Jadwal Imunisasi Anak Rekomendasi IDAI 2023, Apa yang Baru?

Ada 2 jenis vaksinasi baru dan 1 jenis pembaruan vaksinasi

Pemberian imunisasi anak penting untuk melindunginya dari sejumlah penyakit. Lewat imunisasi, anak mendapat kekebalan terhadap penyakit tertentu yang membahayakan kesehatan, bahkan bisa mengancam jiwa.

Untuk melakukan ini, dokter mamasukkan vaksin yang merupakan sejumlah kecil kuman penyakit yang sudah mati atau dilemahkan. Kuman penyakit bisa berupa virus (misalnya virus campak) atau bakteri (misalnya Haemophilus influenzae).

Vaksin akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk bereaksi seakan-akan benar-benar ada infeksi. Sistem ini akan menangkis “infeksi” dan mengingat kuman yang masuk. Nantinya, ketika kuman tersebut masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh sudah mengenalinya sehingga bisa langsung memberi perlawanan.

Mengingat pentingnya imunisasi anak, sebagai bagian dari puncak peringatan World Immunization Week, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui Satgas Imunisasi IDAI bekerja sama dengan IDAI Cabang DKI Jakarta mengadakan Childhood Immunization Update (CIU) 2023 untuk memperbarui berbagai ilmu tentang imunisasi.

Dalam CIU 2023 ini, IDAI juga meluncurkan Jadwal Imunisasi Anak Rekomendasi IDAI terbaru 2023 sebagai bagian dari upaya untuk membantu anak-anak Indonesia untuk lebih terlindungi dari penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) demi tercapainya generasi emas Indonesia.

Selama pandemi dan pasca pandemi, cakupan imunisasi menurun signifikan dan mengakibatkan sejumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), seperti polio di Aceh dan Jawa Barat serta difteri dan campak di berbagai daerah Indonesia.

“Hal ini merupakan alarm bagi kita semua agar berupaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi sehingga mencapai tingkat yang tinggi agar kekebalan komunitas segera terwujud kembali dan berbagai KLB bisa dikendalikan,” kata dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), Ketua Pengurus Pusat IDAI.

Apa yang baru dari Jadwal Imunisasi Anak Rekomendasi IDAI 2023?

Jadwal Imunisasi Anak Rekomendasi IDAI 2023, Apa yang Baru?Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 Tahun Rekomendasi IDAI 2023 (Dok. IDAI)

Ada dua jenis vaksinasi baru yang direkomendasikan untuk anak dan satu jenis pembaruan vaksinasi, yaitu:

  • Vaksin dengue untuk demam berdarah dengue (DBD) dimulai dari usia 6 tahun.
  • Vaksin HPV 9 valen untuk anak perempuan untuk pencegahan kanker serviks, yang bisa diberikan mulai usia 9 tahun.

Ketua Panitia CIU 2023 dan Ketua Satgas Imunisasi IDAI, Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, SpA(K), mengatakan bahwa jadwal imunisasi anak rekomendasi IDAI diperbarui setiap 3 tahun. Rekomendasi ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi praktisi untuk melindungi anak dari PD3I dengan melengkapi imunisasi rutin dan imunisasi kejar pada anak-anak yang tertinggal imunisasinya.

Pemberian imunisasi ganda untuk anak

Jadwal Imunisasi Anak Rekomendasi IDAI 2023, Apa yang Baru?ilustrasi imunisasi (Dok. Kemenkes)

Pelaksanaan imunisasi kejar tidak bisa lepas dari pemberian imunisasi ganda (suntikan ganda, multiple injection) yang aman, efektif, dan efisien dalam memberi perlindungan cepat terhadap beberapa penyakit sekaligus pada saat bersamaan.

Ketua Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI), Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, dr., SpA(K), mengatakan bahwa imunisasi ganda dalam rangka mengejar keterlambatan imunisasi sangat bermanfaat terutama untuk melindungi anak karena imunisasi yang diberikan secepat mungkin dapat segera melindungi anak pada saat yang rentan.

Selain itu, imunisasi ganda juga dapat membantu mengurangi kunjungan karena pemberian imunisasi secara bersamaan, yang berarti orang tua dan anak tidak perlu bolak-balik ke fasilitas kesehatan.

Ada dua strategi untuk mengejar imunisasi anak yang tertinggal. Pertama adalah dengan vaksin kombinasi. Artinya, vaksin dalam satu botol memiliki lebih dari satu penyakit. Misalnya vaksin difteri, pertusis, dan tetanus (DTP).

Kedua adalah dengan imunisasi ganda, yaitu dua vaksin berbeda diberikan secara bersamaan. Misalnya, satu vaksin diberikan di paha kiri jenis IPV dan satu lagi di paha kanan jenis DPT HB Hib. Bisa juga dua suntikan diberikan pada satu paha dengan jarak sekitar 2,5 sentimeter.

Baca Juga: Apakah Bayi Prematur Boleh Diberi Vaksin? Ini Saran Dokter

Jadwal vaksinasi anak IDAI terbaru 2023 berdasarkan usia (0–18 tahun)

Jadwal Imunisasi Anak Rekomendasi IDAI 2023, Apa yang Baru?Imunisasi bayi di tengah pandemi COVID-19. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Pada rekomendasi terbaru ini, ada dua jenis vaksin baru yang direkomendasikan untuk anak, yaitu vaksin demam berdarah dan vaksin HPV nonavalen.

Usia 0 bulan (saat lahir)

  • Hepatitis B 0
  • Polio 0

Usia kurang dari 1 bulan

  • BCG

Usia 2 bulan

  • DTP 1
  • Polio 1
  • Hepatitis B 1
  • Hib 1
  • PCV 1
  • Rotavirus 1

*Untuk DTP 1, Polio 1, Hepatitis B 1, Hib 1, dan PCV dapat menggunakan vaksin kombinasi Combo DTP 1

Usia 3 bulan

  • DTP 2
  • Polio 2
  • Hepatitis B 2
  • Hib 2

*Untuk seluruh vaksin di atas dapat menggunakan vaksin kombinasi Combo DTP 2

Usia 4 bulan

  • DTP 3
  • Polio 3
  • Hepatitis B 3
  • Hib 3
  • PCV 2
  • Rotavirus 2

*Untuk DTP 3, Polio 3, Hepatitis B 3, dan Hib 3 dapat menggunakan vaksin kombinasi Combo DTP 3

Usia 6 bulan

  • PCV 3
  • Rotavirus 3
  • Influenza 1

Usia 7 bulan

  • Influenza 2

Usia 9 bulan

  • MR 1
  • Japanese encephalitis (JE) 1

Usia 12 bulan

  • PCV 4
  • Varicella 1
  • Hepatitis A 1

Usia 14 bulan

  • Varicella 2

Usia 18 bulan

  • DTP 4
  • Polio 4
  • Hepatitis B 4
  • Hib 4
  • MMR 1
  • Hepatitis A 2

*Untuk DTP 4, Polio 4, Hepatitis B 4, dan Hib 4 dapat menggunakan vaksin kombinasi Combo DTP 4

Usia 24 bulan

  • Japanese Encephalitis (JE) 2
  • Tifoid 1
  • Influenza (tahunan)
  • Usia 3–4 Tahun
  • Influenza (tahunan)

Usia 5 tahun

  • DTP 5
  • Polio 5
  • MMR 2
  • Influenza (tahunan)
  • Tifoid (3 tahunan)

*Untuk DTP 5 dan Polio 5 dapat menggunakan vaksin kombinasi Combo DTP 5

Usia 6 tahun

  • Influenza (tahunan)
  • Demam Berdarah 1
  • Usia 6 Tahun 3 Bulan
  • Demam Berdarah 2

Usia 7–8 tahun

  • Influenza (tahunan)
  • Tifoid (3 tahunan)

Usia 9 tahun

  • HPV 1
  • Influenza (tahunan)

Usia 9,5 tahun

  • HPV 2

Usia 10 tahun

  • DTP 6 (Kurang lebih 7 tahun dalam bentuk Tdap)
  • Influenza (tahunan)

Usia 11–18 tahun

  • Influenza (ulangan tiap tahun)
  • Tifoid (ulangan tiap 3 tahun)

Berikut ini detail vaksin yang direkomendasikan diberikan untuk anak dari IDAI:

  • Vaksin hepatitis B: Vaksin hepatitis B (HB) monovalen disuntikkan intramuskular kepada bayi segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam, didahului penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Untuk bayi dengan berat lahir kurang dari 2.000 gram, imunisasi hepatitis B sebaiknya ditunda sampai saat usia 1 bulan atau saat pulang dari rumah sakit kecuali bayi dari ibu HBsAg positif dan bayi bugar berikan imunisasi HB segera setelah lahir tetapi tidak dihitung sebagai dosis primer, berikan tambahan 3 dosis vaksin (total 4 dosis). Untuk bayi yang lahir dari ibu HBsAg positif, berikan vaksin hepatitis B dan hepatitis B imunoglobulin (HBIg) pada paha yang berbeda sesegera mungkin dalam waktu 24 jam setelah lahir tanpa melihat berat bayi. Pemberian HBIg setelah 48 jam efikasinya menurun. Bila terlambat diberikan, HBIg masih bisa diberikan sampai 7 hari. Bayi perlu diperiksa anti-HBs pada usia 9–12 bulan. Jika dosis terakhir terlambat, tes dilakukan 1–2 bulan setelah dosis terakhir.

  • Vaksin polio: Vaksin polio oral (bOPV) diteteskan ke mulut bayi ketika akan pulang. Jadwal pemberian vaksin polio lengkap terdiri dari bOPV saat lahir, 3x bOPV dan minimal 2x IPV, sesuai panduan Kemenkes pada usia 4 dan 9 bulan.

  • Vaksin BCG: Vaksin BCG disuntikkan intrakutan segera setelah lahir atau sebelum berusia 1 bulan. Untuk bayi dari ibu dengan TB aktif, BCG ditunda sampai terbukti bayi tidak terinfeksi TB, tetapi bayi diberikan terapi pencegahan TB. Pada usia 3 bulan atau lebih BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif. Bila uji tuberkulin tidak tersedia, BCG tetap diberikan namun bila timbul reaksi lokal cepat pada minggu pertama harus dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis TB.

  • Vaksin DTP: Vaksin DTwP atau DTaP disuntikkan intramuskular, dapat diberikan mulai usia 6 minggu. DTaP dapat diberikan pada usia 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan. Booster pertama usia 18 bulan. Booster berikutnya usia 5–7 tahun dan 10–18 tahun atau pada BIAS SD murid kelas 1 (DT/DTaP), kelas 2 (Td/Tdap), kelas 5 (Td/Tdap).

  • Vaksin Haemophilus influenzae B (Hib): Vaksin Hib merupakan vaksin inaktif, disuntikkan intramuskular dalam bentuk kombinasi sesuai jadwal vaksin pentavalen atau heksavalen DTwP atau DTaP, diberikan pada usia 2,4,6 bulan atau 2,3,4 bulan, dan usia 18 bulan.

  • Vaksin pneumokokus (PCV): Vaksin PCV disuntikkan intramuskular pada usia 2, 4 dan 6 bulan dengan booster pada usia 12–15 bulan. Jika belum diberikan pada usia 7–12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak minimal 1 bulan dan booster pada usia 12–15 bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya. Jika belum diberikan pada usia 1–2 tahun, berikan PCV 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan. Jika belum diberikan pada usia 2–5 tahun, PCV10 diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan, PCV13 diberikan 1 kali. Untuk anak >5 tahun yang berisiko tinggi infeksi pneumokokus dan belum pernah mendapat vaksin PCV, sangat direkomendasikan mendapat 1 dosis PCV13. Program imunisasi nasional PCV dengan jadwal usia 2, 3, dan 12 bulan.

  • Vaksin rotavirus (RV): Vaksin RV monovalen (RV1) diteteskan ke dalam mulut diberikan dalam 2 dosis. Dosis pertama usia 6–12 minggu, dosis kedua dengan interval minimal 4 minggu, paling lambat usia 24 minggu. Vaksin RV pentavalen (RV5) diberikan dalam 3 dosis. Dosis pertama pada usia 6–12 minggu, interval antar dosis 4–10 minggu, dosis ketiga paling lambat usia 32 minggu. Sejak tahun 2022, vaksin RV1 dimasukan ke dalam program nasional secara bertahap.

  • Vaksin influenza: Vaksin influenza disuntikan intramuskular mulai usia 6 bulan. Untuk suntikan pertama pada usia 6 bulan–8 tahun, berikan 2 dosis vaksin yang berisi antigen yang sama dengan interval 4 minggu. Untuk usia 9 tahun ke atas cukup satu kali. Selanjutnya pengulangan setiap tahun satu kali pada bulan yang sama menggunakan vaksin yang tersedia tanpa memerhatikan jenis vaksin South
    (SH) atau North hemisphere (NH).

  • Vaksin MR dan MMR: Vaksin MR disuntikkan subkutan mulai umur 9 bulan. Dosis kedua umur 15–18 bulan dan dosis ketiga umur 5–7 tahun. Bila sampai usia 12 bulan belum mendapat MR, dapat diberikan MMR mulai usia 12–15 bulan, dosis kedua 5–7 tahun. MMRV diberikan pada usia 2 tahun atau lebih untuk mengurangi risiko kejang demam.

  • Vaksin Japanese encephalitis (JE): Vaksin JE disuntikkan subkutan. Untuk anak yang tinggal di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah endemis selama 1 bulan atau lebih, dosis pertama mulai usia 9 bulan, dosis booster (untuk yang tinggal di daerah endemis) diberikan 1–2 tahun kemudian untuk perlindungan jangka panjang.

  • Vaksin varisela: Vaksin varisela disuntikkan subkutan mulai usia 12–18 bulan. Pada usia 1–12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan, dan usia 13 tahun atau lebih interval 4 sampai 6 minggu.

  • Vaksin hepatitis A: Vaksin hepatitis A disuntikkan intramuskular mulai usia ≥12 bulan, diberikan dalam 2 dosis dengan interval 6–18 bulan.

  • Vaksin tifoid: Vaksin tifoid polisakarida disuntikkan intramuskular mulai usia 2 tahun, diulang setiap 3 tahun.

  • Vaksinasi human papillomavirus (HPV): Vaksin HPV disuntikkan intramuskular pada anak perempuan usia 9–14 tahun 2 dosis interval 6–15 bulan, atau pada BIAS SD dosis pertama kelas 5 dan dosis kedua kelas 6. Mulai usia 15 tahun sama dengan dosis dewasa, yaitu 3 dosis dengan jadwal vaksin bivalen 0, 1, 6 bulan, quadrivalen atau nonavalen 0, 2, 6 bulan.

  • Vaksin dengue: Vaksin chimeric yellow fever (CYD) disuntikkan intramuskular, usia 9–16 tahun, 3 dosis, interval 6 bulan. Diberikan kepada anak yang pernah sakit dengue yang dikonfirmasi dengan deteksi antigen (dengue rapid test NS-1 atau PCR ELISA) atau tes serologi IgM anti dengue. Jika tidak pernah sakit dengue, dilakukan tes serologi IgG anti dengue. Vaksin TAK-003 (backbone DEN-2) dapat diberikan pada seropositif maupun seronegatif usia 6–45 tahun, disuntikkan subkutan 2 dosis, interval 3 bulan.

Baca Juga: 5 Fakta Vaksin Demam Berdarah, Efektif Hingga 80,2 Persen 

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya