Jaga Kesehatan Hati dengan Curcumin, Zat Aktif pada Temulawak

Tanaman asli Indonesia ini punya banyak khasiat

Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 dari Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 1.017.290 orang terdiagnosis hepatitis (0,39 persen populasi Indonesia).

Sebanyak 9 dari 10 pasien tidak menyadari bahwa dirinya memiliki hepatitis B atau C. Bahkan, 1 dari 4 pasie akan meninggal dunia karena gagal hati atau kanker. Itulah mengapa hepatitis disebut sebagai silent killer.

Namun, jangan khawatir, ada satu tanaman asli Indonesia yang sudah terbukti khasiatnya bagi kesehatan hati atau lever. Tanaman yang dimaksud adalah temulawak (Curcuma xanthorrhiza).

Temulawak punya zat aktif bernama curcumin, yakni senyawa berwarna kuning yang terkandung dalam temulawak dan kunyit. Curcumin bersifat hepatoprotektor atau melindungi fungsi hati.

Mengingat manfaatnya yang luar biasa, SOHO Global Health mengadakan talkshow kesehatan bertajuk "Manfaat Curcumin untuk Kesehatan Hati" pada Rabu (21/10).

Talkshow ini menghadirkan tiga orang pembicara, yakni Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si., Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dokter spesialis penyakit dalam Prof. Dr. dr. I Dewa Nyoman Wibawa, Sp.PD-KGEH, dan Dr. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si, VP Research and Development SOHO Global Health.

Kupas tuntas manfaat curcumin di sini, yuk!

1. Curcumin memiliki sifat antiinflamasi atau antiperadangan

Jaga Kesehatan Hati dengan Curcumin, Zat Aktif pada Temulawakjovee.id

Curcuma adalah genus tanaman yang terdiri dari 100 spesies yang ditemukan di Asia Tenggara, Cina Selatan, India, dan Australia Utara. Spesies yang paling terkenal adalah kunyit dan temulawak. Keduanya mengandung curcumin, pigmen berwarna kuning yang khas.

"Manfaat curcumin sudah terbukti melalui penelitian, yakni bersifat antiinflamasi atau antiperadangan, anti mikroba, neuroprotektif (melindungi sel saraf di tubuh), menghambat penyakit kardiovaskular, mencegah tumbuhnya sel-sel kanker, dan hepatoproteksi (menjaga fungsi lever dan mencegah kerusakan organ tersebut)," terang Dr. Inggrid.

2. Curcumin terbukti bisa memperbaiki penyakit perlemakan hati

Jaga Kesehatan Hati dengan Curcumin, Zat Aktif pada Temulawakliverfoundation.org

Lever, atau sering ditulis sebagai liver, berperan penting bagi tubuh, seperti menghasilkan empedu untuk mencerna makanan, menghasilkan protein dalam darah, membantu fungsi kekebalan tubuh, dan masih banyak lagi. Jika terjadi gangguan fungsi lever, maka harus secepatnya diatasi. Mengapa?

"Ini bisa memicu timbunan lemak pada hati dan bisa mengarah ke fibrosis lever, yakni pembentukan jaringan parut di lever karena proses peradangan dan juga bisa menyebabkan sirosis hati," terang Dr. Inggrid.

Banyak penyebab perlemakan hati, mulai dari virus, jamur, dan parasit. Kondisi ini juga rentan dialami oleh orang yang obesitas atau menderita diabetes tipe 2. Bisa juga disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan.

Berdasarkan hasil uji klinis, terbukti bahwa suplementasi yang mengandung curcumin bisa memperbaiki penyakit perlemakan hati atau fatty liver. Efek proteksi pada curcumin bisa menangani hepatotoksisitas akibat konsumsi obat berlebihan. Selain itu, pemberian curcumin memiliki kemampuan memperbaiki hati yang mengalami peradangan.

3. Curcumin memiliki efek imunomodulator

Jaga Kesehatan Hati dengan Curcumin, Zat Aktif pada Temulawakhealthylife.lt

Curcumin memiliki efek imunomodulator dan bisa meregulasi respons imun. Bahkan, menurut salah satu penelitian, curcumin punya peran potensial dalam mencegah atau menangani COVID-19!

"SARS-CoV-2 punya receptor-binding domain (ACE2) yang merupakan pintu masuk virus SARS-CoV-2 pada sel manusia. Dari hasil penelitian, ternyata curcumin bisa menghambat pintu masuk SARS-CoV-2," ujar Dr. Inggrid.

Curcumin juga bisa menjadi terapi suportif untuk SARS-CoV-2, tetapi masih perlu uji klinis dengan subjek penelitian yang lebih banyak. Selain itu, curcumin bisa menekan pelepasan sitokin dan menghambat badai sitokin.

Akan tetapi, penelitian ini baru pada virus Ebola dan influenza, belum diteliti spesifik untuk SARS-CoV-2. Dr. Inggrid mengatakan bahwa ada kemungkinan curcumin bisa menghambat badai sitokin pada COVID-19.

Melansir WebMD, pada banyak pasien COVID-19 dengan gejala parah, darah mereka ditemukan penuh dengan protein sistem kekebalan tingkat tinggi yang disebut sitokin.  Para ilmuwan percaya bahwa sitokin ini adalah bukti dari respons kekebalan yang disebut badai sitokin, di mana tubuh mulai menyerang sel dan jaringannya sendiri daripada hanya melawan virus.

Badai sitokin diketahui terjadi pada penyakit autoimun seperti artritis juvenil. Badai sitokin juga bisa terjadi selama pengobatan kanker tertentu, dan dapat dipicu oleh infeksi, seperti flu. Sebuah studi dalam jurnal Arthritis & Rheumatology yang terbit pada Juli 2020 lalu meneliti pasien yang meninggal karena influenza H1N1. Ditemukan bahwa 81 persen memiliki gambaran badai sitokin.

Ada pula penelitian yang mengatakan bahwa seperti infeksi lainnya, COVID-19 juga dapat menyebabkan badai sitokin dalam skala besar. Meski begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.

Baca Juga: Hepatitis A, Infeksi Organ Hati yang Bisa Dicegah dengan Vaksinasi

4. Curcumin terbukti lebih efektif bila dipadukan dengan piperine

Jaga Kesehatan Hati dengan Curcumin, Zat Aktif pada Temulawaklionedgenutrition.com

Setiap hal pasti punya kelebihan dan kekurangan. Begitu pula dengan curcumin yang kelemahannya adalah sulit diserap oleh darah dari saluran cerna. Akan tetapi, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan penyerapannya (absorpsi), misalnya mengombinasikan curcumin dengan ekstrak lada hitam atau piperine.

"Piperine diambil dari lada hitam atau cabai Jawa. Piperine telah terbukti meningkatkan bioavailabilitas dan meningkatkan kadar curcumin dalam darah. Alhasil, efektivitasnya menjadi lebih baik," jelas Dr. Inggrid.

Sebelumnya, peneliti telah menguji curcumin dan piperine pada hewan uji coba, lalu pada manusia. Hasilnya, tingkat penyerapan curcumin meningkat, bahkan hingga 2.000 persen!

5. Kombinasi curcumin dan piperine bisa digunakan sebagai pencegahan

Jaga Kesehatan Hati dengan Curcumin, Zat Aktif pada Temulawakconsumerlab.com

Sementara, menurut Prof. Wibawa, kombinasi curcumin dan piperine bisa digunakan sebagai pencegahan karena memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan. Ini bisa dikonsumsi oleh pasien dengan risiko penyakit hati, pasien hepatitis, dan pasien diabetes melitus tipe 2 agar kesehatan hatinya tetap terjaga.

"Untuk preventif, boleh saja digunakan, tidak perlu menunggu terjadi inflamasi hati. Terutama pada pasien dengan risiko gangguan hati, pasien dengan riwayat hepatitis, diabetes melitus tipe 2, atau pasien dengan kolesterol tinggi. Sebab, konsumsi curcumin bisa menjaga fungsi hati," terang Prof. Wibawa.

Begitu pula dengan pasien yang hatinya mengalami inflamasi, mengidap fatty liver, atau fibrosis. Mereka perlu mengonsumsi hepatoprotektor untuk memperbaiki fungsi hati dan melindungi sel hati yang masih sehat agar tidak rusak. Curcumin bisa dikonsumsi dalam bentuk segar maupun ekstrak yang tersedia di pasaran.

Baca Juga: 7 Penyebab Hepatitis Paling Umum, yuk Cegah Sebelum Mewabah!

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya