IDAI: Sekitar 2–7,5 Persen Populasi Mengalami Alergi Susu Sapi

Seperti apa gejala alergi susu yang bisa dikenali?

Susu sapi adalah minuman yang kaya akan manfaat. Mengutip EatingWell, segelas susu sapi (236,5 ml) mengandung 309 mg kalsium, yang memenuhi 24 persen kebutuhan kalsium harian kita. Kita butuh kalsium untuk membentuk dan menjaga kesehatan tulang dan gigi.

Namun, tidak sedikit orang yang alergi susu sapi. Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kejadiannya sekitar 2 hingga 7,5 persen dan paling banyak terjadi pada awal masa kehidupan.

Dalam rangka memperingati Allergy Awareness Week 2023, Danone Specialized Nutrition Indonesia mengadakan webinar Bicara Gizi yang mengangkat tema "Ketahui Kaitan Anak Alergi Susu Sapi dengan Stunting" pada Rabu (31/5/2023).

Salah satu narasumber yang dihadirkan adalah Dr. dr. Zahrah Hikmah, SpA(K), dokter spesialis anak konsultan alergi imunologi. Berikut ini rangkumannya!

1. Definisi alergi susu sapi

Dokter Zahrah mendefinisikan alergi susu sapi sebagai reaksi yang tidak diinginkan yang diperantarai secara imunologis (IgE atau non-IgE) terhadap protein susu sapi. Reaksi alergi yang diperantarai IgE cenderung memiliki manifestasi klinis yang lebih berat dan memakan waktu lebih lama untuk sembuh, tetapi lebih mudah untuk didiagnosis.

"Saat anak minum susu sapi, sistem imun menganggapnya sebagai zat asing berbahaya, sehingga (tubuh) melepaskan zat kimia yang disebut histamin. Fungsi histamin adalah melindungi tubuh dari berbagai zat yang membahayakan, inilah yang menyebabkan timbulnya reaksi alergi," ungkapnya.

Jika berbicara dalam konteks yang lebih luas, susu sapi bukanlah satu-satunya alergen (pencetus alergi). Alergen dibagi menjadi dua, yaitu dipicu oleh makanan (kacang-kacangan, telur, ikan, gandum, udang, kepiting, dan kerang) atau sesuatu yang terhirup (tungau debu rumah, serbuk sari tanaman, jamur, serpihan kulit binatang, hingga kotoran kecoak).

2. Gejalanya bervariasi, paling umum adalah diare

IDAI: Sekitar 2–7,5 Persen Populasi Mengalami Alergi Susu Sapiilustrasi anak sakit (pexels.com/MART PRODUCTION)

Mengacu pada penelitian dalam jurnal Pediatric Allergy, Asthma, & Immunology pada tahun 2008, gejala alergi susu sapi bisa berwujud:

  • Diare (53 persen).
  • Dermatitis atopik atau eksim (35 persen).
  • Kolik, kondisi ketika bayi terus menangis tanpa sebab yang jelas dan sulit dikendalikan (27 persen).
  • Asma (21 persen).
  • Rinitis, ketika selaput lendir di hidung mengalami iritasi dan pembengkakan (20 persen).
  • Urtikaria atau biduran (18 persen).
  • Anafilaksis atau reaksi alergi berat setelah terpapar pemicu alergi, yang bisa membuat kulit membiru, penurunan tekanan darah, hingga pingsan (11 persen).

3. Alergi pada anak dipengaruhi oleh faktor genetik

Alergi sangat erat kaitannya dengan riwayat keluarga. Menurut Dr. Quinton Fivelman Ph.D., pakar penguji alergi sekaligus chief scientific officer di London Medical Laboratory, anak yang kedua orang tuanya alergi memiliki kemungkinan mengembangkan alergi sebesar 60-80 persen.

Bagaimana jika hanya salah satu orang tua yang mempunyai alergi? Anak tersebut masih memiliki kemungkinan mengembangkan alergi, tetapi hanya 30–50 persen, tuturnya dalam laman Medical Xpress.

Baca Juga: Menurut Banyak Teori, 5 Orang Ini Rentan Terkena Alergi

4. Alergi susu sapi dikaitkan dengan stunting

IDAI: Sekitar 2–7,5 Persen Populasi Mengalami Alergi Susu Sapiilustrasi pengukur tinggi badan (pixabay.com/qimono)

Dokter Zahrah menegaskan bahwa anak yang mengalami alergi makanan memiliki risiko malnutrisi dan gangguan pertumbuhan yang lebih tinggi. Ini karena alergi membatasi jenis makanan yang dikonsumsi anak, padahal di dalam makanan tersebut terdapat nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang.

Seberapa banyak angka kejadian stunting pada anak yang alergi susu sapi? Ia menjelaskan bahwa dari 430 pasien, sebanyak 9 persen stunting, 8 persen obesitas, dan 6 persen gizi kurang.

"Berbagai kandungan nutrisi di dalam susu sapi, seperti protein, kalsium, kalium, vitamin B12, dan vitamin D yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat diterima oleh anak yang alergi susu sapi, sehingga rentan terjadi malnutrisi," terang alumnus Universitas Airlangga ini.

Alergi susu sapi yang tidak diatasi dengan baik menyebabkan malnutrisi berkepanjangan, membuat risiko stunting pada anak meningkat. Stunting tidak hanya membuat anak lebih pendek dari teman seusianya, tetapi juga memperlambat perkembangan otak serta meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari, seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas.

5. Beberapa cara untuk mendiagnosis alergi susu sapi

Alergi susu sapi dan intoleransi laktosa adalah dua hal yang berbeda, sehingga cara diagnosisnya tidak sama. Cara paling mudah adalah mencatat makanan dan menandai mana yang menimbulkan reaksi alergi setelah dikonsumsi.

Selanjutnya adalah uji eliminasi dan provokasi, yaitu menghindari alergen dalam kurun waktu tertentu, lalu mencobanya lagi di bawah pengawasan dokter. Bila perlu, lakukan uji alergi (berupa skin prick test dan tes IgE spesifik dalam darah) di fasilitas kesehatan terdekat.

6. Angka kesembuhan alergi susu sapi sangat tinggi

IDAI: Sekitar 2–7,5 Persen Populasi Mengalami Alergi Susu Sapiilustrasi membaca label di kemasan makanan (pexels.com/Laura James)

Jangan pesimis karena sejatinya angka kesembuhan alergi susu sapi sangat tinggi. Di tahun pertama, sebanyak 45–55 persen kondisinya membaik. Bahkan, angkanya naik menjadi 60–75 persen di tahun kedua dan 90 persen di tahun ketiga!

"Makin lama, angka perbaikan makin tinggi. Artinya, makin kebal atau tolerance (orang tersebut)," ujar dr. Zahrah.

Perbaikan kondisi tidak terjadi begitu saja. Perlu upaya yang serius, seperti menghindari makanan dan minuman yang mengandung protein susu sapi dan produk turunannya serta membaca label di kemasan makanan dengan teliti.

Selain itu, berikan anak substitusi susu sapi (dalam bentuk makanan, minuman, dan suplemen) untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Kondisi anak juga harus dimonitor secara berkala oleh dokter spesialis anak.

Baca Juga: 5 Pilihan Pengganti Susu Sapi yang Bisa Kamu Coba

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya