Kista Epididimis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Kondisi terbentuknya kantong berisi cairan di epididimis

Kista epididimis adalah kantong berisi cairan yang terbentuk di epididimis, tabung melingkar di bagian belakang testis yang menyimpan dan mengangkut sperma. Kista ini jinak, yang artinya bukan kanker, biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan bisa sangat umum seiring pertambahan usia. Kista epididimis tidak memengaruhi kesuburan.

Sering kali tidak ada tanda-tanda kista epididimis terbentuk. Namun, begitu gejala muncul, seorang laki-laki mungkin akan mendapati massa kecil seperti balon air dan mengalami nyeri tekan dan pembengkakan pada testis, serta gejala lainnya.

Kista epididimis biasanya tidak memerlukan perawatan, tetapi penting untuk memeriksakan pertumbuhannya ke dokter untuk berjaga-jaga jika ada sesuatu yang lebih serius, misalnya tumor atau hernia.

1. Penyebab

Dilansir Verywell Health, penyebab pasti kista epididimis terbentuk masih belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada kemungkinan bahwa peradangan atau penyumbatan epididimis bisa menyebabkan kista terbentuk.

Perlu digarisbawahi bahwa kista epididimis berbeda dengan epididimitis. Epididimitis adalah peradangan, umumnya menyakitkan, pada saluran epididimis yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

2. Gejala

Kista Epididimis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi kista epididimis (chop.edu)

Dirangkum dari laman The Children’s Hospital of Philadelphia, biasanya kista epididimis tidak memperlihatkan gejala. Jika ada, kamu mungkin akan melihat adanya benjilan di belakang, di atas, atau di bawah salah satu testis, serta:

  • Nyeri tumpul di skrotum.
  • Perasaan berat di skrotum.
  • Kemerahan pada skrotum.
  • Perasaan tekanan di bagian bawah penis.
  • Nyeri tekan atau pembengkakan di bagian belakang testis.
  • Nyeri tekan, pembengkakan, atau pengerasan testis.
  • Nyeri di selangkangan atau punggung bawah dan perut.

Kista epididimis biasanya tidak menyebabkan rasa sakit yang tajam dan intens. Sebagian besar waktu, kista sama sekali tidak menyakitkan.

Jika salah satu gejala di atas terjadi, sebaiknya temui ahli urologi untuk mendapatkan pemeriksaan lengkap.

Baca Juga: Kenali 7 Penyebab Kista pada Penis, Apakah Berbahaya?

3. Diagnosis

Kista testis biasanya ditemukan selama pemeriksaan testis atau selama pemeriksaan oleh dokter. Untuk menentukan penyebabnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, yang mungkin termasuk menyinari bagian belakang setiap testis.

Pencahayaan ini akan membantu dokter menentukan apakah ada massa seperti tumor yang menghalangi cahaya bersinar. Bila benjolan tersebut adalah kista epididimis atau spermatokel, cahaya akan dapat menembus ke sisi lain.

Dilansir Patient, dokter juga dapat memesan USG skrotum. Tes ini menggunakan gelombang suara untuk melihat ke dalam skrotum. Ini dapat memeriksa aliran darah dan menunjukkan apakah massa itu kista atau sesuatu yang lebih serius.

Tidak mungkin untuk mengetahui apakah kista adalah kista epididimis atau spermatokel hanya dengan pemeriksaan fisik atau USG. Itu sebabnya dokter sering menyebut mereka dengan kedua istilah tersebut.

Setelah menentukan penyebab benjolan, dokter mungkin akan memberi rujukan ke ahli urologi untuk melacak pertumbuhannya dari waktu ke waktu dan mengelola gejala terkait.

4. Pengobatan

Kista Epididimis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi operasi kista epididimis (pixabay.com/David Mark)

Kebanyakan kista testis diobati hanya jika menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Setelah didiagnosis, kamu dapat melakukan pemeriksaan mandiri secara teratur dan menindaklanjuti dengan dokter untuk memantau kista.

Biasanya, kista epididimis dan spermatokel akan mengecil karena tubuh menyerap kembali cairan dari kista atau ukurannya akan tetap sama. Namun, terkadang kista epididimis dapat terus tumbuh atau menyebabkan rasa sakit, bengkak, atau menyebabkan rasa malu. Dalam kasus ini, ada beberapa pilihan untuk perawatan.

Operasi

Operasi adalah pengobatan yang paling umum jika kamu dan ahli urologi memutuskan untuk mengangkat kista. 

Kamu akan dibius total selama prosedur. Namun, terkadang dokter mungkin memutuskan untuk memberikan anestesi spinal. Ini akan membuat kamu terjaga namun benar-benar mati rasa dari pinggang ke bawah.

Ahli bedah kemudian akan membuat sayatan di skrotum. Selanjutnya, kista akan dikeluarkan dari epididimis dan testis sambil menjaga suplai darah ke epididimis. Ahli bedah kemudian menjahit skrotum dengan jahitan yang dapat larut. Dokter mungkin meresepkan antibiotik sebelum prosedur untuk melindungi dari infeksi.

Kamu mungkin mengalami pembengkakan dan memar selama beberapa hari setelah prosedur. Ada kemungkinan kista epididimis akan tumbuh kembali. Akan tetapi, ada sedikit risiko hal ini terjadi dengan pembedahan dibandingkan dengan beberapa perawatan kista epididimis.

Dalam beberapa kasus, pengangkatan kista epididimis atau spermatokel dapat memengaruhi kesuburan. Ini dapat menyebabkan penyumbatan di epididimis atau merusak vas deferens, yang membawa sperma dari testis ke uretra di penis. Ini mencegah sperma keluar.

Penting untuk mendiskusikan semua kemungkinan efek samping dengan ahli urologi sebelum prosedur sehingga kamu sepenuhnya memahami risikonya.

Aspirasi

Dilansir Urology Care Foundation, metode pengangkatan ini melibatkan memasukkan jarum ke dalam kista untuk mengeringkannya. Ini menghilangkan penumpukan cairan. Banyak dokter yang tidak merekomendasikan metode ini karena ada kemungkinan besar cairan akan kembali dengan cepat.

Skleroterapi perkutan

Dalam beberapa kasus, ketika kista epididimis terus tumbuh kembali setelah aspirasi, dokter dapat merekomendasikan operasi. Prosedur kurang invasif yang disebut skleroterapi perkutan adalah pilihan lain jika kamu tidak dapat menjalani operasi atau tidak menginginkannya.

Ini adalah prosedur rawat jalan. Dokter bedah menggunakan USG untuk membantu memasukkan kateter (tabung) ke dalam kista. Pewarna kontras disuntikkan melalui kateter ke dalam kista. Ini memungkinkan dokter melihat kista dengan lebih jelas. Ini juga membantu mereka melihat apakah kista bocor atau memengaruhi bagian lain dari testis.

Cairan (biasanya etanol, yang membantu membunuh sel-sel dalam kista) disuntikkan melalui kateter ke dalam kista selama sekitar 20 menit.

Kamu mungkin dipindahkan ke posisi yang berbeda untuk memastikan cairan mengenai seluruh kista. Cairan kemudian disedot keluar.

Setelah prosedur, kamu biasanya akan melakukan kunjungan lanjutan beberapa bulan kemudian. Jika kista epididimis tidak mengecil atau hilang, dokter dapat merekomendasikan prosedur skleroterapi kedua.

5. Kondisi medis yang berhubungan dengan kista epididimis

Kebanyakan pria dengan kista epididimis cukup sehat. Ada beberapa kondisi yang cukup langka yang berhubungan dengan kista epididimis, seperti:

  • Fibrosis kistik: Penyakit bawaan ketika ada kista di paru-paru, pankreas, dan area tubuh lainnya.
  • Penyakit ginjal polikistik: suatu kondisi bawaan ketika kista berkembang di ginjal dan bagian tubuh lainnya.

Pria yang memiliki kista epididimis tidak mengalami peningkatan risiko infertilitas jika mereka dalam kondisi sehat.

Biasanya kista epididimis tidak menimbulkan masalah sama sekali. Namun, terkadang mereka bisa terpelintir dan menjadi sangat menyakitkan. Ini disebut dengan torsio dan terjadi cukup cepat, sekitar setengah jam. Ini benar-benar menyakitkan dan biasanya membutuhkan pembedahan untuk mengatasinya.

Melihat adanya benjolan di testis tentu bikin khawatir. Namun, kista epididimis sering terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan. Penting untuk memeriksa testis secara rutin setiap bulan untuk mencari adanya benjolan. Dengan begitu, kamu akan tahu jika ada kista atau massa serta bagaimana ukurannya dari waktu ke waktu.

Semua massa perlu diperiksa oleh dokter, bahkan jika kamu mengira itu adalah kista epididimis. Melakukan hal ini akan mengesampingkan kondisi yang lebih serius.

Baca Juga: Kista Baker: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya