Jangan Sepelekan! Sering Dikira Normal, Ini 5 Macam Gangguan Haid

Bedakan mana yang normal dan mana yang tidak

Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya darah dari rahim, disebabkan oleh sel telur yang tidak dibuahi. Normalnya, siklus haid ini terjadi setiap bulan.

Sayangnya, sebagian kaum hawa mengalami kondisi haid yang tidak normal atau terjadi gangguan haid. Bahkan, beberapa gejalanya dianggap sebagai sesuatu wajar dan kerap disepelekan.

Sebagai perempuan, kita wajib tahu macam-macam gangguan haid beserta gejalanya, sehingga kita bisa segera memeriksakannya dan terhindar dari komplikasi serius.

Bersumber dari buku "Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan" tulisan Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, "Solusi Problem Wanita Dewasa" tulisan Dra. Dini Kasdu, M.Kes, dan "Seri Kesehatan Ibu dan Anak - Masa Kehamilan dan Persalinan" tulisan Iis Sinsin, jangan menyepelekan kondisi-kondisi di bawah ini.

1. Hipermenorea

Jangan Sepelekan! Sering Dikira Normal, Ini 5 Macam Gangguan Haidpixabay.com/iirliinanaa

Hipermenorea atau menoragia adalah haid dengan perdarahan yang berlebihan atau sangat banyak (lebih dari 80 ml dan darah haid keluar selama 8-10 hari). Hal ini bisa terjadi karena adanya kelainan pada rahim seperti mioma dan polip, polip di endometrium, gangguan hormon, serta efek samping dari pemasangan alat kontrasepsi IUD.

Menstruasi yang normal umumnya terjadi sekitar 3-7 hari, dengan darah yang dikeluarkan berkisar 30-40 ml.

Nah, kehilangan darah terlalu banyak dapat menyebabkan anemia. Kalau kamu mengalami gejala-gejala yang disebutkan tadi, segera periksakan ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan atau bidan, ya!

2. Hipomenorea

Jangan Sepelekan! Sering Dikira Normal, Ini 5 Macam Gangguan Haidgoodhousekeeping.com

Kebalikan dari hipermenorea, hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih sedikit dari biasanya, biasanya berupa bercak darah atau flek. Durasi perdarahannya singkat, yaitu kurang dari 3 hari.

Umumnya kondisi ini tak perlu terlalu dikhawatirkan, karena perempuan mungkin akan mengalami perubahan siklus hingga volume darah menstruasi yang keluar. Namun, terkadang hipomenorea bisa terjadi akibat masalah kesehatan tertentu.

Kemungkinan masalah yang terjadi adalah endometrium yang kurang subur karena kondisi gizi yang kurang, penyakit menahun, dan gangguan hormonal. Untuk tahu penyebab pasti hipomenorea, konsultasi dengan dokter sangat diperlukan.

Baca Juga: Haid Tidak Teratur, Sudah Coba 7 Pelancar Haid Alami Ini?

3. Amenorea

Jangan Sepelekan! Sering Dikira Normal, Ini 5 Macam Gangguan Haidunsplash.com/Erol Ahmed

Amenorea adalah terhentinya haid secara abnormal. Dikutip dari buku "Seri Kesehatan Ibu dan Anak Masa Kehamilan dan Persalinan", ada dua jenis amenorea, yaitu amenorea primer dan amenorea sekunder.

Kalau perempuan berusia 16 tahun belum mengalami siklus dan belum ada tanda-tanda pubertas di usia 14 tahun, dalam dunia medis ini disebut dengan amenorea primer. Hal ini disebabkan oleh terhambatnya perkembangan pubertas, tidak terbentuknya hormon, atau tidak terbentuknya sel telur.

Ada pula kondisi perempuan tidak mendapatkan haid 3-4 bulan berturut-turut sejak haid terakhir, yang mana ini disebut sebagai amenorea sekunder. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh olahraga yang berlebihan, gangguan produksi hormon, penurunan berat badan drastis, atau efek samping obat-obatan.

Untuk penanganan yang tepat, kamu harus konsultasi ke dokter.

4. Metroragia

Jangan Sepelekan! Sering Dikira Normal, Ini 5 Macam Gangguan Haidunsplash.com/Gabrielle Rocha Rios

Berdasarkan buku "Solusi Problem Wanita Dewasa", metroragia adalah kondisi perdarahan yang terjadi antara dua siklus haid atau perdarahan yang tidak berhubungan dengan siklus haid, yang mana volume darahnya bisa sedikit atau banyak. Sederhananya, metroragia adalah haid yang lamanya berlebihan tanpa peningkatan perdarahan.

Metroragia bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti ketidakseimbangan hormon, gangguan pada rahim, dan efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi.

Normalnya, siklus haid terjadi selama 21-35 hari. Bagi perempuan yang siklus haidnya rutin, pasti akan merasakan ada yang berbeda jika mengalami metroragia. Bila mengalami ini, konsultasikan dengan ahlinya, ya!

5. Dismenorea

Jangan Sepelekan! Sering Dikira Normal, Ini 5 Macam Gangguan Haidfreepik/rawpixel.com

Beberapa perempuan ada yang mengeluhkan nyeri di bagian bawah perut atau tepat di organ reproduksi atau rahim saat menstruasi. Ini umumnya adalah kondisi yang wajar. Namun, bila mengalami nyeri atau kram yang hebat yang sampai mengganggu aktivitas, ini patut diwaspadai. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut sebagai dismenorea. 

Terkadang, dismenorea juga disertai rasa mual, muntah, dan pusing.

Ada dua jenis dismenorea, yaitu primer dan sekunder. Dismenorea primer biasanya timbul pada masa remaja sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama dan tidak disertai riwayat infeksi panggul.

Sementara itu, pada dismenorea sekunder, gangguan haid disebabkan adanya gejala penyakit yang berhubungan dengan kandungan.

Perhatikan dengan baik, ya, setiap kali mendapatkan siklus haid. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan atau bidan jika mengalami gangguan haid atau gejala yang tidak biasa, agar segera diketahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Pandemik COVID-19 Bisa Memengaruhi Menstruasi, Ini Penjelasannya!

ninda alfi octafiani Photo Writer ninda alfi octafiani

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya