Kateterisasi Jantung: Kegunaan, Prosedur, Risiko, Pemulihan

Untuk mendiagnosis atau mengobati kondisi jantung tertentu

Kateterisasi jantung (cardiac catheterization, atau kadang disebut cardiac cath) adalah prosedur saat tabung tipis dan fleksibel (kateter) dipandu melalui pembuluh darah ke jantung untuk mendiagnosis atau mengobati kondisi jantung tertentu.

Kateterisasi jantung memberi dokter informasi penting tentang otot jantung, katup jantung, dan pembuluh darah di jantung.

Selama prosedur medis ini, dokter dapat melakukan tes jantung yang berbeda, memberi perawatan, atau mengeluarkan sepotong jaringan untuk diperiksa. Beberapa perawatan penyakit jantung, misalnya angioplasti koroner dan pemasangan ring jantung, dilakukan dengan kateterisasi jantung.

Waktu pemulihan untuk kateterisasi jantung relatif cepat dan risiko komplikasinya rendah. Informasi lebih detail mengenai kateterisasi jantung akan dijelaskan berikut ini.

1. Kapan kateterisasi jantung dibutuhkan?

Menurut Johns Hopkins Medicine, dokter dapat merekomendasikan kateterisasi jantung untuk membantu mendiagnosis beberapa kondisi jantung ini:

  • Aterosklerosis: Kondisi penyumbatan arteri secara bertahap oleh material lemak dan zat lain dalam aliran darah.
  • Kardiomiopati: Kondisi pembesaran jantung karena penebalan atau melemahnya otot jantung.
  • Penyakit jantung bawaan: Cacat pada satu atau lebih struktur jantung yang terjadi selama perkembangan janin, seperti cacat septum ventrikel (lubang di dinding antara dua ruang bawah jantung), disebut cacat jantung bawaan. Hal ini dapat menyebabkan aliran darah abnormal di dalam jantung.
  • Gagal jantung: Kondisi ini, saat otot jantung menjadi terlalu lemah untuk memompa darah dengan baik, menyebabkan penumpukan cairan (penyumbatan) di pembuluh darah dan paru-paru, serta edema (pembengkakan) di kaki, pergelangan kaki, dan bagian tubuh lainnya.
  • Penyakit katup jantung: Kerusakan pada satu atau lebih katup jantung yang dapat memengaruhi aliran darah di dalam jantung.

Selain itu, kamu mungkin juga memerlukan kateterisasi jantung jika baru-baru ini mengalami satu atau lebih dari gejala berikut:

  • Nyeri dada (angina).
  • Sesak napas.
  • Pusing.
  • Kelelahan ekstrem.

Apabila pemeriksaan skrining, seperti elektrokardiogram (EKG) atau tes stres, menunjukkan kemungkinan adanya kondisi jantung yang perlu dieksplorasi lebih lanjut, dokter mungkin akan memesan kateterisasi jantung.

Alasan lain diperlukannya prosedur kateterisasi jantung adalah untuk mengevaluasi aliran darah ke otot jantung jika nyeri dada terjadi setelah hal berikut:

  • Serangan jantung.
  • Operasi bypass arteri koroner.
  • Angioplasti koroner (pembukaan arteri koroner menggunakan balon atau metode lain) atau pemasangan stent (kumparan atau tabung logam kecil yang ditempatkan di dalam arteri untuk menjaga agar arteri tetap terbuka).

Bisa saja ada alasan lain bagi dokter untuk merekomendasikan kateterisasi jantung.

Seorang ahli jantung yang terlatih khusus dan tim fellow (subspesialis) kardiologi, perawat, dan teknisi akan melakukan kateterisasi jantung di laboratorium kateterisasi jantung.

2. Beberapa prosedur lain yang dapat dilakukan selama atau setelah kateterisasi jantung

Kateterisasi Jantung: Kegunaan, Prosedur, Risiko, Pemulihanilustrasi kateterisasi jantung (unsplash.com/Irwan @tweetbyirwan)

Ada beberapa prosedur lain yang bisa dilakukan selama atau setelah kateterisasi jantung. Ini dapat meliputi:

  • Angioplasti: Dokter mengembangkan balon kecil di ujung kateter. Prosedur ini melebarkan arteri dan mendorong plak keluar dari dinding arteri sehingga membuat saluran aliran darah jadi lebih lancar.
  • Pemasangan ring jantung: Stent atau ring jantung adalah kumparan jaring logam kecil yang dapat dikembangkan. Ring jantung dimasukkan ke dalam area arteri yang baru dibuka untuk membantu menjaga arteri agar tidak menyempit atau menutup kembali.
  • Cadangan aliran fraksional (fractional flow reserve): Ini adalah teknik manajemen tekanan yang digunakan dalam kateterisasi untuk melihat seberapa banyak penyumbatan di arteri.
  • Ultrasonografi intravaskular (intravascular ultrasound/IVUS): Tes ini menggunakan komputer dan transduser untuk mengirimkan gelombang suara ultrasonik untuk membuat gambar pembuluh darah. Dengan IVUS, dokter dapat melihat dan mengukur bagian dalam pembuluh darah.
  • Sampel kecil jaringan jantung (biopsi): Dokter mungkin mengambil sampel jaringan kecil dan memeriksanya di bawah mikroskop untuk memeriksa kelainan.

3. Persiapan

Dipaparkan dalam laman WebMD, prosedur ini biasanya dilakukan di rumah sakit. Kebanyakan orang juga butuh tes darah dan EKG. Persiapan lainnya yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Dokter atau perawat akan memberi tahu apa yang boleh dan tidak boleh dimakan atau diminum sebelum prosedur.
  • Beri tahu dokter tentang semua obat yang kamu gunakan, termasuk produk herbal dan suplemen makanan.
  • Tanyakan kepada dokter tentang apa saja obat apa yang harus minum pada hari kateterisasi jantung dilakukan. Kamu mungkin perlu menghentikan pengobatan seperti pengencer darah, seperti Coumadin, selama beberapa hari sebelum prosedur.
  • Kalau punya diabetes, tanyakan kepada dokter bagaimana menyesuaikan obat diabetes pada hari prosedur.
  • Beri tahu dokter dan perawat kalau kamu alergi terhadap apa pun, terutama yodium, kerang, pewarna sinar-X, lateks, produk karet (seperti sarung tangan karet atau balon), atau obat jenis penisilin.
  • Ada kemungkinan kamu harus dirawat inap. Jadi, bawalah barang-barang pribadi agar masa inap kamu lebih nyaman.
  • Pastikan ada yang mengantarmu pulang. 

Baca Juga: Pouchitis, Peradangan Kantong Pembuangan Tinja Pascaoperasi Usus Besar

4. Prosedur

Kateterisasi Jantung: Kegunaan, Prosedur, Risiko, Pemulihanilustrasi angioplasti saat prosedur kateterisasi jantung (hopkinsmedicine.org)

Menurut American Heart Association, dokter dengan pelatihan khusus melakukan prosedur dengan tim perawat dan teknisi. Prosedur ini dilakukan di laboratorium kateterisasi jantung rumah sakit.

  • Sebelum prosedur, perawat akan memasukkan infus ke pembuluh darah di lengan sehingga kamu bisa mendapatkan obat (penenang) untuk membantu rileks, tetapi kamu akan terjaga dan dapat mengikuti instruksi selama prosedur.
  • Perawat akan membersihkan dan mencukur area tempat dokter akan bekerja. Ini biasanya di daerah selangkangan.
  • Anestesi lokal biasanya diberikan untuk mematikan rasa di tempat tusukan jarum.
    Dokter akan membuat tusukan jarum melalui kulit dan masuk ke pembuluh darah besar. Tabung kecil seukuran sedotan (sheath) akan dimasukkan ke dalam pembuluh darah. Dokter dengan lembut akan mengarahkan kateter ke dalam pembuluh melalui sheath. Layar video akan menampilkan posisi kateter saat disambungkan melalui pembuluh darah utama dan ke jantung. Kamu mungkin merasakan tekanan di selangkangan, tetapi seharusnya tidak merasakan sakit.
  • Berbagai instrumen dapat ditempatkan di ujung kateter. Ini bisa termasuk instrumen untuk mengukur tekanan darah di setiap ruang jantung dan pembuluh darah yang terhubung ke jantung, melihat bagian dalam pembuluh darah, mengambil sampel darah dari berbagai bagian jantung, atau biopsi dari dalam jantung.
  • Saat kateter digunakan untuk menyuntikkan pewarna yang dapat dilihat pada sinar-X, proseduri ini disebut angiografi.
  • Ketika kateter digunakan untuk membersihkan arteri yang menyempit atau tersumbat, prosedur ini disebut angioplasti atau intervensi koroner perkutan.
  • Saat kateter digunakan untuk memperlebar bukaan katup jantung yang menyempit, prosedurnya disebut valvuloplasti.
  • Dokter akan melepas kateter dan sheath. Perawat akan memberi tekanan pada situs tusukan untuk mencegah pendarahan. Terkadang, perangkat penutupan khusus digunakan. Prosedur ini berlangsung sekitar 1 jam.

5. Setelah prosedur

Di rumah sakit

Setelah kateterisasi jantung, biasanya kamu dibawa ke ruang pemulihan atau ke kamar rawat inap di rumah sakit. Kamu akan tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa jam. Seorang perawat akan memantau tanda-tanda vital, tempat penyisipan, dan sirkulasi/sensasi di kaki atau lengan yang sakit.

Beri tahu perawat segera jika kamu merasakan nyeri atau sesak di dada, atau nyeri lainnya, serta perasaan hangat, berdarah, atau nyeri di tempat insersi.

Bedrest dapat bervariasi dari 4 hingga 12 jam. Jika dokter memasang alat penutup, waktu bedrest mungkin lebih singkat.

Dalam beberapa kasus, sheath mungkin tertinggal di tempat penyisipan. Jika demikian, kamu akan di tempat tidur sampai dokter melepas sarungnya. Setelah dilepas, kamu mungkin diberi makanan ringan.

Kamu mungkin sering merasa ingin buang air kecil karena efek pewarna kontras dan peningkatan cairan. Biasanya kamu akan diberikan pispot atau urinoir saat bedrest agar kaki atau lengan yang sakit tidak tertekuk.

Setelah bedrest, kamu boleh bangun dari tempat tidur. Perawat akan membantu kamu saat pertama kali bangun, dan mungkin memeriksa tekanan darah saat kamu berbaring, duduk, dan berdiri. Kamu harus bergerak perlahan saat bangun dari tempat tidur untuk menghindari pusing akibat bedrest dalam waktu lama.

Kamu mungkin diberikan obat pereda nyeri untuk rasa sakit atau ketidaknyamanan yang berhubungan dengan tempat insersi atau harus berbaring dan diam untuk waktu yang lama.

Minumlah banyak air dan cairan lain untuk membantu membuang pewarna kontras dari tubuh.

Kamu bisa kembali ke pola makan biasa setelah prosedur, kecuali jika dokter memberi tahu sebaliknya.

Setelah masa pemulihan, kamu boleh pulang kecuali dokter memutuskan sebaliknya. Dalam banyak kasus, kamu mungkin bermalam di rumah sakit untuk observasi yang cermat. Jika kateterisasi jantung dilakukan secara rawat jalan dan obat penenang digunakan, minta seseorang untuk mengantarmu pulang.

Di rumah

Setibanya di rumah, periksa situs penyisipan untuk pendarahan, rasa sakit yang tidak biasa, pembengkakan, dan perubahan warna atau perubahan suhu yang tidak normal. Memar kecil adalah normal. Jika melihat jumlah darah yang konstan atau banyak, hubungi dokter.

Jika dokter menggunakan alat penutup di tempat insersi, kamu akan diberi petunjuk tentang cara merawat tempat tersebut. Mungkin ada simpul kecil, atau benjolan, di bawah kulit di lokasi tersebut. Ini normal. Simpul akan hilang dalam beberapa minggu.

Penting untuk menjaga tempat penyisipan tetap bersih dan kering. Dokter akan memberi instruksi mandi khusus.

Dokter mungkin menyarankan kamu untuk tidak berpartisipasi dalam aktivitas berat selama beberapa hari setelah prosedur. Dokter akan memberi tahu kapan kamu boleh kembali beraktivitas normal.

Hubungi dokter jika kamu memiliki salah satu dari yang berikut:

  • Demam atau menggigil.
  • Peningkatan rasa sakit, kemerahan, bengkak, atau pendarahan atau drainase lain dari tempat penyisipan.
  • Merasa kedinginan, mati rasa atau kesemutan, atau perubahan lain pada lengan atau tungkai yang terkena.
  • Nyeri atau tekanan dada, mual atau muntah, banyak berkeringat, pusing, atau pingsan.

Dokter mungkin memberi kamu instruksi lain setelah prosedur, tergantung situasi khusus kamu.

Hasil prosedur akan didiskusikan segera oleh dokter. Untuk sesuatu yang memerlukan waktu lebih lama, seperti analisis laboratorium terhadap sampel jaringan, mungkin perlu waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, mengutip dari laman Cleveland Clinic.

6. Risiko

Kateterisasi Jantung: Kegunaan, Prosedur, Risiko, Pemulihanilustrasi kateterisasi jantung (flickr.com/Hospital Clínic Barcelona @franciscoavia)

Kemungkinan risiko yang terkait dengan kateterisasi jantung meliputi:

  • Pendarahan atau memar saat kateter dimasukkan ke dalam tubuh (selangkangan, lengan, leher, atau pergelangan tangan).
  • Nyeri saat kateter dimasukkan ke dalam tubuh.
  • Gumpalan darah atau kerusakan pada pembuluh darah tempat kateter dimasukkan.
  • Infeksi di tempat di mana kateter dimasukkan ke dalam tubuh.
  • Masalah dengan irama jantung (biasanya sementara).

Komplikasi yang lebih serius, tetapi jarang terjadi meliputi:

  • Iskemia (penurunan aliran darah ke jaringan jantung), nyeri dada, atau serangan jantung.
  • Penyumbatan mendadak pada arteri koroner.
  • Robekan pada lapisan arteri.
  • Kerusakan ginjal dari pewarna yang digunakan.
  • Stroke.

Jika kamu sedang hamil atau punya firasat hamil, beri tahu dokter karena ada risiko cedera pada janin dari katup jantung. Paparan radiasi selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir. Jangan lupa juga untuk memberi tahu dokter kalau kamu sedang menyusui.

Ada pula risiko reaksi alergi terhadap pewarna yang digunakan selama kateterisasi jantung. Apabila kamu alergi atau sensitif terhadap obat-obatan, pewarna kontras, yodium, atau lateks, beri tahu dokter. Begitu pula kalau kamu mengalami gagal ginjal atau masalah ginjal lainnya.

Bagi sebagian orang, berbaring diam di atas meja kateterisasi jantung selama prosedur dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri.

Mungkin ada risiko lain tergantung pada kondisi spesifik seseorang. Pastikan untuk mendiskusikan masalah apa pun dengan dokter sebelum prosedur kateterisasi jantung.

Baca Juga: Pemeriksaan Slit Lamp: Kegunaan, Prosedur, Hasil

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya