Pemerintah Siapkan untuk Atasi COVID-19, Ini Plus Minus Chloroquine

Sejatinya, chloroquine digunakan untuk mengobati malaria

Selain Avigan, chloroquine adalah obat yang sedang disiapkan oleh Presiden Joko Widodo saat memberikan konferensi pers di Istana Negara pada Jum'at (20/3). Pemerintah rencananya akan menyediakan 3 juta obat chloroquine untuk mengatasi COVID-19 atau wabah virus corona di Indonesia.

Sejatinya, chloroquine adalah obat anti malaria yang telah digunakan sejak tahun 1940-an. Lantas, apakah obat ini efektif dan apa efek sampingnya?

1. Digunakan untuk mengobati malaria dan penyakit autoimun

Pemerintah Siapkan untuk Atasi COVID-19, Ini Plus Minus Chloroquinetechstartups.com

Menurut laman CNBC, chloroquine sudah ada sejak tahun 1940-an. Obat ini digunakan untuk mengobati malaria dan beberapa gangguan imun. Chloroquine aman dan ditoleransi dengan baik dalam dosis ringan hingga sedang.

Berdasarkan penelitian, chloroquine efektif untuk mengobati virus yang menyebabkan sindrom pernafasan akut alias SARS, kerabat dekat COVID-19. Tetapi, tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya dalam dosis tinggi karena akan beracun dan harus dengan resep dokter.

2. Menurut penelitian, chloroquine bisa mempercepat waktu pemulihan

Pemerintah Siapkan untuk Atasi COVID-19, Ini Plus Minus Chloroquinestatnews.com

Sementara, menurut penelitian yang dilakukan oleh tim dari National Academy of Sciences mengungkapkan bahwa chloroquine mungkin akan efektif dan mempersingkat waktu pemulihan pasien COVID-19. Sehingga, mereka lebih cepat keluar dari rumah sakit, terang laman Tech Startups.

Di sisi lain, penelitian dari Centers for Disease Control and Prevention menunjukkan bahwa chloroquine berpotensi sebagai pencegahan terhadap virus corona di laboratorium. CDC juga menyebut bahwa chloroquine efektif dalam mengatasi SARS-CoV, tetapi belum tentu efektif untuk SARS-CoV-2.

3. Namun, WHO merilis efek samping menggunakan chloroquine

Pemerintah Siapkan untuk Atasi COVID-19, Ini Plus Minus Chloroquinertlnieuws.nl

Menurut penelitian oleh H. Weniger dan dipublikasikan di laman World Health Organization, ada sejumlah efek samping chloroquine. Yakni mual, muntah, sakit perut, pusing dan sakit kepala. Efek samping ini tergolong ringan dan berlangsung singkat.

Sementara, konsumsi chloroquine dalam dosis sedang atau tinggi (150-750 mg per hari) bisa menimbulkan efek toksik dalam jangka panjang. Racun ini bisa mengendap di hati, ginjal, paru-paru dan limpa, memperburuk kinerja organ serta bisa menyebabkan kematian pada dosis yang terlalu tinggi.

Oleh karena itu, penggunaan chloroquine masih perlu dikaji ulang, baik dari segi efektivitas dalam menangani COVID-19, berapa dosis yang tepat maupun efek samping yang dihasilkan.

Baca Juga: Plus Minus Avigan, Obat yang Dipesan Pemerintah untuk Atasi COVID-19

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya