Memahami Lokasi Sakit Kepala dan Apa Artinya

Sakit kepala di bagian dahi, apa saja penyebabnya?

Kebanyakan orang akan mengalami sakit kepala pada beberapa titik dalam hidup. Menentukan jenis sakit kepala yang dialami penting untuk mengetahui cara terbaik menanganinya serta kapan harus periksakan ke dokter.

Lokasi sakit kepala, entah itu seluruh, satu sisi, bagian depan, atau bagian belakang kepala merupakan langkah awal yang baik dalam memilah jenis sakit kepala.

Sakit kepala primer vs sakit kepala sekunder

Menurut laporan dalam American Journal of Medicine tahun 2017, sakit kepala primer tidak diketahui penyebabnya. Sementara itu, sakit kepala sekunder adalah akibat dari kondisi lain yang menyebabkan traksi atau peradangan pada struktur yang peka terhadap rasa sakit. Sakit kepala akibat penyakit kejiwaan juga dianggap sakit kepala sekunder.

Sakit kepala primer yang paling umum termasuk migrain, sakit kepala tipe tegang, dan sakit kepala cluster.

Sakit kepala yang berhubungan dengan infeksi, penyakit pembuluh darah, dan trauma adalah contoh sakit kepala sekunder yang lebih umum. Hanya 1 persen pasien tumor otak yang mengeluhkan sakit kepala sebagai satu-satunya keluhan.

Sebagian besar pasien yang datang ke dokter untuk evaluasi dinyatakan mengalami gangguan sakit kepala primer.

1. Sakit kepala di seluruh kepala

Memahami Lokasi Sakit Kepala dan Apa Artinyailustrasi sakit kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sakit kepala yang dirasakan di seluruh kepala disebut sebagai sakit kepala "umum". Mereka tidak terlokalisasi pada satu area seperti dahi atau bagian belakang kepala.

Primer

Sakit kepala primer yang mungkin dirasakan di seluruh kepala dapat meliputi:

  • Sakit kepala tipe tegang: Ini menyebabkan tekanan pada dua sisi kepala yang bisa terasa seperti kepala diikat kencang. Ini mungkin berhubungan dengan sensitivitas terhadap cahaya atau suara.
  • Migrain: Ini menyebabkan sensasi menusuk atau berdenyut pada satu atau dua sisi kepala. Migrain umumnya memburuk dengan aktivitas fisik, cenderung lebih melemahkan daripada sakit kepala tipe tegang, dan bisa disertai mual, muntah, serta kepekaan terhadap cahaya dan suara.

Sekunder

Sakit kepala sekunder yang bisa dirasakan di seluruh kepala dapat termasuk:

  • Sakit kepala pascainfeksi: Ini biasanya dideskripsikan sebagai denyutan atau tekanan dan paling sering disebabkan oleh virus seperti pilek, flu, atau COVID-19.
  • Sakit kepala pascatrauma: Ini bisa terjadi setelah gegar otak (cedera otak) dan menimbulkan sensasi menekan. Gejala terkait termasuk pusing, mual, muntah, dan masalah memori.
  • Meningitis: Ini adalah peradangan pada selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Ini menyebabkan sakit kepala umum, demam, dan leher kaku.
  • Sakit kepala akibat tumor otak: Ini terasa seperti migrain tumpul atau sakit kepala tipe tegang. Mungkin disertai mual dan muntah, menurut studi dalam jurnal Headache tahun 2018.
  • Sakit kepala akibat stroke iskemik (ketika arteri yang memasok darah ke otak tersumbat): Berdasarkan studi dalam jurnal Stroke tahun 2019, ini mungkin menyerupai migrain atau sakit kepala tipe tegang.
  • Sakit kepala thunderclap: Ini bisa timbul dari pendarahan subarachnoid, yang merupakan jenis stroke hemoragik (ketika arteri di otak pecah dan berdarah). Sakit kepala ini bermanifestasi sebagai sakit kepala yang sangat menyakitkan, tiba-tiba, dan meledak-ledak, menurut laporan dalam Expert Review of Neurotherapeutics tahun 2018.

2. Sakit kepala di satu sisi kepala

Sakit kepala terkadang hanya dirasakan di satu sisi kepala.

Primer

Sakit kepala primer yang dikaitkan dengan nyeri kepala satu sisi meliputi:

  • Migrain: Sering terjadi di satu sisi kepala, meski bisa terjadi di kedua sisi kepala.
  • Sakit kepala cluster: Bermanifestasi sebagai rasa sakit parah di dalam atau di sekitar mata atau pelipis di satu sisi kepala. Menurut studi dalam Annals of Indian Academy of Neurology tahun 2018, sakit kepala ini sering disertai muka memerah dan berkeringat, mata merah dan berair, hidung tersumbat, dan gelisah.
  • Hemicrania continua: Bermanifestasi sebagai nyeri harian yang menetap di satu sisi kepala selama tiga bulan atau lebih. Jenis sakit kepala yang jarang ini dapat disertai mata merah atau robek, hidung berair atau tersumbat, berkeringat, atau kemerahan pada wajah di sisi yang sama dengan sakit kepala.
  • Paroxysmal hemicrania: Ini menyebabkan sakit kepala satu sisi berdenyut parah yang dimulai dan berakhir secara tiba-tiba. Sakit kepala yang jarang terjadi ini umumnya terletak di sekitar atau di belakang mata atau di area pelipis. Kurang umum, rasa sakit dapat terjadi di dahi atau bagian belakang kepala.

Sekunder

Sakit kepala sekunder yang terkait dengan sakit kepala satu sisi meliputi:

  • Arteritis sel raksasa (GCA): Ini adalah jenis vaskulitis (radang pembuluh darah) di cabang-cabang arteri leher besar. Sakit kepala GCA parah dan dapat terjadi di mana saja, tetapi sering terlokalisasi di satu sisi kepala di dekat pelipis. Gejala lain termasuk nyeri kulit kepala, perubahan penglihatan, nyeri rahang saat mengunyah, dan penurunan berat badan yang tidak diinginkan, berdasarkan studi dalam Missouri Medicine tahun 2018.
  • Sakit kepala servikogenik: Bermanifestasi sebagai nyeri satu sisi yang dimulai di leher dan menyebar ke bagian depan kepala. Menurut studi dalam International Journal of Sports Physical Therapy tahun 2011, ini mungkin disertai dengan kekakuan leher dan nyeri lengan di sisi yang sama dari sakit kepala.
  • Sakit kepala pascatrauma: Ini dapat dirasakan di satu atau kedua sisi kepala. Seperti migrain, sakit kepala ini cenderung memburuk dengan aktivitas fisik.

Baca Juga: Karakteristik Sakit Kepala yang Mengarah ke Gejala Tumor Otak

3. Sakit kepala di bagian depan kepala

Memahami Lokasi Sakit Kepala dan Apa Artinyailustrasi sakit kepala di bagian dahi (pexels.com/Alex Green)

Nyeri di bagian depan kepala terkadang disebut sebagai sakit kepala dahi atau sakit kepala frontal.

Primer

Sakit kepala primer yang berhubungan dengan nyeri dahi meliputi:

  • Sakit kepala tipe tegang: Sering dirasakan di seluruh kepala, tetapi biasanya dimulai dari dahi sebelum berpindah ke bagian belakang kepala.
  • Migrain bisa: Dirasakan terutama di area dahi, baik di satu atau kedua sisi kepala.
  • Sakit kepala cluster: Selalu terlokalisasi di satu sisi kepala, biasanya di dekat pelipis, mata, dan/atau dahi.

Sekunder

Sakit kepala sekunder yang diasosiasikan dengan nyeri di depan kepala antara lain:

  • Sakit kepala sinus: Umumnya menyebabkan sensasi berat atau tekanan di dahi atau tulang pipi. Mereka timbul dari infeksi virus atau bakteri sinus atau alergi. Gejala yang menyertai mungkin termasuk hidung tersumbat dan keluarnya cairan dari hidung.
  • GCA: Biasanya terjadi di dekat pelipis, tetapi juga bisa dirasakan di dahi.

4. Sakit kepala di belakang kepala

Sakit kepala dapat terlokalisasi di bagian belakang kepala.

Primer

Sakit kepala tipe tegang secara klasik terasa seperti kepala diikat kencang. Namun, dalam beberapa kasus nyeri dapat terkonsentrasi di belakang kepala.

Sekunder

Sakit kepala sekunder yang menyebabkan nyeri di bagian belakang kepala antara lain:

  • Neuralgia oksipital: Berkembang ketika salah satu saraf oksipital (berjalan dari bagian atas sumsum tulang belakang ke bagian belakang tengkorak) menjadi terperangkap, teriritasi, atau rusak. Sakit kepala menusuk atau berdenyut dan bergerak dari pangkal tengkorak ke arah samping dan depan kepala.
  • Hipotensi intrakranial spontan: Terjadi ketika ada tekanan cairan tulang belakang yang rendah di otak. Ini menyebabkan sakit kepala parah yang biasanya terletak di bagian belakang kepala. Sakit kepala lebih buruk saat berdiri atau duduk dan hilang setelah berbaring.
  • Sakit kepala servikogenik: Sakit kepala satu sisi tetapi dimulai di leher dan menyebar dari belakang kepala ke depan. Mereka mungkin berasal dari radang sendi tulang belakang bagian atas, saraf terjepit, atau trauma.

Kepan harus menemui dokter?

Memahami Lokasi Sakit Kepala dan Apa Artinyailustrasi sakit kepala (pexels.com/Edward Jenner)

Sebagian besar sakit kepala akan hilang dengan sendirinya dengan pengobatan atau strategi sederhana seperti beristirahat atau menghindari pemicunya. Meskipun demikian, menurut studi dalam jurnal Neurology tahun 2019, untuk memastikan tidak ada lagi hal yang mengkhawatirkan yang terjadi, penting untuk segera menemui dokter apabila mengalami hal-hal berikut ini:

  • Sakit kepala terjadi lebih sering atau mengganggu rutinitas harian.
  • Mengalami sakit kepala dan riwayat kanker atau human immunodeficiency virus (HIV)/AIDS.
  • Berusia 65 tahun ke atas dan mengalami sakit kepala jenis baru.
  • Sakit kepala dipicu oleh bersin, batuk, atau berolahraga.
  • Mengalami sakit kepala kambuhan karena meminum obat penghilang rasa sakit secara teratur (menunjukkan kemungkinan penggunaan obat sakit kepala berlebihan).
  • Sedang hamil atau baru melahirkan dan mengalami sakit kepala baru atau perubahan sakit kepala.

Lokasi sakit kepala dapat memberikan gambaran mengenai jenis sakit kepala yang kamu alami. Sebagian besar sakit kepala adalah sakit kepala tipe tegang atau migrain. Sakit kepala sekunder lebih jarang terjadi dan timbul dari masalah kesehatan yang mendasarinya.

Walaupun sakit kepala sangat umum, tetapi mungkin sulit untuk mengetahui mengapa kamu mengalaminya. Bekerja samalah dengan dokter untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya.. Juga, amannya tidak sembarangan minum obat tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dulu.

Baca Juga: 7 Cara Mengobati Sakit Kepala saat Olahraga, Mudah dan Efektif

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya