Jangan Biarkan! 5 Hal Ini Bisa Meningkatkan Risiko Retinopati Diabetik

Komplikasi diabetes yang bisa mengakibatkan kebutaan

Diabetes melitus, atau biasa disebut diabetes, kencing manis, atau penyakit gula masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Diabetes adalah kondisi seseorang memiliki kadar gula darah di atas normal. Jumlah penderitanya di Tanah Air diperkirakan terus meningkat. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah pasien diabetes di Indonesia, khususnya diabetes tipe 2, akan meningkat hingga 16,7 juta pada tahun 2045.

Masalah tak hanya di situ, karena diabetes dikenal sebagai penyakit yang dapat memunculkan komplikasi serius. Misalnya kerusakan jangka panjang, gangguan fungsi dan kegagalan organ seperti jantung, mata, ginjal, dan lainnya.

Mewaspadai retinopati diabetik

Jangan Biarkan! 5 Hal Ini Bisa Meningkatkan Risiko Retinopati Diabetikunsplash.com/christopher lemercier

Kebutaan adalah salah satu komplikasi dari diabetes yang paling ditakuti. Meski demikian, komplikasi ini termasuk yang paling mudah dihindari. Gangguan penglihatan hingga kebutaan pada pasien diabetes biasa dikenal dengan sebutan retinopati diabetik.

Menurut buku "Eye Pathology: An Atlas and Text, Third Edition" tulisan Ralph C. Eagle, Jr. dan Wolters Kluwer, retinopati diabetik adalah kelainan mata pada pasien diabetes yang diakibatkan oleh rusaknya kapiler retina, sehingga menimbulkan gangguan penglihatan. Kadar gula di dalam darah yang terlalu tinggi menyebabkan penyumbatan pembuluh darah pada retina.

Gangguan penglihatan yang diakibatkan oleh retinopati diabetik sangat beragam dan bertahap. Mulai dari yang ringan, hingga tingkatan tertentu dapat menyebabkan kebutaan permanen.

Kalau punya diabetes, kamu harus tahu kondisi apa saja yang bisa meningkatkan risiko terkena komplikasi ini. Nah, supaya lebih waspada, perhatikan baik-baik beberapa poin penting di bawah ini.

1. Durasi diabetes

Jangan Biarkan! 5 Hal Ini Bisa Meningkatkan Risiko Retinopati Diabetikmedicareworld.com

Durasi diabetes berbanding lurus dengan risiko retinopati diabetik. Artinya, semakin lama seseorang menderita diabetes, semakin besar kemungkinan ia terkena retinopati diabetik.

Menurut sebuah studi dalam jurnal "Eye and Vision" tahun 2015, pasien yang menderita diabetes selama 10-19 tahun memiliki kemungkinan dua kali lebih besar terkena retinopati diabetik. Sementara itu, mereka yang menderita diabetes lebih dari 20 tahun memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar.

Pada pasien diabetes tipe 1 yang terdiagnosis sebelum usia 30 tahun, sebanyak 50 persen dilaporkan mengalami retinopati diabetik setelah 10 tahun, dan risiko meningkat hingga 90 persen setelah 30 tahun.

Meskipun jarang berkembang dalam jangka waktu 5 tahun awal diagnosis diabetes, sebanyak 5 persen pasien diabetes tipe 2 justru terkena retinopati diabetik pada masa tersebut.

Baca Juga: Saat Pandemik, Pengidap Diabetes Harus Fokus dengan Target Gula Darah

2. Kontrol glikemik

Jangan Biarkan! 5 Hal Ini Bisa Meningkatkan Risiko Retinopati Diabetikpexels.com/PhotoMIX Company

Pasien diabetes harus selalu memperhatikan kadar gula darah agar tetap berada di kisaran normal. Hal ini sangat membantu dalam mencegah hiperglikemia ataupun hipoglikemia. Inilah yang disebut dengan kontrol glikemik.

Dalam kasus retinopati diabetik, ditemukan fakta bahwa semakin tinggi kadar gula darah seseorang, semakin besar risiko terkena. Kontrol glikemik yang ketat dan dilakukan bertahap sejak fase awal pasien terdiagnosis dapat mencegah atau memperlambat perkembangan risiko retinopati diabetik.

3. Kehamilan

Jangan Biarkan! 5 Hal Ini Bisa Meningkatkan Risiko Retinopati Diabetikpexels.com/Garon Piceli

Kehamilan merupakan salah satu faktor risiko utama dari retinopati diabetik. Komplikasi pada mata tersebut akan berkembang lebih cepat selama fase kehamilan. Hal ini dikarenakan perubahan hormon yang terjadi.

Sekitar 50-70 persen kasus tercatat mengalami perkembangan retinopati diabetik pada masa kehamilan. Waktu yang paling berisiko adalah selama trimester kedua dan dapat terus berlanjut hingga dua belas bulan setelah persalinan.

Risiko terburuk dari perkembangan retinopati diabetik saat hamil adalah gangguan penglihatan serius hingga kehilangan penglihatan. Oleh sebab itu, kontrol diabetes yang baik sangat diperlukan sebelum dan selama kehamilan. Selain itu, ada baiknya konsepsi ditunda hingga gangguan mata ditangani terlebih dulu.

American Academy of Ophthalmology merekomendasikan bahwa perempuan hamil yang punya diabetes untuk menjalani pemeriksaan mata sebelum konsepsi, khususnya untuk menentukan tingkat keparahan. Pemeriksaaan ini harus dilakukan secara berkala setiap tiga bulan hingga setelah persalinan.

4. Hipertensi

Jangan Biarkan! 5 Hal Ini Bisa Meningkatkan Risiko Retinopati Diabetikhttps://www.medlife.com/

Sebagaimana kadar gula darah yang harus dikontrol ketat, tekanan darah pun harus dipantau secara berkala. Dalam beberapa penelitian, disebutkan bahwa kontrol tekanan darah yang ketat pada pasien diabetes tipe 2 bisa mengurangi laju perkembangan retinopati diabetik sebesar 34 persen, dan risiko penurunan ketajaman penglihatan hingga 47 persen.

Menjaga tekanan darah tetap dalam batas aman sangat penting. Sebisa mungkin, tekanan darah harus kurang dari 140/80mmHg.

5. Penggunaan tembakau

Jangan Biarkan! 5 Hal Ini Bisa Meningkatkan Risiko Retinopati Diabetikunsplash.com/Andres Siimon

Orang yang merokok biasanya lebih rentan terkena komplikasi yang berhubungan dengan pembuluh darah. Retinopati diabetik, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, terjadi karena adanya penyumbatan pembuluh darah pada mata. Jadi, bisa disimpulkan kalau perokok lebih rentan mengalami komplikasi ini.

Bila kamu punya diabetes, perhatikan hal-hal di atas supaya terhindar dari retinopati diabetik. Selain berupaya untuk menjaga kadar gula darah tetap di batas normal, kamu juga dianjurkan untuk cek kesehatan mata secara rutin agar bisa mendeteksi gangguan sedini mungkin.

Baca Juga: Waspada 6 Komplikasi Diabetes, Bisa Bikin Kebutaan Hingga Kematian

Hikaru Nara Photo Writer Hikaru Nara

Full time fighter, writing for healing.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya