Risiko Terpapar Bisphenol A atau BPA bagi Kesehatan

Penyakit apa yang akan kita hadapi?

Kehidupan manusia tidak terlepas dari plastik. Material yang licin dan tidak tembus air ini digunakan untuk menyimpan makanan, minuman, serta benda-benda lainnya. Salah satu senyawa kimia yang digunakan untuk membuat plastik adalah bisphenol A atau BPA.

Namun, benarkah paparan BPA dalam jangka panjang tidak baik bagi kesehatan? Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) memberikan penjelasan dan saran. Check this out!

1. BPA digunakan untuk membuat plastik polikarbonat dan resin

BPA merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk membuat plastik polikarbonat. Ini adalah komponen utama untuk food contact materials seperti kemasan air galon atau resin epoksi dalam lapisan pelindung kaleng.

Namun, penemuan tahun 1970 menunjukkan bahwa BPA bersifat toksik bagi organ reproduksi. Setelah melalui banyak penelitian, Kanada mengeluarkan larangan terbatas penggunaan BPA dan mengklasifikasikannya sebagai zat beracun.

Begitu pula dengan Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat yang menetapkan batas konsentrasi asupan. Pada tahun 2011, Komisi Regulasi Uni Eropa melarang penggunaan BPA pada produk botol bayi dan anak-anak.

Yang lebih ekstrem, Prancis melarang penggunaan BPA pada seluruh kemasan kotak pangan. Bahkan, negara bagian California di Amerika Serikat mewajibkan produsen untuk mencantumkan label "kemasan ini mengandung BPA yang berpotensi menyebabkan kanker, gangguan kehamilan dan sistem reproduksi."

2. Dikaitkan dengan berbagai penyakit dan gangguan kesehatan

Risiko Terpapar Bisphenol A atau BPA bagi Kesehatanilustrasi sakit pada dada (pixabay.com/Pexels)

Seperti yang sudah di-mention sebelumnya, BPA banyak digunakan pada produk-produk seperti botol plastik yang bisa dipakai kembali (reusable bottle), plastik pengemas, pelapis kaleng makanan, hingga pipa air. Namun, paparan partikel BPA dari kemasan ke dalam makanan atau minuman menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Menurut dr. Agustina Puspitasari, SpOk, SubSp.BioKO(K), Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Tidak Menular PB IDI, paparan BPA memengaruhi fisiologi yang dikendalikan oleh endokrin, kelenjar prostat, dan perkembangan otak pada janin, bayi, dan anak-anak.

Sementara itu, pada penelitian lain menunjukkan keterkaitan antara BPA dengan peningkatan tekanan darah, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular.

3. Pentingnya pemberian label BPA demi keamanan dan perlindungan kesehatan masyarakat

PB IDI mendukung upaya Badan POM RI dalam kajian regulasi pelabelan BPA pada kemasan plastik demi keamanan dan perlindungan kesehatan masyarakat. Lebih lanjut, rekomendasi IDI pada pemerintah, industri, dan masyarakat adalah:

  • Pemberian label ada atau tidaknya BPA dalam kemasan makanan dan minuman.
  • Bagi produsen dan pelaku industri, konsultasikan kandungan dan aturan pelabelan pada Badan POM RI demi keselamatan masyarakat.
  • Pilih kemasan plastik yang memiliki label bebas BPA.
  • Hindari menggunakan, menyimpan, atau mencuci botol berkali-kali dalam suhu tinggi.
  • Produsen dan konsumen harus bijak dalam memproduksi dan memilih kemasan plastik untuk melindungi kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Ternyata, Ada Miliaran Partikel Plastik Mikroskopis di Kantong Teh!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya