Infeksi Parasit: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Beberapa bisa dicegah dan diobati

Parasit adalah makhluk hidup yang menggunakan makhluk hidup lain, seperti tubuh kita, untuk mendapatkan makanan dan tempat tinggal. Kita bisa mendapatkan parasit dari makanan atau air yang terkontaminasi, gigitan serangga, atau kontak seksual. Beberapa penyakit parasit mudah diobati, sementara beberapa lainnya sulit.

Ada tiga kelas utama parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu protozoa, cacing, dan ektoparasit. 

1. Penyebab

Dilansir Healthline, infeksi parasit dapat disebabkan oleh tiga jenis organisme, yaitu protozoa, cacing, dan ektoparasit.

Protozoa adalah organisme bersel tunggal yang dapat hidup dan berkembang biak di dalam tubuh. Beberapa infeksi yang disebabkan oleh protozoa termasuk giardiasis. Ini adalah infeksi serius yang dari air minum yang terinfeksi protozoa Giardia.

Cacing (helminth) adalah organisme bersel banyak yang dapat hidup di dalam atau di luar tubuh. Ini termasuk cacing pipih, cacing pita, cacing berduri, dan cacing gelang.

Ektoparasit adalah organisme bersel banyak yang hidup atau memakan kulit. Mereka termasuk beberapa serangga dan araknida, seperti nyamuk, kutu, dan tungau.

Infeksi parasit dapat menyebar dalam beberapa cara. Misalnya, protozoa dan cacing dapat menyebar melalui air, makanan, limbah, tanah, dan darah yang terkontaminasi. Beberapa dapat ditularkan melalui kontak seksual. Beberapa parasit disebarkan oleh serangga yang bertindak sebagai vektor, atau pembawa penyakit. Malaria, misalnya.

2. Infeksi parasit yang ada di Indonesia

Infeksi Parasit: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi parasit schistosome (unsplash.com/National Cancer Institute)

Menurut artikel dalam laman Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, infeksi parasit sangat lazim di Indonesia, terutama di daerah pedesaan, pinggiran kota dan daerah kumuh kota-kota besar.

Lebih dari 22 spesies protozoa dan 32 spesies cacing telah dilaporkan menginfeksi populasi manusia. Di antara 16 spesies protozoa usus, 9 ditemukan secara konstan dalam survei tinja. Patogen yang paling sering ditemukan adalah Entamoeba histolytica dan Giardia lamblia

Mengenai protozoa darah dan jaringan, parasit malaria adalah yang paling penting. Spesies yang paling sering ditemui dan didistribusikan secara luas adalah Plasmodium falciparum dan P. vivax, sementara P. malariae dan P. knowlesi hanya mewakili sebagian kecil kasus di wilayah geografis tertentu.

Di antara lebih dari 80 spesies nyamuk Anopheline, 16 telah dikonfirmasi ulang sebagai vektor di Indonesia. Protozoa jaringan lain, Trichomonas vaginalis dan Toxoplasma gondii juga banyak ditemukan.

Cacing yang ditularkan melalui tanah juga lazim di beberapa wilayah. Contohnya adalah Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma duodenale, Trichuris trichiura, dan Oxyuris vermicularis. Dalam beberapa tahun terakhir, spesies Strongyloides stercoralis jarang ditemukan, tetapi prevalensinya meningkat karena metode diagnostik yang lebih canggih.

Filariasis limfatik tersebar luas dan masih sangat endemis di daerah-daerah tertentu, terutama di bagian Indonesia timur. Wuchereria bancrofti umum terjadi baik di perkotaan maupun pedesaan, tetapi Brugia malayi menyebabkan lebih banyak masalah kesehatan di pedesaan. Spesies lain dari cacing filaria, B. timori, sejauh ini telah dideskripsikan hanya dari bagian tenggara Indonesia.

Cacing filaria memiliki vektor yang bervariasi sehingga berbeda dalam epidemiologi dan distribusi. Di antara 12 spesies Trematoda (cacing isap), hanya Schistosoma japonicum yang endemik di Sulawesi Tengah, dan daerah endemis Fasciolopsis buski ditemukan di daerah terlarang di Kalimantan Selatan dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam kelompok Cestoda, Taenia saginata dan T. solium dengan cysticercus lebih sering ditemukan. Spesies T. asiatica juga telah dilaporkan di daerah tertentu di bagian barat Indonesia. Infeksi Cestoda lain telah dilaporkan sesekali.

Secara keseluruhan, infeksi parasit di Indonesia telah menurun dari waktu ke waktu. Beberapa parasit yang lazim pada zaman dahulu telah menghilang, dan infeksi manusia dengan parasit hewan telah dilaporkan sesekali karena diagnosis yang sulit. Namun, beberapa spesies parasit yang tidak biasa juga sering dilaporkan pada orang-orang dengan sistem imun rendah (immunodeficient) dan pada wisatawan.

3. Gejala

Ada banyak jenis parasit, dan gejalanya bisa sangat bervariasi. Terkadang, ini menyerupai gejala kondisi lain, seperti pneumonia atau keracunan makanan. Dipaparkan dalam laman Medical News Today, gejala yang mungkin terjadi meliputi:

  • Benjolan atau ruam kulit.
  • Penurunan berat badan, peningkatan nafsu makan, atau keduanya.
  • Sakit perut.
  • Diare dan muntah.
  • Masalah tidur.
  • Anemia.
  • Sakit dan nyeri.
  • Alergi.
  • Kelemahan dan perasaan tidak sehat secara umum.
  • Demam.

Namun, parasit dapat menularkan berbagai kondisi, sehingga gejalanya sulit diprediksi. Sering kali infeksi parasit tidak bergejala, atau gejala muncul lama setelah infeksi, tetapi parasit masih bisa ditularkan ke orang lain, yang mungkin menunjukkan gejala.

Baca Juga: 12 Fakta Ophiocordyceps, Jamur Parasit di The Last of Us

4. Siapa yang berisiko terkena infeksi parasit?

Infeksi Parasit: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi berenang di danau (unsplash.com/Brooklyn Morgan)

Siapa pun bisa terkena infeksi parasit. Akan tetapi, beberapa orang risikonya lebih besar. Kita lebih mungkin tertular infeksi parasit jika:

  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau sudah sakit dengan penyakit lain.
  • Tinggal atau bepergian di daerah tropis atau subtropis di dunia.
  • Kekurangan atau tidak ada pasokan air minum yang bersih.
  • Berenang di danau, sungai, atau kolam tempat parasit lain biasa ditemukan.
  • Bekerja di penitipan anak, bekerja dengan tanah secara teratur, atau bekerja dalam konteks lain saat kita bersentuhan dengan kotoran secara konsisten.

Kucing yang dibiarkan berkeliaran di luar rumah dapat berkontak dengan hewan pengerat dan burung yang terinfeksi. Hal ini membuat pemiliknya lebih mungkin tertular toksoplasmosis. Toksoplasmosis bisa sangat berbahaya bagi perempuan hamil dan janinnya. Infeksi ini menyebar melalui kotoran kucing. Kalau kamu sedang hamil, penting untuk minta bantuan orang lain untuk membersihkan kotak pasir kucing setiap hari.

5. Diagnosis

Ada beberapa cara untuk mendiagnosis infeksi parasit. Misalnya, dokter mungkin melakukan atau memesan ini:

  • Tes darah.
  • Pemeriksaan tinja: Sampel tinja akan dikumpulkan dan diperiksa untuk parasit dan telurnya.
  • Endoskopi atau kolonoskopi: Tes ini dapat dipesan jika hasil pemeriksaan feses tidak meyakinkan. Setelah dibius, dokter akan memasukkan tabung fleksibel tipis melalui mulut atau rektum dan masuk ke sistem pencernaan untuk memeriksa saluran usus.
  • Sinar-X, MRI, atau CAT scan: Pemindaian ini digunakan untuk memeriksa tanda-tanda lesi atau cedera pada organ yang disebabkan oleh parasit.

Dokter mungkin juga memesan tes untuk memeriksa bakteri atau hal lain yang dapat menyebabkan infeksi.

6. Pengobatan

Infeksi Parasit: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Pengobatan akan tergantung diagnosis. Biasanya, dokter akan meresepkan obat. Misalnya, mereka mungkin meresepkan obat untuk mengobati trikomoniasis, giardiasis, atau cryptosporidiosis.

Dokter mungkin tidak akan meresepkan obat untuk toksoplasmosis jika kamu tidak sedang hamil dan dalam kondisi sehat, kecuali jika kamu mengalami infeksi yang parah dan berkepanjangan.

Dokter mungkin juga merekomendasikan perawatan lain untuk meredakan gejala. Misalnya, banyak infeksi parasit dapat menyebabkan diare, yang sering kali menyebabkan dehidrasi. Dokter mungkin akan menyarankan untuk minum banyak cairan untuk menggantikan cairan yang hilang.

Obat-obatan ini umum digunakan untuk mengobati beberapa jenis infeksi parasit:

  • Metronidazole: Antibiotik ini membunuh infeksi parasit pada saluran pencernaan atau sistem reproduksi, termasuk amebiasis, giardiasis, trikomoniasis, dan infeksi vagina.
  • Ivermectin: Tersedia sebagai tablet oral, krim, atau losion dan mengobati infeksi parasit di saluran usus, mata, atau kulit, termasuk kudis dan berbagai jenis cacing.
  • Praziquantel: Obat ini melumpuhkan dan kemudian melarutkan cacing pita, sehingga mereka terlepas dari dinding usus dan meninggalkan tubuh melalui tinja.
  • Pirimetamin: Dokter mungkin meresepkan pirimetamin dan sulfadiazin untuk mengobati gejala toksoplasmosis seperti flu pada orang sehat, meskipun pengobatan tidak selalu diperlukan.
  • Nifurtimox: Nifurtimox dan benznidazole mengobati gejala penyakit Chagas (American trypanosomiasis). Ini adalah infeksi parasit yang dapat menyebabkan kerusakan organ.
  • Chloroquine: Ini adalah salah satu obat utama yang digunakan untuk mengobati malaria.
  • Nitazoxanide: Mengobati gejala diare yang disebabkan oleh infeksi parasit di saluran pencernaan, termasuk cryptosporidiosis dan giardiasis.

7. Pencegahan

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kita dapat mengurangi risiko terkena infeksi parasit dengan cara berikut ini:

  • Mencari informasi tentang parasit mana yang umum di daerah tempat tinggal atau di lokasi yang akan dikunjungi.
  • Mengambil tindakan pencegahan, seperti menggunakan pengusir serangga di tempat-tempat di mana banyak nyamuk.
  • Hanya makan ikan dan daging yang dimasak dengan baik.
  • Minum minuman kemasan dengan tutup tertutup saat bepergian.
  • Hati-hati saat mandi atau berenang di danau atau sungai air tawar.
  • Menggunakan kelambu.
  • Mengenakan pakaian pelindung.
  • Menghilangkan genangan air.
  • Mengikuti praktik seksual yang aman.

Parasit itu sendiri bukan penyakit, tetapi mereka bisa menyebarkan penyakit yang bisa berakibat fatal. Namun, banyak infeksi parasit yang bisa dicegah dan diobati.

Kalau kamu mengalami ruam kulit, sakit perut, diare, atau gejala infeksi parasit lainnya, sebaiknya segera temui dokter. Nantinya kamu akan diperiksa dan menjalani beberapa tes untuk diagnosis dan diberikan penanganan yang tepat. Perawatan dini dapat membantu menghentikan penyebaran infeksi.

Mengambil tindakan seperti menggunakan obat nyamuk, makan ikan dan daging yang dimasak dengan benar, dan hanya minum air dari botol tertutup saat bepergian dapat membantu mencegah infeksi parasit.

Baca Juga: 8 Jenis Infeksi Parasit pada Mata, Kenali Tanda-tandanya

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya