Deretan Komplikasi Sifilis, Semua Bisa Dicegah dengan Pengobatan

Dapat merusak setiap jenis jaringan dan setiap organ tubuh

Setiap kasus sifilis, mulai dari tanda, gejala, dan potensi komplikasi jangka panjangnya adalah unik. Sifilis dapat merusak setiap jenis jaringan dan setiap organ di dalam tubuh, sehingga kemungkinan komplikasi yang disebabkan oleh sifilis bisa banyak.

Pada awal infeksi, organisme menyerang aliran darah dan sistem limfatik. Hal ini dapat terjadi bahkan sebelum chancre (luka sifilis) pertama.

Bakteri Treponema pallidum penyebab sifilis bisa dengan mudah menyebar ke setiap sudut tubuh, bisa menyerang jantung, tulang, dan saluran pencernaan. Juga, bisa memengaruhi pendengaran, penglihatan, semua organ utama. Bisa juga menyerang hati, kulit, dan lainnya. Pada wanita hamil, Treponema pallidum melintasi plasenta untuk menginfeksi janin. Ketika bakteri menginfeksi sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang, itu disebut neurosifilis.

Secara historis, neurosifilisadalah salah satu bentuk sifilis yang paling ditakuti karena dapat menyebabkan kegilaan, kebutaan, kelumpuhan, dan kematian.

Nah inilah beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat sifilis. Kabar baiknya, pengobatan sifilis dapat mencegah komplikasi ini.

Potensi infeksi seumur hidup

Apabila sifilis tidak diobati, Treponema pallidum tetap hidup di dalam tubuh. Orang dengan sifilis tetap terinfeksi seumur hidup kecuali mereka minum antibiotik.

Perawatan dini dengan antibiotik dapat mencegah bahaya serius. Akan tetapi, jika perawatan dimulai setelah organ atau jaringan rusak, antibiotik tidak dapat memulihkan kerusakan tersebut.

Kemampuan bakteri untuk menyebar ke seluruh tubuh memberi sifilis kekuatan untuk menyebabkan komplikasi yang mengubah hidup terutama, tetapi tidak hanya, pada tahap terakhirnya.

Penyakit kompleks dengan berbagai tahapan

Deretan Komplikasi Sifilis, Semua Bisa Dicegah dengan Pengobatanilustrasi seseorang dengan sifilis (freepik.com/freepik)

Dilansir Everyday Health, sifilis melibatkan empat tahap yang berbeda, tetapi terkadang tahap tersebut tumpang tindih atau bahkan terjadi pada waktu yang bersamaan. Tidak setiap tahap akan menimbulkan gejala yang nyata, dan gejala tidak muncul dalam urutan yang sama untuk semua orang.

Hal utama yang perlu diketahui tentang sifilis adalah bahwa tanpa pengobatan, sifilis tetap ada, membuat seseorang menular, dan dapat menyebabkan kerusakan besar. Pengidapnya harus minum antibiotik untuk menyembuhkan infeksi dan menghentikan perkembangannya melalui berbagai tahapannya.

Berikut adalah ikhtisar tahapan sifilis, dengan gejala yang biasa terjadi, dan potensi komplikasi pada setiap tahap:

1. Tahap primer

Pada awal infeksi, luka yang tidak nyeri, yang disebut chancre, muncul di mana pun bakteri pertama kali masuk ke tubuh. Luka ini mungkin terlihat atau tersembunyi di dalam mulut, vagina, leher rahim, anus, atau di tempat lain.

Luka awal ini biasanya sembuh dalam 1–2 bulan.

Baca Juga: Sifilis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

2. Tahap sekunder

Deretan Komplikasi Sifilis, Semua Bisa Dicegah dengan Pengobatanilustrasi gejala sifilis (freepik.com/freepik)

Ruam yang meluas sering terjadi pada sifilis sekunder dan berlangsung sekitar 2–6 minggu. Tahap ini juga dapat melibatkan gejala yang menyerupai kondisi umum lainnya, termasuk flu, psoriasis, dan wasir. Gejala tahap sekunder hilang dengan sendirinya, namun infeksi tetap ada, seperti dijelaskan dalam laman Planned Parenthood.

Komplikasi ekstrem selama tahap primer dan sekunder jarang terjadi, tetapi tetap bisa terjadi. Sebagai contoh, sementara kerusakan parah pada jantung dan pembuluh darah biasanya terjadi pada tahap terakhir sifilis, kerusakan tersebut juga dapat terjadi pada awal penyakit.

Sudah ada laporan bahwa orang dengan sifilis tahap awal membutuhkan penggantian katup jantung dan operasi bypass koroner.

3. Tahap laten

Tahap bebas gejala ini dapat berlangsung selama beberapa tahun atau selama sisa hidup. Pada orang-orang yang tidak menerima pengobatan, sekitar sepertiga dari kasus tersebut berkembang menjadi sifilis lanjut, atau tersier, yang mana banyak komplikasi parah dapat terjadi.

4. Tahap akhir atau tahap tersier

Deretan Komplikasi Sifilis, Semua Bisa Dicegah dengan Pengobatanilustrasi pasien (flickr.com/NIH Clinical Center)

Tahap akhir sifilis adalah saat komplikasi paling parah biasanya muncul. Berikut sebagian daftarnya:

  • Gumma: Benjolan kecil atau tumor yang disebut gumma dapat muncul di kulit, tulang, hati, atau organ lainnya, termasuk perut dan mata. Gumma sering muncul di langit-langit dan struktur hidung. Tempat umum lainnya termasuk wajah, kulit kepala, badan, dan kaki.
  • Masalah neurologis: Sifilis dapat menyebabkan banyak masalah sistem saraf, termasuk nyeri yang tiba-tiba dan sensasi terbakar. Ini dapat terjadi di berbagai organ, sering kali perut, dan dapat menyebabkan muntah. Nyeri ekstrem seperti kilat di rektum, kandung kemih, dan laring juga dapat terjadi. Sifilis juga dapat menyebabkan hilangnya sensasi dan daya tanggap terhadap perubahan suhu. Masalah penglihatan atau kebutaan, meningitis, dan stroke dapat terjadi. Kerusakan sistem saraf juga dapat menyebabkan inkontinensia dan impotensi pada laki-laki.
  • Masalah kardiovaskular: Ini biasanya muncul antara 10 dan 25 tahun setelah infeksi sifilis awal. Masalah ini mungkin termasuk peradangan dan penonjolan aorta, arteri utama tubuh. Sifilis juga dapat menyerang pembuluh darah dan katup jantung lainnya.
  • Keterlibatan kelenjar hipofisis: Jarang, sifilis dapat menyebabkan hipopituitarisme, kondisi saat kelenjar hipofisis mengeluarkan jumlah hormon yang berkurang. Pada orang dewasa, hal ini dapat menyebabkan penuaan dini, antara lain, dan pada anak-anak, kekerdilan, seperti dilansir Mayo Clinic.
  • Peningkatan risiko infeksi HIV: Luka yang disebabkan oleh sifilis memudahkan HIV untuk masuk ke dalam tubuh. Akibatnya, baik perempuan maupun laki-laki dengan sifilis memiliki risiko tertular HIV sekitar 2–5 kali lebih tinggi daripada orang dewasa yang tidak memiliki sifilis.
  • Sifilis lambung: Komplikasi yang relatif jarang ini, menyerang lambung, biasanya menyerang orang berusia 20-an hingga 40-an. Ini dapat menyebabkan rasa sakit, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, dan penurunan berat badan, menurut laporan dalam Journal of Korean Medical Science tahun 2006.
  • Komplikasi kehamilan dan persalinan: Jika menderita sifilis saat hamil, ibu dapat menularkannya kepada anak. Bayi yang terinfeksi berisiko lahir dengan atau mengalami banyak kelainan bentuk. Sifilis selama kehamilan sangat meningkatkan risiko keguguran atau lahir mati, dan bayi yang tertular sifilis dari ibunya berisiko meninggal selama atau segera setelah lahir.

Semua komplikasi sifilis bisa dicegah

Satu suntikan penisilin dapat menyembuhkan sifilis pada tahap awal dan melindungi penderitanya dari berbagai komplikasi penyakit

Kalau kamu termasuk dalam kelompok yang berisiko tinggi tertular sifilis atau penyakit menular seksual lainnya, bicarakan dengan dokter tentang risiko pribadi, apakah perlu tes sifilis, dan, jika perlu, mendapatkan pengobatan.

Orang-orang yang berisiko tinggi termasuk siapa pun dengan pasangan yang baru-baru ini dites positif sifilis, laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, dan individu yang aktif secara seksual yang hidup dengan HIV.

Baca Juga: Tes Sifilis: Tujuan, Prosedur, Kapan Diperlukan, Hasil

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya