Cegah Mental Illness, Kenali 5 Jenis Terapi Mental Sesuai Gejalanya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belakangan ini, banyak orang yang mempunyai masalah mental dan membuatnya hidup penuh kecemasan dan kegelisahan. Hal ini perlu diselesaikan agar tidak merusak kebahagiaan hidup dan hubungan sosial dengan orang lain. Kadangkala, penderita mental illness tidak memahami jenis terapi apa yang seharusnya dilakukan.
Gejala-gejala yang terjadi perlu dibedakan untuk dapat menangani masalah mental dengan tepat. Ada beberapa jenis terapi mental yang bisa dilakukan dalam mengatasi masalah mental yang dirasakan. Untuk memudahkanmu mencegah mental illness, berikut beberapa terapi mental yang perlu kamu ketahui.
1. Terapi CBT untuk depresi dan kecemasan
CBT atau Cognitive Behavioral Therapy adalah terapi mental yang menangani masalah kecemasan dan depresi. Seseorang yang suka berpikiran negatif yang berlebihan perlu diberikan terapi CBT. Menurut NHS, CBT dilatarbelakangi oleh keterkaitan antara pikiran, perasaan, khayalan dan tindakan yang bisa dipengaruhi oleh pikiran negatif.
Dalam terapi ini, pasien dilatih untuk mengungkapkan semua masalahnya dengan berbicara. Ahli psikologi akan mengubah pola pikir pasien agar sembuh dari depresinya. Terapi CBT sudah terbukti dapat mengatasi berbagai masalah mental lainnya.
2. Terapi ACT untuk kegelisahan persisten
ACT atau Acceptance And Commitment Therapy adalah terapi mental yang menangani masalah kecemasan persisten. ACT membantu pasien yang memiliki masalah kecemasan berlebihan agar dapat hidup secara normal tanpa ada pikiran salah yang membatasinya.
Menurut Psychology Today, terapi ACT dilakukan melalui kesadaran pasien dengan menanamkan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan dapat dicapai dengan mengatasi pikiran dan perasaan negatif. Dalam terapi ini pun kamu diajarkan untuk berkomitmen melakukan perubahan mental.
Baca Juga: Mengerikan, 8 Eksperimen Psikologis Terburuk dalam Sejarah Sains
3. Terapi psikoanalisis untuk fobia, obsesi hingga kompulsi
Editor’s picks
Terapi psikoanalisis adalah salah jenis terapi yang berpusat pada alam sadar dan tidak sadar. Menurut Real Simple, seseorang yang telah menjalani terapi mental dalam setahun perlu mencoba terapi psikoanalis. Pasien dengan masalah fobia, kompulsi, pikiran negatif dan obsesi diberikan terapi psikoanalis oleh seorang ahli psikologi atau pekerja sosial yang telah berlisensi.
Pasien diajak berdiskusi dengan flashback pengalaman hidup yang telah dialaminya dengan memunculkan pengalaman masa kecil yang masih diingat dalam alam bawah sadarnya. Terapis akan membantu pasien untuk mengendalikan pikiran sadar dan tidak sadarnya.
4. Terapi DBT untuk masalah kecanduan dan hasrat ingin bunuh diri
DBT atau Dialectical Behavioral Therapy adalah salah satu jenis terapi untuk menangani masalah kecanduan dan pikiran ingin bunuh diri. Terapi ini dilakukan dengan menggabungkan terapi individu dan terapi kelompok. DBT berpusat pada pengaturan emosi, perhatian dan keterampilan pasien.
Menurut Webmd, DBT memproses pengalaman hidup pasien dan mengubahnya agar tidak melakukan tindakan yang merusak diri sendiri. Orang-orang yang memiliki kepribadian ambang dengan emosi yang berlebihan, kecanduan terhadap suatu hal, pikiran negatif dan tindakan ingin bunuh diri memerlukan perawatan terapis DBT untuk mengubah pola pikirnya.
5. Terapi seni untuk stress pasca trauma hingga depresi
Terapi seni atau Art Therapy adalah jenis terapi yang menangani masalah mental seperti stress pasca trauma hingga depresi. Menurut Real Simple, terapi ini bersifat integratif yang memadukan pengelolaan dan mitigasi masalah mental pada orang dewasa dan anak-anak.
Seni membuat pasien lebih aktif dan kreatif untuk mengekspresikan diri dengan memusatkan pada psikologis dan emosionalnya. Menurut Asosiasi Terapi Seni Amerika (AATA), terapi seni dapat meningkatkan kemampuan kognitif, menumbuhkan kekuatan emosional, meluaskan wawasan dan mengembangkan keterampilan sosial.
Nah, jika kamu merasa ada yang tidak beres dengan kondisi mentalmu, jangan self diagnose dulu, ya. Segera temui psikolog atau psikiater agar kondisimu membaik dan tahu cara pengobatan yang tepat.
Baca Juga: 6 Alasan Kenapa Silent Retreat Sangat Baik untuk Kesehatan Mental
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.