Histeroskopi: Kegunaan, Prosedur, Persiapan, Risiko

Bisa merupakan proses diagnosis atau prosedur operasi

Histeroskopi atau hysteroscopy adalah prosedur yang memungkinkan dokter untuk melihat bagian dalam serviks dan rahim. Prosedur ini menggunakan tabung tipis yang disebut histeroskop, yang dimasukkan melalui vagina. Tabung memiliki kamera, dan kamera ini mengirimkan gambar rahim ke layar video. 

Prosedur medis ini dapat membantu mendiagnosis dan mengobati penyebab perdarahan abnormal, penyakit rahim, dan kondisi lainnya.

1. Kegunaan

Salah satu kegunaan histeroskopi yang paling umum adalah untuk menemukan penyebab perdarahan uterus abnormal. Perdarahan abnormal dapat berarti bahwa periode menstruasi lebih berat atau lebih lama dari biasanya, atau terjadi lebih sedikit atau lebih sering dari biasanya.

Perdarahan di antara periode menstruasi juga tidak normal. Dalam beberapa kasus, perdarahan abnormal mungkin disebabkan oleh pertumbuhan jinak (bukan kanker) di rahim, seperti fibroid atau polip.

Dilansir American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), histeroskopi juga digunakan dalam situasi berikut:

  • Mengangkat atau menghilangkan perlengketan (adhesi) yang mungkin terjadi akibat infeksi atau dari operasi sebelumnya.
  • Mendiagnosis penyebab keguguran berulang, yaitu saat perempuan mengalami lebih dari dua kali keguguran berturut-turut.
  • Menemukan perangkat intrauterine (IUD) atau KB spiral.
  • Melakukan sterilisasi, yang mana histeroskop digunakan untuk menempatkan implan kecil ke dalam tuba fallopi sebagai bentuk dari kontrasepsi permanen.

2. Kapan histeroskopi diperlukan?

Histeroskopi: Kegunaan, Prosedur, Persiapan, Risikoilustrasi histeroskopi (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Alasan paling umum untuk histeroskopi adalah periode menstruasi yang terlalu lama atau lebih berat dari biasanya, atau perdarahan di antara siklus menstruasi. Seperti dijelaskan dalam laman WebMD, kamu mungkin juga memerlukan prosedur histeroskopi dalam situasi berikut ini:

  • Hasil Pap smear abnormal.
  • Mengalami perdarahan setelah menopause.
  • Terdapat fibroid, polip, atau jaringan perut di rahim.
  • Mengalami lebih dari satu kali keguguran atau sulit hamil.
  • Dokter membutuhkan sampel jaringan (biopsi) dari lapisan rahim.
  • Kontrasepsi IUD tidak pada tempatnya.

Histeroskopi dapat menjadi bagian dari proses diagnosis atau prosedur operasi.

3. Histeroskopi diagnostik

Dilansir Cleveland Clinic, histeroskopi diagnostik digunakan untuk mendiagnosis masalah rahim. Histeroskopi diagnostik juga digunakan untuk mengonfirmasi hasil tes lain, seperti histerosalpingografi (HSG). HSG adalah tes pewarna sinar-X yang digunakan untuk memeriksa rahim dan saluran tuba. Histeroskopi diagnostik sering kali dapat dilakukan di fasilitas layanan kesehatan.

Selain itu, histeroskopi dapat digunakan dengan prosedur lain, seperti laparoskopi, atau sebelum prosedur seperti dilatasi dan kuretase. Dalam laparoskopi, dokter akan memasukkan endoskopi (tabung ramping yang dilengkapi kamera serat optik) ke dalam perut untuk melihat bagian luar rahim, ovarium, dan saluran tuba. Endoskopi dimasukkan melalui sayatan yang dibuat melalui atau di bawah pusar.

4. Histeroskopi operatif

Histeroskopi: Kegunaan, Prosedur, Persiapan, Risikoilustrasi histeroskopi operatif (healthjade.net)

Histeroskopi operatif digunakan untuk memperbaiki kondisi abnormal yang telah terdeteksi selama histeroskopi diagnostik. Jika kondisi abnormal terdeteksi selama histeroskopi diagnostik, histeroskopi operatif dapat dilakukan pada saat yang sama, dengan tujuan untuk menghindari kebutuhan untuk operasi kedua. 

Selama histeroskopi operatif, instrumen kecil yang digunakan untuk memperbaiki kondisi dimasukkan melalui histeroskop.

Dokter dapat melakukan histeroskopi operatif untuk memperbaiki kondisi rahim berikut:

  • Polip dan fibroid: Untuk menghilangkan pertumbuhan non-kanker yang ditemukan di dalam rahim.
  • Adhesi: Juga dikenal sebagai sindrom Asherman, adhesi uterus adalah pita jaringan parut yang dapat terbentuk di dalam rahim dan dapat menyebabkan perubahan aliran menstruasi serta infertilitas. Histeroskopi dapat membantu dokter menemukan dan menghilangkan perlengketan.
  • Septum: Histeroskopi dapat membantu menentukan apakah terdapat septum rahim, suatu malformasi (cacat) rahim yang sudah ada sejak lahir.
  • Perdarahan abnormal: Untuk membantu mengidentifikasi penyebab aliran menstruasi yang berat atau panjang, serta perdarahan di antara periode atau setelah menopause. Ablasi endometrium adalah salah satu prosedur ketika histeroskop, bersama dengan instrumen lain, digunakan untuk menghancurkan lapisan rahim untuk mengobati beberapa penyebab perdarahan berat.

Baca Juga: Tes HIV: Jenis, Prosedur, Manfaat, Hasil, Kerahasiaan

5. Persiapan

Dirangkum dari Johns Hopkins Medicine, berikut ini adalah beberapa persiapan histeroskopi yang mungkin diperlukan:

  • Setelah dokter menjelaskan prosedurnya, kamu dapat mengajukan pertanyaan. Selanjutnya, mungkin kamu diminta untuk menandatangani formulir persetujuan untuk memberi izin untuk melakukan prosedur. Jika begitu, baca formulir dengan cermat dan ajukan pertanyaan jika ada yang kurang jelas.
  • Dokter mungkin melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan kamu dalam keadaan sehat. Kamu mungkin menjalani tes darah atau tes diagnostik lainnya.
  • Kamu mungkin diminta untuk berpuasa sebelum prosedur jika anestesi lokal atau umum diberikan. Kamu mungkin diberikan anestesi lokal atau regional, atau tanpa anestesi. Ini tergantung prosedur lain yang akan dilakukan dokter pada saat yang sama.
  • Jika sedang hamil atau ada kemungkinan hamil, beri tahu penyedia layanan kesehatan.
  • Beri tahu penyedia layanan kesehatan jika kamu sensitif atau alergi terhadap obat apa pun, yodium, lateks, plester, atau anestesi.
  • Beri tahu dokter tentang semua obat-obatan (obat resep dan obat yang dijual bebas) dan suplemen herbal yang digunakan.
  • Beri tahu dokter jika kamu memiliki riwayat gangguan perdarahan atau jika sedang mengonsumsi obat pengencer darah (antikoagulan), aspirin, atau obat lain yang memengaruhi pembekuan darah. Kamu mungkin diminta untuk menghentikan obat-obatan ini sebelum prosedur.
  • Kamu mungkin mendapatkan obat penenang sebelum prosedur untuk membantu rileks. Jika demikian, kamu akan membutuhkan seseorang untuk mengantar kamu pulang setelah prosedur.
  • Kamu akan dijadwalkan untuk menjalani prosedur setelah menstruasi dan sebelum ovulasi. Ini memungkinkan dokter untuk mendapatkan tampilan terbaik dari rahim. Ini juga menghindari bahaya pada kehamilan baru.
  • Kenakan pakaian yang memberikan akses ke area tersebut atau yang mudah dilepas.
    Ikuti instruksi lain yang diberikan dokter untuk persiapan histeroskopi.

6. Prosedur

Histeroskopi: Kegunaan, Prosedur, Persiapan, Risikoilustrasi perempuan akan menjalani histeroskopi (pexels.com/Thirdman)

Dokter dapat melakukan histeroskopi secara rawat jalan atau selama dirawat di rumah sakit. Prosedur dapat bervariasi berdasarkan kondisi dan tempat praktik dokter. Umumnya, histeroskopi melibatkan proses ini:

  • Melepas pakaian dan mengenakan gaun rumah sakit.
  • Kamu akan mengosongkan kandung kemih sebelum prosedur.
  • IV line (saluran dari plastik yang dimasukkan ke pembuluh vena untuk memasukkan cairan, obat, dan lainnya) dapat dipasang di lengan atau tangan.
  • Kamu akan diposisikan di meja operasi, berbaring telentang dengan kaki di penopang.
  • Area vagina akan dibersihkan dengan larutan antiseptik.
  • Dokter mungkin melebarkan serviks sebelum memasukkan histeroskop.
  • Dokter akan memasukkan histeroskop ke dalam vagina, melalui serviks, dan ke dalam rahim.
  • Dokter akan menyuntikkan cairan atau gas melalui histeroskop untuk melebarkan rahim untuk tampilan yang lebih baik.
  • Dokter akan memeriksa dinding rahim untuk mencari masalah. Ia dapat mengambil foto atau video dan mengambil sampel jaringan (biopsi).
  • Jika kamu memerlukan prosedur lain, seperti pengangkatan fibroid, dokter akan memasukkan alat melalui histeroskop.
  • Untuk prosedur yang lebih kompleks, dokter dapat memasukkan jenis scope lain melalui perut (laparoskop) untuk melihat bagian luar rahim secara bersamaan.
    Ketika prosedur selesai, dokter akan mengeluarkan histeroskop.

7. Setelah histeroskopi

Pemulihan akan bervariasi berdasarkan jenis anestesi yang diberikan. Jika dokter menggunakan anestesi umum atau obat penenang, ia akan memantau tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan sampai stabil dan waspada. Ketika stabil, kamu akan dibolehkan pulang. Histeroskopi paling sering dilakukan secara rawat jalan. Biasanya kamu tidak memerlukan perawatan khusus setelah histeroskopi.

Kamu nantinya mulai mengalami kram dan perdarahan vagina selama 1–2 hari setelah prosedur. Laporkan apabila kamu mengalami demam, sakit perut yang parah, atau perdarahan atau keputihan yang berat.

Kamu mungkin memiliki gas di saluran pencernaan dan rasa sakit dari gas yang diberikan selama prosedur. Ini bisa bertahan sekitar 24 jam. Kamu mungkin juga merasakan sakit di perut bagian atas dan bahu.

Gunakan obat pereda nyeri sesuai anjuran dokter. Aspirin atau obat nyeri lainnya dapat meningkatkan kemungkinan perdarahan. Pastikan untuk mengonsumsi obat-obatan yang direkomendasikan.

Jangan melakukan douche atau berhubungan seks selama dua minggu setelah prosedur, atau seperti yang disarankan oleh dokter.

Kamu bisa kembali ke aktivitas dan pola makan normal, kecuali dokter menyarankan sebaliknya. Dokter mungkin memberi instruksi lain sesuai situasi kamu.

8. Risiko

Histeroskopi: Kegunaan, Prosedur, Persiapan, Risikoilustrasi perdarahan setelah histeroskopi (pexels.com/Karolina Grabowska)

Sangat normal untuk mengalami kram ringan atau keluarnya cairan berdarah selama beberapa hari sesudah histeroskopi.

Mengutip Medical News Today, ada risiko kecil komplikasi, dan ini lebih mungkin terjadi pada perempuan yang menjalani prosedur histeroskopi operatif.

Komplikasi ini, yang semuanya sangat jarang terjadi, dapat meliputi:

  • Kerusakan pada rahim: Pengobatan dengan antibiotik atau, dalam kasus yang jarang terjadi, pembedahan mungkin diperlukan.
  • Kerusakan pada serviks: Ini biasanya dapat dengan mudah diperbaiki jika terjadi.
  • Infeksi rahim: Ini dapat menyebabkan keluarnya cairan yang berbau, demam, serta perdarahan hebat, dan biasanya dapat diobati dengan antibiotik jangka pendek.
  • Merasa ingin pingsan atau pusing: Sekitar 1 dari 200 perempuan yang menjalani histeroskopi baik dengan anestesi lokal atau tanpa anestesi akan merasa ingin pingsan.
  • Perdarahan berlebihan selama atau setelah prosedur: Ini dapat diobati dengan obat-obatan atau prosedur lebih lanjut. Dalam kasus yang sangat jarang, rahim mungkin perlu diangkat.

Jika kamu mengalami demam, kedinginan, atau perdarahan hebat setelah histeroskopi, segera cari perhatian medis.

Histeroskopi akan disarankan oleh dokter karena beberapa alasan. Ini adalah situasi pemeriksaan lebih dekat atau operasi minor mungkin diperlukan untuk kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang. 

Risiko histeroskopi sangat rendah, tetapi tetap harus didiskusikan dengan dokter sebelum prosedur dilakukan. Pemulihan histeroskopi cepat, dan umumnya tidak ada efek yang bertahan lama setelah beberapa hari pertama setelah prosedur.

Meskipun ada banyak kegunaan dari histeroskopi, tetapi prosedur ini mungkin tidak untuk semua orang. Konsultasikan dengan dokter apakah histeroskopi sesuai untuk kamu.

Baca Juga: Keguguran: Gejala, Penyebab, Jenis, Penanganan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya