Good News! Hasil Uji Klinis Vaksin COVID-19 NIH-Moderna Menjanjikan

Vaksin ini dinilai aman dan efektif

Kabar gembira datang dari uji coba vaksin tahap 3 yang datang dari Moderna, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS). Bahkan, vaksin ini diklaim lebih unggul efektivitasnya dibanding milik Pfizer, serta lebih praktis dalam penggunaannya. 

Data independen dan dewan pemantauan keamanan (DSMB) mengawasi uji coba vaksin COVID-19 tahap 3, lalu meninjau data uji coba dan membagikan analisis interim pada Minggu (15/11/2020).

Tinjauan sementara menunjukkan bahwa vaksin yang dikenal sebagai mRNA-1273 ini aman dan efektif untuk mencegah gejala COVID-19 pada orang dewasa. Seperti apa penjelasannya?

1. Tingkat kemanjuran vaksin mencapai 94,5 persen

Good News! Hasil Uji Klinis Vaksin COVID-19 NIH-Moderna Menjanjikantrialsitenews.com

DSMB melaporkan bahwa kandidat vaksin ini aman, ditoleransi dengan baik, dan memiliki tingkat kemanjuran sebesar 94,5 persen. Temuan ini signifikan secara statistik, artinya kemungkinan besar bukan karena kebetulan, menurut keterangan dari National Institutes of Health (NIH).

Di antara relawan yang dilibatkan, terdapat 95 kasus gejala COVID-19. Sebanyak 90 kasus terjadi pada kelompok plasebo dan 5 kasus terjadi pada kelompok yang divaksinasi. NIH menyebut bahwa ada 11 kasus COVID-19 yang parah dan semuanya berasal dari kelompok plasebo.

2. Kandidat vaksin ini dikembangkan bersama oleh NIH dan Moderna

Good News! Hasil Uji Klinis Vaksin COVID-19 NIH-Moderna Menjanjikanddw-online.com

Moderna, Inc., perusahaan bioteknologi asal Cambridge, Massachusetts, AS, dan National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), bagian dari NIH, bekerja sama untuk mengembangkan kandidat vaksin mRNA-1273.

Seperti apa bentuk kerja samanya? Platform pengiriman mRNA (messenger RNA) dari Moderna digabungkan dengan SARS-CoV-2 spike immunogen (S-2P) yang dikembangkan oleh peneliti dari NIAID.

3. Kandidat vaksin terbukti bisa ditoleransi dengan baik dan imunogenik

Good News! Hasil Uji Klinis Vaksin COVID-19 NIH-Moderna Menjanjikanbloomberg.com

Pada 27 Juli 2020, lebih dari 30.000 peserta di 100 lokasi penelitian klinis di AS berpartisipasi dalam penelitian. Hasil dari uji klinis tahap sebelumnya menunjukkan bahwa kandidat vaksin bisa ditoleransi dengan baik dan imunogenik.

Peneliti bekerja sama dengan mitra pelibatan masyarakat untuk mendaftarkan kelompok peserta yang beragam. Alhasil, 37 persen dari sukarelawan percobaan berasal dari ras dan etnis minoritas. Tujuannya agar semua kalangan dapat terwakili.

Sebagai informasi, uji coba COVE disponsori oleh Moderna. Sementara, Biomedical Advanced Research and Development Authority (BARDA) dan NIAID menyediakan dana dan dukungan teknis untuk uji coba tersebut.

4. Lebih unggul dari vaksin Pfizer?

Good News! Hasil Uji Klinis Vaksin COVID-19 NIH-Moderna MenjanjikanIlustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Melansir CNN, vaksin COVID-19 buatan Moderna tak cuma efektivitasnya lebih unggul, tetapi juga praktis dalam penggunaannya. 

Vaksin Pfizer diklaim punya efektivitas sebesar 90 persen, sedangkan vaksin Moderna 94,5 persen.

Selain itu, vaksin Pfizer mesti disimpan dalam suhu minus 75 derajat Celcius. Padahal, tidak ada vaksin lain di AS yang harus disimpan pada suhu sedingin itu, dan tidak semua fasilitas medis dan farmasi memiliki pendingin untuk menunjangnya.

Sementara, vaksin Moderna diklaim bisa disimpan pada suhu 20 derajat Celcius, seperti kebanyakan jenis vaksin lainnya. Artinya, vaksin tersebut bisa disimpan dalam pendingin yang tersedia di kebanyakan fasilitas medis dan farmasi.

Keunggulan lainnya, vaksin Moderna bisa disimpan selama 30 hari di pendingin, jauh lebih lama ketimbang vaksin Pfizer yang hanya bisa disimpan selama 5 hari.

Vaksinasi dengan vaksin Moderna dikabarkan bisa dimulai pada bulan Desember di AS, sementara untuk cakupan global dikatakan tersedia pada tahun depan.

Baca Juga: Uji Klinis COVID-19 Johnson & Johnson Dihentikan karena Ada Penyakit

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya