Apakah Kulit Gatal Bisa Menandakan Kanker?

Rasa gatal cenderung terjadi di seluruh tubuh

Apakah kamu merasakan kulit gatal yang tak kunjung hilang? Juga dikenal sebagai pruritus, ini bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, termasuk alergi dan kulit kering; berbagai kondisi kulit seperti eksem; dan bahkan beberapa losion dan detergen tertentu.

Kabar baiknya, kulit gatal biasanya bukan merupakan tanda kanker. Gejala ini mungkin terjadi karena komplikasi penyakit, dan kulit gatal serta bersisik serta ruam merupakan efek samping yang umum dari beberapa obat kanker.

Akan tetapi, dalam kasus yang jarang, kulit gatal bisa menjadi gejala atau bahkan tanda pertama dari beberapa jenis kanker, termasuk kanker yang berhubungan dengan darah, kulit, hati, kandung empedu, dan kanker saluran empedu. 

Gatal dapat terjadi karena iritasi langsung pada kulit, seperti kanker kulit atau kanker lain yang telah menyebar, atau bermetastasis, ke kulit.

Di lain waktu, rasa gatal disebabkan oleh penumpukan garam empedu di bawah kulit, seperti kanker darah atau kanker saluran empedu, atau karena zat yang dilepaskan dari tumor atau sebagai respons terhadap tumor. Tumor adalah pertumbuhan jaringan abnormal yang dapat bersifat kanker.

Meskipun sulit membedakan gatal akibat kanker dengan gatal akibat penyebab lain, tetapi ada beberapa petunjuknya. Berikut ini jenis kanker yang paling sering dikaitkan dengan rasa gatal dan tanda-tanda peringatan potensial.

Seberapa umum kulit gatal menandakan kanker?

Sering kali, rasa gatal disebabkan oleh hal lain selain kanker. Tidak diketahui secara pasti seberapa sering rasa gatal muncul sebagai gejala atau gejala pertama kanker, tetapi diperkirakan penyakit sistemik atau penyakit yang mendasarinya di seluruh tubuh—seperti penyakit hati, penyakit ginjal, kelainan darah, atau kanker—terjadi pada 10 persen hingga 50 persen orang yang mengalami gatal-gatal di sekujur tubuhnya (The Scientific World Journal, 2015).

Jenis gatal ini dikenal sebagai gatal umum (generalized itching).

Dalam sebuah penelitian yang mengamati hampir 17.000 pasien dengan gatal-gatal dalam Johns Hopkins Health System, mereka yang mengalami gatal-gatal secara umum hampir enam kali lebih mungkin terkena kanker dibandingkan yang tidak mengalaminya.

Menurut laporan dalam Journal of the American Academy of Dermatology (2019), kanker yang paling sering dikaitkan dengan gatal meliputi:

  • Kanker yang berhubungan dengan darah (leukemia dan limfoma).
  • Kanker kulit.
  • Kanker hati.
  • Kanker kandung empedu.
  • Kanker saluran empedu.

Namun, gatal bisa menjadi gejala dari sejumlah kanker lainnya.

Dalam studi tersebut, pasien berkulit hitam lebih mungkin menderita kanker kulit, kanker jaringan lunak (seperti sarkoma yang berasal dari otot dan lemak), dan kanker yang berhubungan dengan darah sebagai penyebab utama rasa gatal mereka. Pasien berkulit putih lebih mungkin menderita kanker hati, kanker paru-paru, kanker saluran pencernaan, dan kanker saluran reproduksi perempuan, seperti kanker ovarium.

Di antara peserta yang baru terdiagnosis kanker, 30 persen peserta mengidap limfoma Hodgkin, 15 persen pengidap limfoma non-Hodgkin, 5 persen pengidap leukemia, dan lebih dari 50 persen penderita kelainan yang dikenal sebagai neoplasma mieloproliferatif yang menyebabkan kelebihan produksi sel darah mengalami rasa gatal yang parah.

Limfoma adalah jenis kanker darah yang memengaruhi sistem limfatik, seperti kelenjar getah bening, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sementara itu, leukemia adalah salah satu bentuk kanker darah yang memengaruhi produksi sel darah putih di sumsum tulang.

Apakah kanker bisa menyebabkan gatal?

Apakah Kulit Gatal Bisa Menandakan Kanker?ilustrasi kulit gatal-gatal (commons.wikimedia.org/Orrling and Tomer S)

Gatal yang berhubungan dengan kanker kadang identik dengan gatal yang berhubungan dengan kondisi kulit atau penyebab non kanker lainnya. Namun, mungkin ada bebeapa ciri yang berbeda.

Dilansir Verywell Health, tanda-tanda gatal yang berhubungan dengan kanker mungkin termasuk:

  • Gatal sebagai respons terhadap air (pruritus akuagenik).
  • Tidak ada ruam atau gatal-gatal (meski terkadang ruam terjadi karena garukan berulang kali).
  • Adanya gejala lain seperti perubahan warna kulit menjadi kekuningan (ikterus), dan gejala B (B symptom) yang merupakan gejala limfoma di seluruh tubuh antara lain demam, penurunan berat badan, dan keringat malam yang membasahi tubuh.

Selain itu, rasa gatal yang berhubungan dengan kanker mungkin terasa paling parah di kaki bagian bawah dan dada dan mungkin berhubungan dengan sensasi terbakar.

Baca Juga: Apa Itu Metastasis? Kondisi saat Kanker Menyebar

Bagaimana cara kanker menyebabkan gatal?

Ada beberapa cara untuk kanker bisa menyebabkan gatal. Tubuh mengandung ujung saraf yang menimbulkan rasa gatal, mirip reseptor rasa sakit yang menimbulkan rasa sakit. Secara umum, apa pun yang mengiritasi ujung saraf ini dapat menyebabkan gatal.

1. Peradangan langsung

Kanker yang menyerang kulit atau selaput lendir yang melapisi struktur tubuh dapat menyebabkan peradangan yang memicu gatal. Ini mungkin termasuk berbagai jenis kanker kulit, kanker payudara seperti kanker payudara inflamasi, penyakit Paget pada puting susu, dan tentu saja kanker apa pun yang menyebar ke kulit.

Menurut American Cancer Society, peradangan langsung juga dapat menimbulkan rasa gatal yang berhubungan dengan kanker vulva dan dubur.

2. Penumpukan garam empedu

Empedu adalah cairan pencernaan yang diproduksi oleh hati dan sebagian besar terbuat dari garam empedu.

Saluran empedu yang tersumbat, yaitu saluran yang membawa empedu dari hati, atau kerusakan sel darah merah, keduanya dapat menyebabkan penumpukan garam empedu di bawah kulit. Hal ini sering kali menyebabkan rasa gatal yang parah.

Ini mungkin terjadi pada leukemia dan limfoma akibat kerusakan sel darah. Ini juga dapat terjadi pada kanker perut, seperti kanker hati dan kandung empedu, dan kanker apa pun yang menyebar ke hati seperti kanker payudara, paru-paru, usus besar, dan banyak lagi.

Terkadan,  penumpukan garam empedu dikaitkan dengan penyakit kuning, walaupun tidak selalu.

3. Pelepasan bahan kimia

Zat yang dikeluarkan oleh tumor kanker atau oleh tubuh sebagai respons terhadap tumor dapat memengaruhi banyak sistem tubuh dan menyebabkan tanda dan gejala tertentu, termasuk gatal.

Bila timbul gejala akibat zat kimia tersebut, dilansir Cleveland Clinic, ini disebut sindrom paraneoplastik.

Rasa gatal ini sering kali paling parah dirasakan pada kaki.

Dalam beberapa kasus, gatal dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan menjelang diagnosis kanker seperti kanker paru-paru non sel kecil, limfoma, kanker payudara, atau kanker ovarium.

Diperkirakan sindrom paraneoplastik berkembang pada sekitar 20 persen pasien kanker.

Beberapa bahan kimia tubuh yang dapat menyebabkan rasa gatal antara lain:

  • Sitokin: Protein inflamasi yang dilepaskan dari sel-sel sistem kekebalan tubuh dan sering kali merupakan respons terhadap limfoma.
  • Zat P: Zat pemberi sinyal yang dapat dikenali oleh sistem imun dan sistem saraf.
  • Prostaglandin: Hormon yang memengaruhi sinyal rasa sakit dan peradangan.

Beberapa bahan kimia ini bekerja langsung pada ujung saraf sehingga menyebabkan rasa gatal, sedangkan bahan kimia lainnya dapat menyebabkan pelepasan histamin, suatu protein yang terlibat dalam reaksi alergi. Histamin dilepaskan oleh sel mast, sel kekebalan yang menonjol di kulit.

Gatal yang merupakan gejala kanker dapat terjadi sendiri, atau dapat disertai dengan ruam seperti:

  • Eritroderma: Kulit merah dan bersisik parah yang dimulai bercak dan menyebar ke seluruh tubuh.
  • Akantosis nigrikans: Kulit gelap dan menebal yang terletak di lipatan kulit.
  • Dermatomyositis: Ruam yang terjadi bersamaan dengan kelemahan otot.
  • Penyakit Grover: Ruam gatal di dada dan punggung.
  • Keratosis seboroik erupsi: Munculnya pertumbuhan seperti kutil secara tiba-tiba.

4. Perubahan hormonal

Perubahan hormonal yang berhubungan dengan kanker atau pengobatan kanker dapat menyebabkan rasa gatal dalam beberapa cara.

Menopause pada perempuan dapat menyebabkan kulit kering. Hal ini dapat terjadi terlepas dari apakah menopause terjadi secara alami, konsekuensi dari pembedahan, atau disebabkan secara medis karena pengobatan, seperti pengobatan kanker payudara.

Perubahan hormonal juga dapat menyebabkan hot flash. Rasa panas yang sering kali diikuti dengan keringat dapat dengan mudah menyebabkan rasa gatal.

5. Proses lainnya

Ada beberapa cara lain kanker menyebabkan gatal. Sebagai contoh, sel mast yang melepaskan histamin mungkin menjadi terlalu aktif pada beberapa jenis kanker, terutama bila terkena air panas. Hal ini paling umum terjadi pada kanker yang berhubungan dengan darah.

4. Jenis kanker yang bisa menyebabkan gatal

Apakah Kulit Gatal Bisa Menandakan Kanker?ilustrasi kulit gatal (freepik.com/freepik)

Ada beberapa jenis kanker yang lebih mungkin menyebabkan rasa gatal. Kadang, rasa gatalnya parah dan sering terjadi, sedangkan di lain waktu bisa terjadi terus-menerus atau hanya setelah mandi air panas.

1. Kanker darah

Semua jenis kanker yang berhubungan dengan darah dapat menyebabkan rasa gatal, tetapi penyebab paling umum meliputi:

Limfoma sel T kulit adalah jenis kanker langka yang dimulai pada sel T, sejenis sel darah putih, dan dapat menyebabkannya menyerang kulit. Hal ini dapat menyebabkan kemerahan seperti ruam, bercak bersisik, atau tumor.

Jenis limfoma sel T kulit yang paling umum disebut mycosis fungoides. Bentuk yang kurang umum disebut sindrom Sezary dapat menyebabkan kemerahan di seluruh tubuh.

Pada limfoma sel T kulit, kanker dapat menyebabkan rasa gatal karena keterlibatan langsung pada kulit dan pelepasan zat inflamasi, seperti sitokin yang disebut interleukin-31.

Contoh lain yang dapat menyebabkan gatal adalah sindrom mielodisplastik yang menyebabkan rendahnya jumlah sel darah dan kelainan mieloproliferatif yang menyebabkan produksi sel darah berlebih.

Sindrom mielodisplastik dan kelainan mieloproliferatif kronis dianggap sebagai jenis kanker. Beberapa sindrom mielodisplastik berkembang menjadi leukemia.

Pada kanker darah yang tumbuh lambat, seperti limfoma sel T atau sindrom mielodiplastik kronis, rasa gatal yang dipicu oleh air bahkan mungkin muncul selama bertahun-tahun sebelum kanker didiagnosis.

2. Kanker kulit

Kanker kulit merupakan jenis kanker yang umum menyebabkan rasa gatal. Gatal lebih sering terjadi pada karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa dibandingkan dengan melanoma yang lebih berbahaya.

3. Kanker hati, saluran empedu, pankreas, dan kandung empedu

Kanker apa pun yang mengganggu saluran empedu dapat menyebabkan penyumbatan dan mengakibatkan penumpukan garam empedu di kulit yang dapat menyebabkan rasa gatal.

Khususnya pada kanker pankreas, penumpukan dan rasa gatal ini paling sering terjadi pada kanker yang terletak di kepala pankreas. Gejala lain mungkin termasuk kulit menguning, sakit perut, kumpulan cairan di perut (asites), dan sakit perut.

4. Kanker vulva dan anal

Gatal di daerah vulva dan vagina atau daerah anus lebih mungkin disebabkan oleh penyebab lain, tetapi hal ini terkadang menandakan kanker pada area tersebut.

5. Kanker payudara

Gatal sebagai gejala kanker payudara tidak umum, tetapi bisa terjadi. Jenis kanker payudara yang kurang umum yang disebut kanker payudara inflamasi, menyumbat getah bening dan pembuluh darah di payudara dan sering kali tampak seperti ruam atau infeksi payudara (mastitis).

Terkadang, gejalanya dimulai dengan rasa gatal dan ruam kecil yang bahkan bisa dianggap sebagai gigitan serangga sebelum memburuk.

Penyakit Paget pada payudara juga dapat muncul dengan rasa gatal yang sering dikaitkan dengan ruam puting yang kering dan bersisik.

6. Kanker metastasis

Kanker yang berasal dari tempat lain di tubuh dan menyebar ke kulit, dikenal sebagai kanker metastatis ke kulit atau metastasis kulit, dapat menyebabkan rasa gatal.

Menurut American Osteopathic College of Dermatology, sumber umum metastasis kulit antara lain:

  • Kanker payudara.
  • Kanker paru-paru.
  • Kanker kolorektal.

Metastasis hati, atau kanker yang bermula di tempat lain dan menyebar ke hati, juga dapat menyebabkan rasa gatal, serupa dengan rasa gatal yang terkait dengan kanker hati primer yang dimulai di hati.

Kanker yang paling umum menyebar ke hati adalah:

  • Kanker kolorektal.
  • Kanker payudara.
  • Kanker kerongkongan.
  • Kanker lambung.
  • Kanker pankreas.
  • Kanker paru-paru.
  • Kanker ginjal.
  • Melanoma.

5. Pengobatan kanker yang bisa menyebabkan kulit gatal

Menurut Dana-Farber Cancer Institute, beberapa pengobatan kanker dapat menyebabkan rasa gatal atau ruam, yang dapat terjadi di seluruh tubuh atau di area tertentu. Kemoterapi, terapi radiasi, dan imunoterapi diketahui menyebabkan rasa gatal.

Bagi pasien yang menjalani kemoterapi, rasa gatal bisa menjadi tanda awal bahwa ia alergi terhadap obat. Dalam kasus terapi radiasi, rasa gatal dapat mengindikasikan kerusakan pada sel-sel sehat. Bagi pasien yang menjalani imunoterapi, ruam dan rasa gatal bisa menjadi tanda peradangan pada kulit.

Dalam beberapa kasus, gatal mungkin merupakan efek samping kronis dari pengobatan tertentu, termasuk:

  • Agen biologis.
  • Terapi radiasi.
  • Berbagai obat yang ditargetkan.

Jika kamu mengalami rasa gatal saat menjalani pengobatan kanker, pastikan untuk memberi tahu ahli onkologi karena mereka dapat meresepkan sesuatu untuk membantu.

Gatal biasanya disebabkan oleh hal lain selain kanker. Namun, terkadang hal ini bisa menjadi gejala atau bahkan tanda pertama kanker, dan bisa terjadi karena pengobatan kanker. Rasa gatal cenderung terjadi di seluruh tubuh.

Gatal dapat terjadi karena berbagai alasan pada pasien kanker. Hal ini bisa disebabkan oleh keterlibatan langsung dan peradangan pada kulit, penumpukan asam empedu di bawah kulit, atau karena bahan kimia yang dilepaskan oleh tumor atau sebagai respons terhadapnya.

Kalau kamu mengalami rasa gatal yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya, temuilah dokter. Selain kanker, ada kondisi medis lain mulai dari penyakit hati hingga penyakit ginjal yang bisa menjadi faktor penyebabnya. Pengobatan terhadap kondisi atau kanker ini sering kali paling berhasil jika kondisi tersebut ditemukan lebih awal daripada terlambat.

Baca Juga: Mengapa Kanker Jantung Sangat Langka?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya