Gejala Baru COVID-19: Gangguan Pendengaran Mendadak dan Permanen

Temuan ini sontak mengejutkan banyak pihak

Selama ini, kita mengetahui bahwa salah satu gejala COVID-19 adalah kehilangan indra pengecap dan penciuman. Akan tetapi, ada gejala baru, yaitu gangguan pendengaran!

Temuan tersebut berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari University College London, Inggris, dan diterbitkan di jurnal BMJ Case Reports.

Seberapa sering kasus gangguan pendengaran terjadi? Dan apakah bisa disembuhkan?

Gangguan pendengaran secara tiba-tiba dan terjadi secara permanen pada beberapa kasus

Gejala Baru COVID-19: Gangguan Pendengaran Mendadak dan Permanenyalemedicine.org

Studi menemukan bahwa virus corona SARS-CoV-2, penyebab COVID-19, bisa menyebabkan gangguan pendengaran mendadak dan permanen pada beberapa orang.

Contoh kasusnya adalah seorang lelaki berusia 45 tahun yang mengidap asma dan dinyatakan positif COVID-19. Laki-laki ini dirawat di unit perawatan intensif rumah sakit dan memakai ventilator selama 30 hari. Sebelumnya, pasien ini tak mempunyai gangguan pendengaran atau masalah telinga.

Pasien tersebut ini diberi remdesivir, steroid, dan mendapatkan transfusi darah. Perlahan-lahan, ia mulai pulih. Namun, seminggu setelah ia dipindahkan dari unit perawatan intensif, lelaki ini mengalami telinga berdenging (tinitus) di telinga kirinya dan kehilangan kemampuan mendengar di telinga yang sama.

Setelah tes dilakukan, ternyata telinga bagian dalam pasien mengalami kerusakan

Gejala Baru COVID-19: Gangguan Pendengaran Mendadak dan Permanenbiospectrumindia.com

Kemudian, dokter melakukan tes dan evaluasi lebih lanjut pada telinga pasien. Hasilnya, tidak ditemukan penyumbatan atau peradangan di saluran telinga atau gendang telinga. Selain itu, tak ditemukan tanda penyakit yang terkait dengan gangguan pendengaran, seperti flu, penyakit autoimun, dan HIV.

Akan tetapi, kemudian dokter menemukan bahwa telinga bagian dalam yang bertanggung jawab untuk mendengar suara, telah rusak. Lalu, dokter menyimpulkan bahwa gangguan pendengaran pasien ini mungkin berhubungan dengan COVID-19, seperti dikutip di laman The Times of India.

Sebagai informasi, ini adalah kasus pertama gangguan pendengaran akibat COVID-19 yang dilaporkan di Inggris. Sementara itu, kasus yang sama juga dilaporkan dari berbagai belahan dunia lain, walau jumlahnya tidak banyak.

Gangguan pendengaran mendadak dikaitkan dengan infeksi virus

Gejala Baru COVID-19: Gangguan Pendengaran Mendadak dan Permanenbioresonance.com

National Institute on Deafness and Other Communication Disorders menjelaskan bahwa gangguan pendengaran mendadak ialah gangguan pendengaran yang terjadi cepat, tidak bisa dijelaskan, dan biasanya hanya memengaruhi satu telinga. Setidaknya ada 160 kasus per 100.000 populasi setiap tahun.

Dalam banyak kasus, dokter tidak bisa mengidentifikasi penyebabnya. Namun, kondisi ini dikaitkan dengan infeksi virus, seperti flu, herpes, dan cytomegalovirus, melansir Live Science. Dan seperti yang kita ketahui, COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.

Tim peneliti dari University College London menyarankan betapa pentingnya perawatan yang tepat jika pasien COVID-19 mengalami kerusakan pendengaran. Pasien perlu dirujuk dan mendapatkan perawatan intensif agar indra pendengarannya kembali pulih.

Mengingat dunia masih diselimuti pandemik dan entah kapan akan berakhir, jagalah selalu kesehatan dan patuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan. 

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M: Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik, dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Baca Juga: Uji Klinis COVID-19 Johnson & Johnson Dihentikan karena Ada Penyakit

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya