Vaksin MVA-BN Direkomendasikan oleh Satgas Monkeypox PB IDI

Efikasi dan keamanan menjadi pertimbangan

Pada tanggal 23 Juli 2022, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah cacar monyet atau monkeypox sebagai darurat kesehatan masyarakat global. Sekitar 104 negara telah melaporkan kasus cacar monyet, tak terkecuali Indonesia.

Update terbaru soal cacar monyet di Indonesia akan dijelaskan lebih lanjut oleh dr. Hanny Nilasari, SpKK (K), Ketua Satgas Monkeypox PB IDI, dalam Zoom meeting pada Rabu siang (21/9/2022). Simak, yuk!

1. Terdapat 62.406 kasus cacar monyet di seluruh dunia

Berdasarkan data per 19 September 2022, terdapat 62.406 kasus cacar monyet yang terkonfirmasi di seluruh dunia. Sebanyak 104 negara telah melaporkan kasus cacar monyet, termasuk Indonesia.

Hanya ada satu kasus cacar monyet di Indonesia sejauh ini, yang dialami oleh laki-laki berusia 27 tahun dan memiliki riwayat bepergian ke luar negeri. Ia terkonfirmasi cacar monyet pada 19 Agustus 2022 dan dinyatakan sembuh pada 28 Agustus 2022.

2. Sebagian besar kasus di dunia saat ini disebabkan oleh Monkeypox Clade II

Vaksin MVA-BN Direkomendasikan oleh Satgas Monkeypox PB IDIilustrasi cacar monyet (pixabay.com/Alexandra_Koch)

Menurut dr. Hanny, sebagian besar kasus cacar monyet di dunia sekarang disebabkan oleh Monkeypox Clade II. Tipe ini memiliki manifestasi klinis yang lebih ringan serta transmisi antar manusia dan mortalitas yang lebih rendah.

Manifestasi klinis ini berbeda dengan Monkeypox Clade I yang sebelumnya menyebabkan endemi di Afrika. Sebelumnya, Clade I bernama Clade Afrika Tengah dan Clade II bernama Clade Afrika Barat. WHO sengaja mengganti namanya karena khawatir akan stigma.

3. Vaksin yang direkomendasikan adalah MVA-BN

Dokter Hanny merekomendasikan vaksin Modified Vaccinia Ankaria-Bavarian Nodic (MVA-BN) generasi ketiga karena efikasi dan keamanannya. Vaksin ini diprioritaskan untuk tenaga kesehatan dan orang yang memiliki riwayat kontak dengan pasien yang terkonfirmasi cacar monyet.

"Vaksinasi tidak menghilangkan 100 persen infeksi, tapi meminimalkan risiko terjadinya komplikasi. Vaksin yang dipesan sudah melalui uji klinis, bisa langsung didistribusikan ke orang-orang yang masuk prioritas. Di negara endemis, vaksin ini sudah lama digunakan," terangnya.

Selain itu, vaksin ini aman untuk populasi risiko tinggi, seperti anak-anak, perempuan hamil, kondisi imunosupresi, dan pasien HIV. Menurutnya, vaksin sebaiknya didesentralisasi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang ditunjuk dengan alur permintaan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI.

Ia menambahkan bahwa ada 22 orang di seluruh dunia yang meninggal karena cacar monyet yang manifestasinya berat. Seluruh pasien adalah immunocompromised dan mengalami komplikasi yang menyerang susunan saraf pusat.

Baca Juga: Cacar Monyet Bersifat Self-Limiting dan Bisa Sembuh Sendiri

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya