10 Kondisi yang Bisa Menyebabkan Mati Muda, Cegah dari Sekarang

Ribuan orang secara global meninggal dunia sebelum waktunya

Ribuan orang dari seluruh dunia meninggal dunia sebelum waktunya akibat banyak kondisi kesehatan yang sebetulnya bisa dihindari. Kematian itu pasti, tetapi mati muda tentu mengkhawatirkan.

Ada beberapa kebiasaan yang jika terus dilakukan dapat menyebabkan kematian dini. Mengetahui hal-hal tersebut dan memperhatikan gejalanya merupakan langkah penting untuk bisa mencegah mati pada usia muda.

Inilah beberapa penyebab mati muda paling umum yang perlu kamu ketahui.

1. Kanker

Kanker terjadi ketika sel membelah tanpa henti yang menyebabkan produksi sel abnormal membanjiri darah. Ketika sel kanker dilepaskan, kadang dapat menyebar ke bagian tubuh lain.

Kanker adalah penyakit mematikan yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, sistem hormon, sistem limfatik, dan sirkulasi darah, mengutip laman Dr. Koop.

Kanker membunuh, tetapi bisa dikelola ketika didiagnosis pada tahap awal. Itu melemahkan tubuh dan membuatnya tidak berdaya untuk melawan penyakit. Kanker dapat menyebabkan masalah berat yang mengancam jiwa seperti penurunan berat badan yang berlebihan, perdarahan abnormal, perubahan pada payudara, kelemahan, kematian, sesak napas, batuk terus-menerus, heartburn berlebihan, dan banyak lagi.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, terhitung hampir 10 juta kematian pada tahun 2020.

Ada lebih dari 200 jenis kanker. Gaya hidup yang tidak sehat dapat menyebabkan kanker. Skrining dini dapat membantu mengungkap sel kanker pada tahap awal.

2. Penyakit jantung

10 Kondisi yang Bisa Menyebabkan Mati Muda, Cegah dari Sekarangilustrasi penyakit jantung (pexels.com/Freestocks.org)

Penyakit jantung adalah kondisi yang menyebabkan kerusakan permanen pada jantung. Ini muncul saat sel otot jantung kekurangan darah yang kaya akan oksigen.

Penyebab umum penyakit jantung meliputi kelebihan berat badan, pola makan tidak sehat, jarang olahraga, tekanan darah tinggi, serta merokok dan minum alkohol secara berlebihan.

Penyakit jantung bisa menyebabkan seseorang mati muda. Kalau usia kamu di atas 40 tahun, kamu disarankan untuk cek tekanan darah dan kolesterol secara rutin.

Perempuan disarankan untuk menjalani pemindaian mamografi digital, yaitu alat yang dapat mengungkap gangguan jantung pada dengan menemukan tanda-tanda kalsium di arteri payudara.

Latihan fisik adalah tip bermanfaat yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga 30 persen.

Menurut WHO, penyakit kardiovaskular (penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah) adalah merupakan penyebab utama kematian secara global. Diperkirakan 17,9 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular pada tahun 2019, mewakili 32 persen dari semua kematian global. Dari kematian tersebut, 85 persen disebabkan oleh serangan jantung dan stroke.

3. Penyakit hati

Penyakit hati menyebabkan kematian dini karena tidak menunjukkan gejala yang serius hingga terlambat untuk dicegah. Sebagian besar orang dengan penyakit hati hampir tidak tahu bahwa mereka mengidap penyakit tersebut sampai telah berkembang menjadi gagal hati.

Penyebab penyakit hati antara lain konsumsi alkohol berlebihan, virus hepatitis, sirosis, penyalahgunaan obat, hemokromatosis dan masih banyak lagi. Gejala awal gagal hati termasuk kehilangan nafsu makan, mual, diare, mengantuk dan kelelahan.

Penyakit hati bisa dirawat di rumah sakit sampai efeknya berkurang. Jika tidak memungkinkan untuk diobati, maka transplantasi hati bisa menjadi pilihan.

Menurut laporan dalam Journal of Hepatology tahun 2019, penyakit hati menyumbang sekitar 2 juta kematian per tahun di seluruh dunia. Sebanyak 1 juta karena komplikasi sirosis dan 1 juta karena virus hepatitis dan karsinoma hepatoseluler.

4. Penyakit paru-paru

10 Kondisi yang Bisa Menyebabkan Mati Muda, Cegah dari Sekarangilustrasi paru-paru (unsplash.com/averey)

Penyakit paru-paru terdiri dari kondisi kesehatan mulai dari bronkitis akut hingga penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Penyakit paru-paru terjadi ketika paru-paru tidak dapat lagi melakukan fungsi normal untuk membawa oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Penyakit ini sebagian besar disebabkan oleh merokok berat, kontak yang terlalu lama dengan bahan kimia, debu, asap dan infeksi.

Tanda-tanda peringatan penyakit paru-paru termasuk sesak napas, batuk kronis, produksi dahak kronis, mengi, batuk darah dan nyeri dada kronis.Temui dokter kalau kamu mengalami gejala-gejala tersebut.

Menurut laporan dalam jurnal The BMJ, telah terjadi peningkatan kematian dan kecacatan akibat penyakit pernapasan (paru-paru) kronis selama tiga dekade terakhir. Ini merupakan temuan analisis data dari 195 negara.

Daerah termiskin di dunia memiliki beban penyakit terbesar. Penuaan dan faktor risiko termasuk merokok, polusi lingkungan, dan berat badan juga memainkan peran kunci.

Penyakit pernapasan kronis menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang utama, dengan perkiraan 3,9 juta kematian pada tahun 2017, terhitung 7 persen dari semua kematian di seluruh dunia.

PPOK dan asma adalah kondisi yang paling umum, tetapi penyakit lain seperti pneumokoniosis (penyakit paru-paru akibat menghirup debu), penyakit paru interstisial, dan sarkoidosis paru (akibat jaringan parut dan pembengkakan paru-paru) juga merupakan masalah kesehatan masyarakat global.

Baca Juga: Adakah Pengobatan Herbal dan Alternatif untuk PPOK?

5. Stroke

Stroke adalah penyebab paling umum dari kecacatan permanen daripada penyakit lain di antara orang dewasa. Ini adalah penyebab utama kematian dini kelima di seluruh dunia.

Stroke terjadi ketika darah yang mengalir ke otak terhenti karena tersumbat oleh gumpalan. Ketika bekuan menyumbat aliran darah ke otak, hal itu dapat mengakibatkan kematian sel-sel otak karena tidak adanya oksigen dan nutrisi yang mereka butuhkan untuk menjalankan fungsi normalnya.

Stroke sering terjadi pada orang dewasa berusia di atas 55 tahun dan bahkan pada orang dewasa paruh baya. Gejalanya meliputi kelemahan tiba-tiba pada wajah, lengan, ketidakmampuan tiba-tiba untuk melihat pada satu atau kedua mata, kehilangan keseimbangan secara tiba-tiba, sakit kepala parah yang tiba-tiba, dan ketidakmampuan tiba-tiba untuk berbicara atau memahami pembicaraan.

Segera temui dokter setiap kali mengalami salah satu atau beberapa gejala stroke. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah stroke. Kalau memiliki tekanan darah tinggi, temui dokter untuk mengendalikannya. Hindari merokok dan kendalikan diabetes karena bisa meningkatkan risiko stroke. Jaga pola makan sehat seimbang dan rutin olahraga.

Menurut WHO, stroke adalah penyebab utama kecacatan di seluruh dunia dan penyebab kematian kedua. Global Stroke Factsheet yang dirilis pada 2022 mengungkapkan bahwa risiko seumur hidup terkena stroke telah meningkat sebesar 50 persen selama 17 tahun terakhir, dan sekarang 1 dari 4 orang diperkirakan mengalami stroke seumur hidup mereka.

Dari tahun 1990 hingga 2019, telah terjadi peningkatan kejadian stroke sebesar 70 persen, peningkatan kematian akibat stroke sebesar 43 persen, peningkatan prevalensi stroke sebesar 102 persen, dan peningkatan Disability Adjusted Life Years (DALY) sebesar 143 persen.

Fitur yang paling mencolok adalah bahwa sebagian besar beban stroke global (86 persen kematian akibat stroke dan 89 persen DALY) terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.

6. Pola makan tidak sehat

10 Kondisi yang Bisa Menyebabkan Mati Muda, Cegah dari Sekarangilustrasi pola makan tidak sehat (pexels.com/Tim Samuel)

Kurangi atau hindari makan makanan yang tidak memberikan tubuh jumlah nutrisi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Misalnya makanan olahan, makanan cepat saji, dan lain-lain.

Makanan yang kaya akan nutrisi yang tepat dan asam lemak esensial akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan bentuk pertahanan terbaik untuk melawan penyakit. Makanan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan, ikan, dan sayuran akan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita.

Kalau ingin tubuh sehat, pastikan untuk menghindari terlalu banyak (maupun terlalu sedikit) kalori. Asupan tinggi kalori dapat menyebabkan kelebihan berat badan, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, diabetes, dan lain-lain. 

Makanan olahan yang tinggi gula, natrium, dan lemak jenuh juga dapat menyebabkan sejumlah kondisi kesehatan kronis.

Global Burden of Disease Study melihat konsumsi makanan antara tahun 1990 dan 2017 di 195 negara, dengan fokus pada 15 jenis makanan atau nutrisi. Diterbitkan dalam jurnal The Lancet tahun 2019, para peneliti menyimpulkan bahwa, karena kontribusinya terhadap penyakit tidak menular, pola makan yang buruk menyebabkan 1 dari 5, atau 11 juta, kematian orang dewasa pada tahun 2017.

Sebagian besar dari kematian tersebut, sekitar 10 juta, berasal dari penyakit kardiovaskular. Sisanya terutama dari kanker dan diabetes tipe 2.

7. Diabetes

Diabetes dapat disebut sebagai sekelompok penyakit metabolik yang menyebabkan tubuh mengembangkan glukosa darah tinggi. 

Menurut International Diabetes Federation (IDF), pada 2021:

  • Sekitar 537 juta orang dewasa (20-79 tahun) hidup dengan diabetes.
  • Jumlah orang dengan diabetes diproyeksikan meningkat menjadi 643 juta pada tahun 2030 dan 783 juta pada tahun 2045.
  • Sebanyak 3 dari 4 orang dewasa dengan diabetes tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
  • Hampir 1 dari 2 (240 juta) orang dewasa yang hidup dengan diabetes tidak terdiagnosis.

Ada tiga jenis utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1 (terjadi ketika tubuh tidak memproduksi insulin), diabetes tipe 2 (tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup untuk berfungsi dengan baik), dan diabetes gestasional (memengaruhi perempuan selama kehamilan).

Gejala diabetes yang paling umum termasuk sering buang air kecil, dehidrasi, lapar, penurunan berat badan yang tidak biasa, kelelahan, impotensi pada pria, luka yang tidak sembuh dan banyak lagi.

Berdasarkan data dari IDF, diabetes menyebabkan 6,7 juta kematian secara global pada 2021.

8. Kecelakaan

10 Kondisi yang Bisa Menyebabkan Mati Muda, Cegah dari Sekarangilustrasi kecelakaan lalu-lintas (IDN Times/Arief Rahmat)

Kecelakaan dapat dikategorikan sebagai cedera yang tidak disengaja yang menimpa orang-orang yang kebanyakan berusia 1 hingga 45 tahun. Ini meliputi kecelakaan motor, kecelakaan yang terjadi di air, udara, jatuh, keracunan yang tidak disengaja, dan masih banyak lagi.

Kecelakaan telah menyebabkan begitu banyak luka bagi para korban dan orang yang mereka cintai. Penggunaan sabuk pengaman dan kesadaran akan bahaya mengemudi dalam keadaan mabuk maupun mengantuk dapat membantu mengurangi kecelakaan di jalan raya.

9. Pneumonia

Ini adalah kondisi kesehatan serius yang menyebabkan kematian dini pada orang dewasa yang lebih tua, bayi, dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Orang yang paling berisiko tinggi terkena pneumonia adalah anak-anak di bawah 5 tahun dan lansia di atas 65 tahun.

Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada alveoli di paru-paru. Alveoli adalah kantung udara kecil di paru-paru tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi.

Gejala pneumonia mulai dari pilek, flu, demam tinggi, menggigil, batuk, sesak napas, nyeri dada, kelelahan, mual, sakit kepala dan lain-lain.

Infeksi pneumonia sebagian besar disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur. Ini dapat diobati dengan antibiotik dan obat antivirus, serta bisa dicegah dengan vaksin polisakarida pneumokokus (PPSV).

Pada 2019, diperkirakan 2,5 juta orang meninggal akibat pneumonia di seluruh dunia. Sekitar 600.000 di antaranya adalah anak di bawah usia 5 tahun; 3 dari 10 kematian bayi akibat pneumonia terjadi pada bulan pertama kehidupan. Antara tahun 2000 dan 2012, kematian bayi menurun lebih dari setengahnya. Meski begitu, jumlahnya tetap sangat tinggi, terutama mengingat itu adalah penyakit yang dapat diobati dan dicegah sepenuhnya.

10. Bunuh diri

10 Kondisi yang Bisa Menyebabkan Mati Muda, Cegah dari Sekarangilustrasi bunuh diri (IDN Times/Arief Rahmat)

Bunuh diri juga merupakan salah satu penyebab mati muda di seluruh dunia. Ini adalah tindakan menyakiti diri sendiri yang disengaja, yang kebanyakan terjadi di antara orang dewasa usia 18 tahun ke atas.

Menurut WHO, setiap tahun 703.000 orang bunuh diri dan masih banyak lagi orang yang mencoba bunuh diri. Setiap bunuh diri adalah tragedi yang memengaruhi keluarga, komunitas, dan seluruh negara serta berdampak jangka panjang bagi orang-orang yang ditinggalkan.

Bunuh diri terjadi sepanjang umur dan merupakan penyebab utama kematian keempat di antara usia 15-29 tahun secara global pada tahun 2019.

Bunuh diri tidak hanya terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi, tetapi merupakan fenomena global di seluruh wilayah dunia. Lebih dari 77 persen kasus bunuh diri global terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah pada tahun 2019.

Beberapa penyebab penting bunuh diri termasuk gangguan mental, depresi, penyalahgunaan obat, riwayat bunuh diri dalam keluarga, upaya bunuh diri sebelumnya, pelecehan seksual, dan masih banyak lagi.

Banyak potensi penyebab kematian pada usia berapa pun berada di luar kendali kita. Namun, dengan menerapkan gaya hidup sehat dan mempraktikkan langkah-langkah keamanan, banyak penyebab kematian pada usia muda bisa dicegah.

Bahkan jika tidak dapat mencegah suatu penyakit, kita sering kali bisa mengurangi risiko komplikasinya, termasuk kematian dini. Bicarakan dengan dokter tentang risiko kamu dan bekerja sama untuk menurunkannya.

Baca Juga: Stroke Telinga (SSHL): Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya