Apakah Kafein Bisa Mengurangi Risiko Kanker Payudara?

Ada banyak faktor yang berperan

Mungkin ada hubungan antara konsumsi kafein dan kanker payudara. Namun, hasil percobaan tidak konsisten, dan faktor-faktor seperti metode brewing dan teknik persiapan lainnya berkontribusi terhadap hasil penelitian yang bertentangan atau bervariasi.

Apa saja hubungan yang telah ditemukan antara kafein dan kanker payudara? Apakah kafein bisa menurunkan risiko kanker payudara? Ulasan di bawah ini akan membantu menjawab pertanyaan tersebut.

Kafein dan risiko kanker payudara

Apakah Kafein Bisa Mengurangi Risiko Kanker Payudara?ilustrasi perempuan minum kopi (vecteezy.com/maxskyohm27626627)

Konsumsi kafein telah dikaitkan dengan penurunan risiko kanker payudara dalam beberapa penelitian, meskipun hasilnya tidak konsisten. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk alasan kemungkinan hubungan, serta waktu dan jumlah kafein yang berpotensi berpengaruh terhadap kanker payudara.

Tim peneliti Italia memeriksa 21 penelitian mengenai hal tersebut, tetapi mereka tidak dapat menemukan hubungan yang jelas antara konsumsi kafein dan risiko kanker payudara. Namun, minum empat cangkir kopi per hari dikaitkan dengan penurunan risiko 10 persen pada wanita pascamenopause, menurut studi dalam jurnal Clinical Cancer Research tahun 2018.

Sementara itu, studi di Swedia dalam International Journal of Cancer tahun 2015 menemukan bahwa konsumsi kopi dikaitkan dengan sedikit penurunan risiko kanker payudara, dan konsumsi teh dikaitkan dengan peningkatan risiko.

Tim peneliti yang melakukan uji coba multinasional besar juga menemukan bahwa asupan kopi berkafein yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko kanker payudara yang lebih rendah pada perempuan pascamenopause, sedangkan kopi tanpa kafein tidak dikaitkan dengan dampak apa pun, mengutip studi dalam Breast Cancer Research tahun 2015.

Hasil studi yang kontradiktif

Dari paparan temuan studi di atas, bisa dilihat kalau hubungan antara kafein dan kanker payudara rumit dan tidak jelas. Tentunya topik ini butuh penelitian lebih lanjut.

Studi Swedia yang menunjukkan pengurangan kanker payudara pada perempuan pascamenopause yang mengonsumsi kopi juga menemukan bahwa konsumsi teh berkafein dikaitkan dengan peningkatan kanker payudara, meski alasannya tidak jelas.

Dan, uji coba multinasional, yang juga mengamati konsumsi teh dan kopi, tidak membuktikan adanya hubungan antara teh (atau kopi tanpa kafein) dan kanker payudara pramenopause atau pascamenopause.

Selain itu, percobaan multisenter dalam jurnal Cancer Causes & Control tahun 2018 yang berbeda (melibatkan lebih dari satu lembaga penelitian) menunjukkan bahwa efek kopi yang berpotensi memberi manfaat pada kanker payudara harus ditimbang dengan hati-hati ketika berhubungan dengan perempuan pascamenopause yang menggunakan terapi hormon.

Menurut penelitian tersebut:

  • Perempuan pascamenopause yang mengonsumsi lebih dari empat cangkir kopi per hari memiliki 16 persen penurunan risiko kanker payudara dibanding perempuan yang mengonsumsi kurang dari tujuh cangkir kopi per minggu.
  • Akan tetapi, perempuan yang menggunakan terapi hormon pascamenopause dan mengonsumsi lebih dari empat cangkir kopi per hari memiliki risiko kanker payudara 22 persen lebih besar daripada perempuan yang mengonsumsi kurang dari tujuh cangkir per minggu.

Metode pembuatan kopi dan teh

Metode pembuatan minuman berkafein menambah variabel lain. Studi dalam jurnal Scientific Reports tahun 2018 terhadap perempuan di Hong Kong menemukan bahwa mengonsumsi kopi tidak meningkatkan risiko kanker payudara. Namun, ketika dipecah dengan metode persiapan, ada perbedaan yang signifikan.

Perempuan yang minum kopi seduh misalnya, rata-rata 52 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan kanker payudara. Sebaliknya, mereka yang minum kopi instan 50 persen lebih mungkin terkena kanker payudara.

Teknik membuat teh hijau dan kopi dikatakan dapat memengaruhi fitonutrien serta karsinogen (zat penyebab kanker).

Baca Juga: Kanker Payudara dan Kanker Serviks, Ancaman Utama Perempuan

Mengombinasikan kafein dengan terapi tradisional

Apakah Kafein Bisa Mengurangi Risiko Kanker Payudara?ilustrasi espresso (vecteezy.com/Candy Halls)

Ada banyak faktor yang berperan dalam hubungan antara kopi dan kanker payudara, dan efeknya bila dikombinasikan dengan pengobatan kanker sudah mulai diteliti.

Kafein memiliki fungsi antioksidan dan antiinflamasi. Antioksidan menangkal oksidasi, yaitu proses kimia yang menyebabkan kanker dan penyakit jantung. Peradangan memperburuk berbagai penyakit, termasuk kanker.

  • Sebuah studi dalam International Journal of Molecular Sciences tahun 2020 menunjukkan bahwa kafein yang dikombinasikan dengan obat kemoterapi cisplatin di laboratorium meningkatkan efek obat pada sel kanker payudara triple-negatif. Kanker payudara triple-negatif sangat agresif karena tidak adanya reseptor hormon.
  • Studi dalam jurnal Clinical Cancer Research tahun 2015 mencatat bahwa perempuan yang mengonsumsi kafein dalam jumlah tinggi dan diobati dengan tamoxifen untuk pencegahan kanker payudara lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan kondisi tersebut. Para peneliti juga mengevaluasi respons sel kanker terhadap kafein di laboratorium dan menemukan bahwa pertumbuhan sel ditekan dalam sampel reseptor estrogen positif (ER+) dan reseptor estrogen negatif (ER-). Para peneliti berteori bahwa kafein bisa membuat perempuan lebih peka terhadap efek menguntungkan dari tamoxifen.

Catatan penting, karena temuan dalam percobaan laboratorium tidak selalu sama ketika diterapkan pada manusia, efek kafein pada sel kanker payudara harus direplikasi pada manusia dalam uji klinis sebelum diterima sebagai bagian pengobatan untuk kanker payudara.

Apakah kafein dapat memengaruhi hasil dari kanker payudara?

Apakah Kafein Bisa Mengurangi Risiko Kanker Payudara?ilustrasi minum kopi (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Dilansir American Institute for Cancer Research, ada penelitian tahun 2021 yang menunjukkan bahwa kopi dapat meningkatkan kelangsungan hidup kanker payudara. Orang yang minum lebih dari tiga cangkir kopi sehari memiliki risiko kematian akibat kanker payudara 25 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi.

Orang yang minum tiga cangkir teh setiap hari setelah diagnosis kanker payudara memiliki risiko kematian 26 persen lebih rendah dari penyebab apa pun dibandingkan dengan orang yang tidak minum teh.

Faktor lain yang memengaruhi kelangsungan hidup termasuk pengobatan kanker payudara, indeks massa tubuh, dan aktivitas fisik.

Banyak orang yang pernah didiagnosis kanker khawatir akan risiko kekambuhan atau kemunculan kembali kanker. Walaupun tidak ada bukti kuat tentang asupan kopi dan risiko kekambuhan kanker payudara, tetapi minuman teh hijau berkafein mungkin bisa menjadi pilihan untuk dipertimbangkan.

Dijelaskan dalam laman Verywell Health, teh hijau telah terbukti memiliki sifat antikanker, dan konsumsinya tampaknya mengurangi risiko kambuhnya kanker payudara (kanker yang kembali setelah lima tahun).

Untuk peminum kopi reguler, minum satu cangkir bisa menjadi cara yang baik untuk memulai hari dan membantu fokus. Ini juga dapat membantu mengatasi sakit kepala, bahkan migrain. Namun, orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti hipertensi, mungkin perlu mengurangi kafein.

Di luar potensi pengaruhnya terhadap risiko kanker, kafein dapat memengaruhi nyeri payudara. Misalnya, beberapa perempuan dengan jaringan payudara fibrokistik memperhatikan bahwa ketika mereka menghindari produk berkafein, gejala payudara membaik. Ini mungkin terkait dengan kecenderungan kafein untuk meningkatkan kesadaran akan gejala, yang dapat meningkatkan sensitivitas nyeri.

Kafein mungkin berdampak pada kanker payudara, tetapi penting untuk diingat bahwa terapi hormon dan faktor risiko lainnya memainkan peran yang jauh lebih kuat dalam risiko kanker payudara daripada kopi atau teh.

Baca Juga: Penyakit Paget Payudara: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya