Interferon Alpha 2B: Obat dari Kuba yang Diklaim Bisa Atasi COVID-19

Seefektif apa dalam melawan virus corona?

Berdasarkan data yang terakhir saat artikel ini terbit (18/3), terpantau ada 198,006 kasus virus corona, dengan 81,950 orang sembuh dan menyebabkan 7,948 kematian di seluruh dunia, dilansir dari laman gisanddata.maps.arcgis.com. Sementara, kasus positif COVID-19 di Indonesia saat ini mencapai 134 kasus dengan 8 orang sembuh dan 5 orang meninggal dunia.

Namun, Interferon Alpha 2B, obat asal Kuba, diklaim bisa menyembuhkan pasien yang positif virus corona atau COVID-19. Apakah benar demikian? Cek faktanya di bawah ini!

1. Interferon Alpha 2B dibuat dari protein manusia

Interferon Alpha 2B: Obat dari Kuba yang Diklaim Bisa Atasi COVID-19agazeta.com.br

Interferon Alpha 2B telah dibuat jauh sebelum pandemi virus corona terjadi. Tepatnya, dikembangkan di tahun 1986 oleh tim peneliti dari Centre for Genetic Engineering and Biotechnology, terang laman Peoples Dispatch. Obat ini dibuat dari protein manusia dan membantu sistem kekebalan tubuh dalam melawan bakteri, virus atau zat berbahaya lain.

Sebenarnya, obat ini diciptakan untuk mengobati melanoma ganas, leukemia, limfoma folikular, hepatitis B kronis atau C pada orang dewasa, hepatitis B kronis pada anak-anak berusia satu tahun ke atas, kutil kelamin, herpes zoster, demam berdarah, beberapa jenis kanker hingga sarkoma Kaposi yang disebabkan oleh AIDS, jelas laman Drugs.com.

Baca Juga: Ini Prosedur Tes Virus Corona yang Benar Sesuai Standar Internasional

2. Sejauh ini, Interferon Alpha 2B telah menyelamatkan ribuan nyawa

Interferon Alpha 2B: Obat dari Kuba yang Diklaim Bisa Atasi COVID-19baotintuc.vn

Sejak diproduksi massal di Tiongkok pada 25 Januari lalu, Interferon Alpha 2B berhasil menyembuhkan lebih dari 1.500 pasien yang terkena COVID-19. Interferon Alpha 2B ialah salah satu dari 30 obat yang dipilih oleh Chinese National Health Commission untuk melawan COVID-19, ujar laman Peoples Dispatch.

Tidak hanya menyembuhkan pasien di Tiongkok, tetapi di Korea Selatan juga. Berkat obat ini, dari 8 ribu orang yang terinfeksi, "hanya" 72 orang yang meninggal.

Berarti, dari 100 persen kasus, hanya 0,9 persen yang meninggal. Jerman juga memakai obat ini untuk memerangi COVID-19. Hasilnya, hanya ada 3 kematian dari 3.156 orang yang terinfeksi.

Baca Juga: Riset: Fungsi Paru-paru Akan Berkurang Pasca Sembuh dari Virus Corona

3. Kini, Interferon Alpha 2B diekspor ke banyak negara

Interferon Alpha 2B: Obat dari Kuba yang Diklaim Bisa Atasi COVID-19abc.net.au

Menanggapi banyaknya kebutuhan Interferon Alpha 2B, obat ini pun diekspor ke banyak negara yang terdampak virus corona. Menurut Eduardo Martinez, presiden perusahaan farmasi BioCubaFarma, produksi obat ini meningkat signifikan setelah menerima permintaan dari banyak negara, terangnya di laman Peoples Dispatch.

Martinez berujar kalau perusahaannya memiliki persediaan yang cukup untuk pasar dalam negeri dan internasional. Kini, pemerintah Kuba mengirim tim dokter sekaligus suplai Interferon Alpha 2B ke Italia. Berdasarkan data terakhir, ada 31,506 kasus COVID-19 dan menyebabkan 2,503 kematian di Italia, tutur laman Worldometers.

Interferon Alpha 2B bekerja dengan cara meningkatkan produksi interferon alami dalam tubuh manusia dan memperkuat sistem kekebalan tubuh pasien yang positif COVID-19. Sehingga, membuat tubuh lebih efektif dalam melawan virus corona. Selain itu, Interferon Alpha 2B bisa menahan penyebaran virus serta mengobati orang yang memiliki gejala.

Baca Juga: LBM Eijkman Jadi Lab Tes Virus Corona, Ini Alur, Pedoman dan Kontaknya

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya