Jangan Remehkan! Ini 6 Alasan Kenapa Kita Perlu Vaksin Tetanus
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mungkin dulu waktu kecil kamu sering diingatkan orang tua untuk berhati-hati saat melangkah saat bertelanjang kaki, karena kalau sampai menginjak paku, kawat, atau benda tajam lainnya kamu bisa kena tetanus.
Nasihat tersebut ada benarnya. Bakteri penyebab tetanus banyak terdapat di tanah, lumpur, dan kotoran hewan manusia. Bakteri tersebut bisa masuk ke dalam tubuh kita lewat luka terbuka di kulit, misalnya akibat luka tusuk benda tajam yang kotor.
Sering disepelekan, nyatanya tetanus adalah salah satu penyakit yang butuh penanganan medis dengan segera. Nah, beberapa penjelasan di bawah ini akan bikin kamu sadar tentang pentingnya suntik atau vaksin tetanus.
1. Diam-diam bakteri bisa masuk tubuh melalui luka
Dilansir Healthline, tetanus adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang bisa masuk ke dalam tubuh kita melalui luka. Spora dari bakteri tersebut bisa hidup di tanah, debu, air liur, termasuk pupuk kandang.
Kalau ada luka terbuka, spora bakteri bisa masuk ke tubuh dan menghasilkan bakteri beracun yang akan memengaruhi otot dan saraf.
Umumnya, luka tusuk adalah yang paling rentan terkena penyakit tetanus, meskipun luka bakar dan luka yang tidak dibersihkan dengan benar dan menyeluruh juga berisiko.
Setiap orang dengan jenis luka-luka tersebut perlu menerima suntik tetanus sesegera mungkin, bahkan bila sudah divaksin sebelumnya. Tujuannya adalah untuk membunuh bakteri Clostridium tetani, yang mana dokter akan langsung menyuntikkannya ke pembuluh darah.
2. Tetanus bisa menyerang segala usia
Menurut sebuah ulasan dalam jurnal "Developments in Biological Standardization" 1979, tetanus termasuk dalam kategori penyakit mematikan. Negara berkembang masih merasakan dampak parahnya (10-50 kasus per 100.000, terutama yang melibatkan balita dan anak-anak).
Selain itu, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), semua orang usia berapa pun bisa terkena tetanus. Namun, penyakit ini umumnya menjadi penyakit yang serius bila menyerang baru lahir yang disebut sebagai neonatal tetanus. Kebanyakan bayi yang terkena penyakit ini akan meninggal dunia.
Kabar baiknya, Indonesia telah berhasil melakukan eliminasi tetanus pada bayi dan ibu (maternal neonatal tetanus). Meskipun begitu, kita tetap mesti waspada.
Baca Juga: Mengerikan, Ini 7 Hal yang Akan Terjadi Saat Kamu Mengalami Tetanus
3. Gejala tetanus bisa muncul dalam 14 hari
Menurut keterangan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), masa inkubasi adalah antara 3-21 hari. Gejala umumnya muncul dalam waktu 14 dari sejak infeksi awal. Infeksi yang terjadi lebih cepat secara terpapar biasanya lebih parah dan memiliki prognosis yang lebih buruk.
Editor’s picks
Tanda dan gejala tetanus yang paling sering muncul, yaitu:
- Kejang.
- Sakit kepala.
- Kekakuan di rahang, leher, dan bahu, yang secara bertahap dapat meluas hingga menyebabkan kejang otot.
- Kesulitan saat menelan dan bernapas.
- Paling fatal adalah kematian yang terjadi pada 10 persen kasus.
4. Ibu hamil paling berisiko
Tetanus dapat menyerang ibu hamil dan mentransfernya ke janin. Maka dari itu, ibu hamil dianjurkan unutk mendapatkan imunisasi tetanus pada tiap kehamilannya untuk mencegah tetanus ibu dan bayi. Jangan khawatir, vaksin tetanus aman untuk kehamilan dan orang-orang dengan HIV/AIDS.
Menurut WHO dalam laman "Dasar-Dasar Keamanan Vaksin", seluruh perempuan usia subur, baik pada masa kehamilan atau tidak diberikan vaksinasi TT. Ini akan melindungi perempuan, khususnya yang sedang mengandung, karena dapat mentransfer antibodi tetanus ke janinnya.
Manfaat pemberian vaksin ini jauh melebihi potensi efek sampingnya, terutama bila paparan penyakitnya tinggi.
5. Setiap orang tidak memiliki kekebalan alami
Orang yang sembuh dari tetanus tidak memiliki kekebalan alami, sehingga bisa terinfeksi kembali. Itulah salah satu hal penting tentang pemberian tetanus, apalagi pada orang-orang yang pernah mengalaminya.
Menurut WHO, untuk perlindungan optimal dari tetanus selama hidup, kamu harus menerima tiga suntikan. Pertama adalah DPT yang didapat ketika masih bayi, diikuti booster yang mengandung tetanus toksoid (TT) pada usia (4-7 tahun), masa remaja (12-15 tahun), dan di awal masa dewasa.
6. Suntik tetanus perlu dilakukan secara rutin
Pada orang dewasa, suntik tetanus perlu dilakukan secara rutin, yaitu minimal setiap 10 tahun (karena efeknya yang berkurang). Masalahnya, jenis vaksin ini tidak dapat memberikan kekebalan seumur hidup.
Kalau kamu bepergian ke negara yang mana angka tetanusnya masih cukup banyak, pastikan untuk meng-update "status" vaksin tetanusmu.
Bila kamu tidak ingat mendapatkan suntik tetanus saat bayi, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan vaksin Tdap.
Terakhir, kalau kamu mengalami gejala tetanus yang disebutkan di atas, apalagi ada luka terbuka di tubuh, sebaiknya segera cari pertolongan medis, ya.
Sekarang mengerti, kan, betapa pentingnya imunisasi tetanus? Ingat, kalau urusan penyakit, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.
Baca Juga: 7 Penyebab Luka Lama Sembuh Ini Ternyata Sederhana, tapi Terasa Perih!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.