WHO Update Rekomendasi Vaksin COVID-19, Gak Semua Orang Perlu Booster

Hanya untuk kelompok yang berisiko tinggi

Dulu, saat COVID-19 sedang ganas-ganasnya, hampir semua orang didorong untuk mendapatkan vaksin. Namun, sekarang tidak lagi. Baru-baru ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merevisi rekomendasi vaksin COVID-19, yang mana tidak semua orang perlu mendapatkan booster.

Lantas, siapa saja yang masih memerlukan booster dan apa pertimbangannya? Berikut penjelasan lengkapnya!

1. Kelompok yang lebih tua dan berisiko tinggi harus mendapatkan booster

Melihat turunnya kasus COVID-19 belakangan ini, WHO merespons dengan merevisi rekomendasi vaksinasi COVID-19. WHO mengatakan bahwa anak-anak dan remaja yang sehat mungkin tidak lagi memerlukan vaksin.

Sementara itu, kelompok berisiko tinggi masih harus mendapatkan vaksin booster antara 6-12 bulan setelah vaksinasi terakhir.

Yang dimaksud kelompok berisiko tinggi adalah orang lanjut usia (lansia), orang yang memiliki gangguan kekebalan (immunocompromised), dan petugas kesehatan garda depan.

2. Pertimbangannya adalah beban penyakit dan efektivitas biaya

WHO Update Rekomendasi Vaksin COVID-19, Gak Semua Orang Perlu Boosterilustrasi anak-anak (unsplash.com/Larm Rmah)

Anak-anak dan remaja yang sehat dikategorikan sebagai prioritas rendah untuk vaksinasi COVID-19. WHO mengatakan bahwa negara perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti beban penyakit dan efektivitas biaya sebelum merekomendasikan vaksinasi pada kelompok ini.

Di sisi lain, kelompok berisiko sedang (seperti anak-anak dan remaja dengan risiko kesehatan serta orang dewasa di bawah 60 tahun yang sehat) masih memerlukan vaksinasi primer dan booster dosis pertama. Akan tetapi, booster tambahan yang diulang secara rutin tidak direkomendasikan.

Intinya, yang memerlukan vaksinasi COVID-19 adalah mereka yang masih berisiko terkena penyakit parah, ungkap Hanna Nohynek, Ketua Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE), yang membuat rekomendasi tersebut.

3. Disarankan untuk mengejar vaksinasi lain yang terlewatkan selama pandemi

Selama ini, kita terlalu fokus dengan COVID-19, sampai vaksinasi lain terlewat begitu saja. Seperti vaksin campak, rotavirus, hingga vaksin konjugasi pneumokokus. Para orang tua perlu memastikan bahwa anak-anaknya sudah mendapatkan vaksin tersebut.

Apa yang terjadi jika vaksinasi terlambat diberikan atau bahkan tidak lengkap? Upaya meningkatkan kekebalan anak akan terhambat dan membuatnya rentan terkena penyakit.

Baca Juga: Tok! Kemenkes Izinkan Lansia di Atas 60 Tahun Dapat Vaksin Booster 

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya