10 Masalah Kulit yang Tidak Boleh Kamu Remehkan, Segera ke Dokter ya!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kulit adalah organ terbesar yang dimiliki manusia. Rata-rata orang dewasa memiliki kulit seberat 3,6 kilogram dan luas total 2 meter persegi. Meski begitu, kita terkadang masih meremehkan masalah kesehatan kulit. Padahal, ada banyak masalah kulit yang akan menjadi fatal apabila dibiarkan.
Mau tahu, apa saja masalah kulit yang tidak boleh disepelekan? Ketahui lebih lanjut lewat artikel berikut ini! Siapkan mentalmu karena gambar-gambarnya cukup mengerikan!
1. Antraks cutaneous
Antraks cutaneous terjadi ketika spora antraks menembus kulit melalui kulit yang terluka. Biasanya, ini dialami oleh orang-orang yang bekerja di bidang yang bersinggungan dengan hewan. Infeksi antraks mulai terjadi 7 hari setelah terpapar.
Daerah yang terpapar akan muncul benjolan dan akan terlihat perubahan warna menjadi merah dan hitam. Apabila tak ditangani secara serius, antraks cutaneous akan menyebabkan kematian pada 20 persen pasien, jelas laman Clinical Advisor.
2. Sindrom Steven Johnson (SSJ)
Sindrom Steven Johnson (SSJ) adalah kelainan yang langka dan berdampak pada kulit, mata, selaput lendir dan alat kelamin, ungkap laman National Health Service. Saking langkanya, SSJ hanya dialami oleh 1-2 dari 1 juta orang setiap tahunnya!
Gejala dimulai dengan demam di atas 38°C dan ruam merah di kulit, lalu lama-lama akan melepuh. Kulit yang terkena akan mengelupas dan mati. Bahkan, menurut General Home Reference, 10 persen penderita SSJ akan meninggal.
3. Necrotizing fasciitis
Kaki yang menghitam itu disebabkan oleh necrotizing fascitiis, infeksi yang menyebar di sepanjang jaringan lunak dan bisa mengancam jiwa, terang laman Ortho Bulllets. Faktor risikonya adalah memiliki sistem imun lemah, mengidap AIDS dan mengalami diabetes.
Angka kematiannya cukup besar, yakni 32 persen dari keseluruhan kasus. Gejalanya ialah timbul abses lokal dan pembengkakan, lalu muncul demam tinggi dan perubahan warna pada kulit. Untuk memastikan, dokter akan mengambil jaringan kulit (biopsi).
4. Eritema multiforme (EM)
Meski bisa dialami oleh semua orang dari segala usia, eritema multiforme (EM) paling banyak menyerang anak-anak. Pada orang dewasa, EM bisa terjadi di antara usia 20-40 tahun. Ruam EM biasanya disebabkan oleh infeksi atau pengobatan tertentu.
Eritema multiforme dibagi menjadi tiga, yaitu ruam eritema multiforme, eritema multiforme minor dan mayor. Ketiganya memiliki ciri yang berbeda-beda, tetapi kesamaannya adalah kulit kemerahan, pembengkakan dan melepuh, ujar laman Healthline.
5. Sindrom DRESS
Apa itu sindrom DRESS? Ini merupakan singkatan dari drug rash with eosinophilia and systemic symptoms. Sesuai namanya, masalah kulit ini adalah bentuk reaksi obat tertentu dan gejalanya akan muncul 2-8 minggu setelah mengonsumsi obat, jelas Only My Health.
Jangan remehkan sindrom DRESS, karena sindrom ini bisa menyebabkan kematian pada 10 persen pasien. Obat-obatan yang menjadi pemicu sindrom DRESS adalah fenitoin dan fenobarbital. Apabila kamu sensitif terhadap obat, kamu harus lebih berhati-hati.
Editor’s picks
Baca Juga: 5 Masalah Kulit Berdasarkan Usia, dari Jerawat sampai Keriput!
6. Rocky Mountain spotted fever (RMSF)
Awalnya, Rocky Mountain spotted fever (RMSF) disebut sebagai campak hitam oleh Mayor Marshal H. Wood di tahun 1896. Lalu, di tahun 1906, Howard Ricketts mengidentifikasi kalau RMSF disebabkan oleh gigitan kutu berjenis Rickettsia rickettsii.
3-7 hari setelah paparan kutu, gejala akan mulai muncul. 60 persen pasien akan mengalami ruam, sakit kepala dan demam, tutur laman Dermatology Advisor. RMSF harus segera ditangani, jika tidak, maka akan meningkatkan risiko kematian!
7. Eksim herpeticum
Sesuai namanya, eksim herpeticum disebabkan oleh infeksi virus, umumnya adalah virus herpes simplex. Penyakit ini lebih banyak menyerang bayi dan anak-anak, terutama bagi mereka yang mengidap dermatitis atopik, ungkap laman National Eczema Association.
Bagaimana gejala eksim herpeticum? Biasanya, akan muncul gumpalan lepuh kecil yang gatal dan menyakitkan. Lalu, lepuh ini akan mengeluarkan nanah saat pecah. Di saat yang bersamaan, akan terjadi demam tinggi dan pembengkakan kelenjar getah bening.
8. Toxic Shock Syndrome (TSS)
Bakteri Streptococcus dan Staphylococcus adalah penyebab utama toxic shock syndrome (TSS). Ciri-ciri yang bisa dikenali adalah demam, tekanan darah rendah serta kerusakan organ dalam seperti paru-paru, hati dan ginjal, ujar laman Medicine Net.
Angka kematian TSS cukup tinggi, yakni sekitar 50 persen pada penyakit streptokokus dan 5 persen pada penyakit stafilokokus, berdasarkan penelitian yang diterbitkan di Critical Care Clinics. Disarankan untuk menghindari pemakaian tampon agar tidak terkena TSS.
9. Pemfigus paraneoplastik
Apakah itu pemfigus paraneoplastik (PNP)? Ini merupakan gangguan autoimun yang berasal dari tumor. Antigen yang terkait dengan tumor akan memicu respons imun lalu mengakibatkan kulit dan selaput lendir melepuh.
Jangan salah, PNP bisa menyebabkan kematian. Sepertiga dari total kematian terjadi akibat insufisiensi paru-paru. Ada beberapa obat untuk menyembuhkan PNP, antara lain adalah Prednisone, Ciclosporin, Azathioprine dan Siklofosfamid.
10. Meningococcemia
Terakhir, kamu perlu mewaspadai meningococcemia. Seperti namanya, meningococcemia disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis. Bakteri ini menular dari satu orang ke orang lain melalui sekresi pernapasan, jelas laman Medicinenet.
Gejala awalnya adalah demam tinggi dan timbul ruam di kulit. Apabila dibiarkan, bisa terjadi komplikasi seperti kegagalan organ, syok septik dan bahkan kematian! Meningococcemia bisa diatasi dengan antibiotik intravena.
Nah, itulah 10 masalah kulit yang tidak boleh kamu abaikan karena bisa berisiko fatal. Semoga kita terhindar dari masalah kulit ini, ya!
Baca Juga: Jangan Malas, 7 Masalah Kulit Hadir Saat Tidak Membersihkan Makeup