Farma mengatakan bahwa vaksin tersebut akan menelan biaya sekitar Rp. 200 ribu rupiah per dosis ketika sudah tersedia nantinya. Dalam sebuah pernyataan, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Sinovac akan mengirimkan bahan baku untuk 45 juta dosis yang akan diproses oleh PT Bio Farma, laman Bloomberg menerangkan.

Diperkirakan, pemerintah akan menerima pengiriman vaksin Sinovac lagi sebanyak 1,8 juta dosis pada awal Januari 2021. Selain Sinovac, pemerintah juga memesan vaksin COVID-19 dari tiga pemasok lain, salah satunya adalah AstraZeneca yang sekarang sedang dalam uji coba tahap akhir.

Baca Juga: Good News! Hasil Uji Klinis Vaksin COVID-19 NIH-Moderna Menjanjikan

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya