Abses Paru: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Penyebab paling umumnya adalah aspirasi bakteri dari mulut

Abses paru adalah rongga berisi nanah di paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Biasanya ini disebabkan oleh infeksi bakteri, tetapi bisa juga diakibatkan oleh jamur atau parasit.

Abses paru bisa sulit untuk diobati dan juga bisa mengancam nyawa. Apabila abses paru berlangsung kurang dari 4 hingga 6 minggu, ini dianggap akut. Jika abses paru berlangsung lebih lama dari itu, ini dikategorikan kronis.

1. Gejala

Dilansir Verywell Health, tanda dan gejala awal dari abses paru dapat meliputi:

  • Demam (38,3 derajat Celcius atau lebih tinggi) dan menggigil.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Batuk terus-menerus. Awalnya, ini merupakan batuk kering, tetapi dapat menjadi batuk produktif (batuk berdahak), khususnya jika abses ruptur atau pecah ke dalam bronkus.

Tanda dan gejala tahap lanjut mungkin termasuk:

  • Rasa sakit saat bernapas dalam.
  • Batuk darah (hemoptisis).
  • Sesak napas.
  • Dahak atau sputum berbau atau terasa busuk.
  • Penurunan berat badan yang tidak diinginkan.
  • Kelelahan.
  • Jari clubbing, yaitu tampilan kuku seperti sendok terbalik.

2. Penyebab dan faktor risiko

Abses Paru: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi gejala pneumonia (pixabay.com/Anastasia Gepp)

Abses paru dapat bersifat primer atau sekunder. Abses paru primer berkembang dalam wilayah pneumonia atau penyakit paru lainnya, sementara abses paru sekunder terjadi ketika infeksi dari bagian tubuh lain menyebar ke paru-paru.

Abses bisa tunggal atau multipel. Beberapa abses cenderung terjadi dengan pneumonia atau karena sepsis.

Penyebab paling umum dari abses paru adalah aspirasi bakteri dari mulut.

Penyebab dan faktor risiko abses paru primer

Beberapa kondisi yang secara langsung memengaruhi paru-paru dapat menjadi predisposisi abses paru.

  • Pneumonia: Tipe pneumonia apa pun, termasuk pneumonia aspirasi, dapat menyebabkan abses khususnya jika terlambat didiagnosis dan ditangani.
  • Tumor: Kanker berkontribusi pada pembentukan abses paru pada sekitar 10 persen atau 15 persen orang. Obstruksi saluran udara akibat tumor sering menyebabkan pneumonia pasca-obstruktif, yang mengarah ke abses. Karsinoma sel skuamosa paru adalah bentuk paling umum dari kanker paru-paru yang menyebabkan abses paru-paru, tetapi kanker lain, seperti limfoma, juga dapat menyebabkannya.
  • Penyakit paru-paru: Penyakit paru-paru seperti bronkiektasis, fibrosis kistik, kontusio paru atau memar paru, dan infark yang terinfeksi bisa menyebabkan abses paru.
  • Defisiensi imun: Sindrom imunodefisiensi kongenital, serta yang didapat (seperti HIV/AIDS atau karena kemoterapi), dapat menyebabkan abses paru.

Penyebab abses paru sekunder

Abses paru sekunder dapat terjadi ketika infeksi dari area tubuh lain menyebar ke paru-paru. Ini dapat muncul melalui inhalasi (aspirasi), lewat aliran darah, atau dari luar tubuh (seperti trauma penetrasi). 

Penyebab abses paru sekunder dapat meliputi:

  • Aspirasi bahan infektif dari mulut dan saluran napas atas.
  • Emboli septik: Infeksi dapat menyebar melalui aliran darah ke paru-paru dari area tromboflebitis, katup jantung yang terinfeksi (endokarditis infeksi), kateter sentral yang terinfeksi, atau penyalahgunaan obat intravena.
  • Penetrasi: Infeksi dapat menembus ke paru-paru dari daerah terdekat seperti kerongkongan, infeksi mediastinum, atau abses di bawah diafragma (abses subphrenic).

Faktor risiko abses paru

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko abses paru termasuk:

  • Penurunan tingkat kesadaran yang menyebabkan aspirasi: Alkohol dan penggunaan obat lain, stroke, anestesi umum, gangguan kejang, dan ventilasi mekanis.
  • Penurunan kontrol otot: Kondisi neuromuskular yang menyebabkan disfagia (kesulitan menelan) atau ketidakmampuan untuk batuk.
  • Masalah gigi: Kerusakan gigi, kebersihan gigi yang buruk, serta infeksi gigi dan periodontal (misalnya penyakit gusi).
  • Kondisi saluran napas atas: Infeksi sinus dan operasi orofaringeal.
  • Imunosupresi: Penggunaan kortikosteroid jangka panjang, obat imunosupresan, sepsis, usia lanjut, dan malnutrisi.
  • Kondisi medis lain: Diabetes (terutama faktor risiko abses paru dengan Klebsiella), penyakit refluks gastroesofageal, obstruksi bronkus, infeksi sendi dan otot, dan sepsis.

Penyalahgunaan alkohol adalah faktor risiko paling umum untuk abses paru.

3. Patogen

Abses paru paling sering mengandung kombinasi bakteri aerob (bakteri yang hidup dalam oksigen) dan anaerob, dengan rata-rata enam atau tujuh spesies yang berbeda.

Jenis bakteri yang ada bervariasi tergantung penyebab yang mendasarinya, apakah infeksi dimulai di komunitas atau di rumah sakit, dan geografi.

Bakteri anaerob biasanya paling dominan dan ini dapat mencakup:

  • Bacteroides.
  • Fusobacterium.
  • Peptostreptococcus magnus (sekarang disebut Finegoldia magna).
  • Prevotella melaninogenica.
  • Porphyromonas.
  • Bacteroides fragilis.
  • Clostridium perfringens.
  • Veillonella (lebih umum pada anak-anak yang telah menjalani operasi, dan pada orang dengan kanker atau imunodefisiensi).

Bakteri aerob juga sering ditemukan, terutama pada orang dengan gangguan sistem imun. Ini mungkin termasuk:

  • Klebsiella pneumoniae.
  • Haemophilus influenzae.
  • Pseudomonas aeruginosa.
  • Legionella.
  • Staphylococcus aureus, termasuk Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
  • Streptoccous pneumoniae, Streptococcus pyogenes, Streptoccocus anginosus, atau strep grup B.
  • Spesies Nocardia.
  • Spesies Actinomyces.
  • Burkholderia pseudomallei (Asia Tenggara).
  • Spesies Mycobacterium.

Parasit:

  • Entamoeba histolytica (kista hidatid).
  • Paragoonimus westermani.
  • Echinococcus.

Jamur:

  • Aspergillus.
  • Blastomyces.
  • Histoplasma.
  • Cryptococcus.
  • Coccidioides.
  • Fusarium.

Bakteri terkait penyebab yang mendasari

Jenis bakteri yang ditemukan dalam abses terkait dengan penyebab dan faktor risiko yang mendasarinya. Misalnya:

  • Staph. aureus adalah penyebab umum abses dan lebih sering ditemukan pada abses sekunder, seperti yang berhubungan dengan infeksi katup jantung.
  • Bakteri umum lainnya yang ditemukan pada abses paru sekunder termasuk Streptococcus, Klebsiella, Pseudomonas, Haemophilus parainfluenzae, Acinetobacter, dan Escherichia coli.
  • Abses paru primer sering disebabkan oleh bakteri anaerob seperti Bacteroides, Clostridium, dan Fusobacterium.

Baca Juga: Abses Payudara: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

4. Komplikasi yang dapat terjadi

Abses Paru: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi komplikasi abses paru (pexels.com/RODNAE Productions)

Jika abses paru berlanjut atau jika terlambat didiagnosis, maka komplikasi dapat terjadi, seperti:

  • Empiema: Abses dapat pecah ke dalam rongga pleura, ruang antara selaput yang melapisi paru-paru.
  • Fistula bronkopleural: Fistula (saluran abnormal) dapat berkembang antara bronkus dan rongga pleura.
  • Gangren paru-paru.
  • Perdarahan ke paru-paru.
  • Emboli septik: Potongan abses dapat pecah dan menyebar ke daerah lain di tubuh, terutama otak, yang mengakibatkan abses otak atau stroke.
  • Amiloidosis sekunder.

5. Diagnosis

Seperti dipaparkan dalam laman WebMD, abses paru biasanya didiagnosis dengan dua cara, yaitu:

  • Sinar-X dada: Ini menginformasikan dokter lokasi abses.
  • CT scan dada: Dokter mencari rongga berisi udara dan cairan di tengah paru-paru.

Dokter mungkin akan menggunakan alat yang disebut bronkoskop, tabung tipis dengan lampu dan kamera di ujungnya, untuk mendapatkan sampel dahak atau jaringan paru-paru untuk tes lebih lanjut jika:

  • Antibiotik tidak membantu.
  • Dokter mencurigai adanya penyumbatan pada saluran udara.
  • Sistem kekebalan tubuh rusak.

Selain itu, dokter juga dapat memesan analisis atau kultur bakteri. Sampel dahak kadang-kadang diambil, tetapi ini cenderung tidak akurat.

Kultur darah sering kali negatif ketika anaerob adalah jenis bakteri yang dominan hadir karena organisme ini dapat memakan waktu lebih lama untuk tumbuh dalam darah.

Perbedaan diagnosis

Langkah pertama yang penting dalam mengevaluasi abses paru adalah membedakan abses dari empiema, meskipun empiema dapat terjadi sebagai komplikasi abses. Pada pencitraan, abses paru tampak sebagai rongga bundar di dalam paru-paru, sedangkan empiema terletak di rongga pleura (di luar paru-paru atau antara paru-paru dan dinding dada).

Ada sejumlah kondisi selain abses yang dapat menyebabkan kavitasi di paru-paru. Beberapa di antaranya adalah:

  • Rongga tuberkulosis.
  • Infark paru, yang merupakan area kematian sel di paru-paru karena kurangnya aliran darah.
  • Lesi kavitas akibat kanker paru-paru.
  • Infeksi jamur.
  • Granuloma karena nodul reumatoid di paru-paru.
  • Pneumonia nekrotikans, yang biasanya ditandai dengan beberapa area kavitasi.

7. Pengobatan

Abses Paru: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Ada beberapa cara untuk mengobati abses paru, yaitu dengan:

  • Antibiotik: Kebanyakan orang mendapatkan antibiotik secara intravena hingga 3-8 minggu. Selanjutnya pemberian antibiotik akan dilanjutkan secara oral. Pengobatan dengan antibiotik biasanya akan terus dilakukan hingga rontgen dada menunjukkan bahwa abses telah hilang.
  • Drainase: Ini mungkin diperlukan jika abses berdiameter 6 sentimeter (cm) atau lebih. Dokter akan menggunakan CT scan untuk memandu mereka saat mereka memasukkan pipa saluran melalui dinding dada ke dalam abses.
  • Pembedahan: Jarang, tetapi beberapa orang memerlukan pembedahan untuk mengangkat bagian paru-paru dengan abses Kadang, seluruh paru-paru harus dikeluarkan untuk menghilangkan infeksi. Pembedahan juga dapat membantu mengeluarkan benda asing.

Deteksi dan pengobatan dini abses paru penting untuk mengurangi risiko komplikasi. Seperti banyak kondisi lainnya, pencegahan adalah kunci. Kebersihan gigi yang baik, perhatian medis segera untuk kecurigaan pneumonia, manajemen gula darah yang baik untuk orang dengan diabetes, dan manajemen saluran napas dapat membantu mengurangi risiko abses paru.

Baca Juga: Abses Otak: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya