Masalah Ingatan yang Tampak seperti Alzheimer, tetapi Bukan

Banyak kondisi yang bisa menyebabkan masalah mengingat

Banyak orang yang khawatir saat menyadari dirinya menjadi pelupa. Mereka mengira bahwa sering lupa adalah tanda penyakit Alzheimer. Namun, tidak semua masalah memori menandakan penyakit ini.

Penyebab lain untuk masalah ingatan bisa mencakup penuaan, kondisi medis, masalah emosional, gangguan kognitif ringan, atau jenis demensia lainnya.

Inilah sejumlah masalah ingatan yang tampak seperti penyakit Alzheimer, tetapi sebenarnya bukan.

1. Penuaan

Sering lupa bisa menjadi bagian normal dari penuaan. Menurut National Institute on Aging, seiring bertambahnya usia, perubahan terjadi di semua bagian tubuh, termasuk otak.

Akibatnya, beberapa orang mungkin menyadari dirinya butuh waktu lebih lama untuk mempelajari hal-hal baru, tidak mengingat informasi sebaik biasanya, atau kehilangan barang-barang misalnya kacamata.

Itu biasanya adalah tanda-tanda pelupa ringan, bukan masalah ingatan yang serius seperti dari Alzheimer.

Perbedaan antara penuaan normal dan penyakit Alzheimer:

Penuaan normal

  • Membuat keputusan yang buruk sesekali.
  • Lupa membayar tagihan bulanan sesekali.
  • Lupa hari, tetapi tak lama kembali mengingatnya.
  • Kadang-kadang lupa kata mana yang harus digunakan.
  • Kehilangan barang dari waktu ke waktu.

Alzheimer

  • Sering membuat penilaian dan keputusan yang buruk.
  • Sering lupa membayar tagihan bulanan.
  • Kehilangan jejak tanggal dan waktu dalam setahun.
  • Kesulitan melakukan percakapan.
  • Sering salah menempatkan barang dan tidak dapat menemukannya.

2. Depresi

Masalah Ingatan yang Tampak seperti Alzheimer, tetapi Bukanilustrasi pria depresi (pexels.com/Akshar Dave)

Sering lupa yang disertai masalah berkonsentrasi, perasaan sedih, dan kurang fokus adalah tanda-tanda umum dari depresi dan Alzheimer. Akan tetapi, dilansir The Healthy, hubungan antara keduanya rumit.

Depresi adalah salah satu gejala Alzheimer sehingga sangat sulit untuk ditentukan. Hanya dokter yang dapat mengetahui pasti apakah kamu memiliki satu atau yang lain atau keduanya, tetapi mendapatkan perawatan untuk depresi akan membantu meringankan masalah ingatan. Masalah kognitif hanyalah salah satu tanda depresi

3. Infeksi saluran kemih

Pada orang dewasa yang lebih tua, infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyebab umum hilangnya ingatan—bersamaan dengan kebingungan dan bahkan halusinasi. Gejala biasanya muncul tiba-tiba, menurut Alzheimer's Society.

Tes urine sederhana dapat menentukan apakah kamu memiliki infeksi bakteri. Jika iya, penting untuk segera mendapat pengobatan dengan antibiotik.

ISK pada lansia bisa mengancam jiwa.

Pada orang yang lebih muda, gejalanya antara lain nyeri saat buang air kecil, sering ingin buang air kecil, dan urine berbau.

Baca Juga: Mengenal Alzheimer Lebih Dalam, Kurangi Faktor Risikonya

4. Hematoma subdural

Masalah Ingatan yang Tampak seperti Alzheimer, tetapi Bukanilustrasi gejala hematoma subdural (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Hematoma subdural adalah kondisi saat pembuluh darah tertentu di otak pecah, sering kali akibat cedera kepala.

Pendarahan bisa menumpuk dan menyebabkan gejala seperti demensia, seperti sikap apatis, perubahan perilaku, dan kebingungan.

Gejala dapat muncul tepat setelah cedera atau berminggu-minggu atau berbulan-bulan kemudian.

Kasus yang lebih ringan dapat hilang dengan sendirinya. Namun, cedera ini juga bisa berpotensi fatal.

Gegar otak, juga biasanya akibat trauma kepala, juga bisa menyebabkan hilangnya ingatan, menurut American Association of Neurological Surgeons.

5. Hidrosefalus tekanan normal

Hidrosefalus tekanan normal adalah kondisi saat cairan tulang belakang menumpuk di otak. Cairan serebrospinal tidak dikeluarkan dan ini menciptakan perubahan tekanan di otak.

Gejala berkembang dengan cepat dan termasuk masalah berjalan atau buang air kecil, kebingungan, dan disorientasi.

Sering kali tidak ada yang tahu apa yang menyebabkan hidrosefalus tekanan normal, tetapi menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, ini bisa terjadi akibat cedera kepala, pendarahan di otak, tumor otak, atau infeksi.

Hidrosefalus tekanan normal diobati dengan memasukkan shunt untuk mengeluarkan cairan.

6. Penyakit Lyme

Masalah Ingatan yang Tampak seperti Alzheimer, tetapi Bukanilustrasi masalah ingatan (pexels.com/Helena Lopes)

Meskipun kelelahan adalah gejala penyakit Lyme yang lebih diketahui, tetapi penyakit infeksi yang ditularkan lewat kutu ini juga bisa menyebabkan masalah ingatan bersamaan dengan pemikiran yang melambat dan kesulitan menemukan kata-kata yang tepat, kadang disebut "kabut otak".

Masalah ini dapat muncul segera setelah gigitan atau bahkan bertahun-tahun kemudian.

Jika mencurigai penyakit ini, atau mengalami gejala setelah digigit kutu, minta dokter untuk mengevaluasi penyebabnya.

Jika terdiagnosis penyakit Lyme atau kondisi lain yang ditularkan melalui kutu, dokter akan meresepkan antibiotik atau pengobatan lain. 

7. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme adalah kondisi saat kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid, yang mana ini dibutuhkan untuk metabolisme yang baik dan banyak fungsi lain dalam tubuh. Kondisi ini dapat memengaruhi memori, pembelajaran, dan memori jangka pendek.

Dilansir Mayo Clinic, penyebab masalah tiroid sering kali adalah penyakit autoimun, meski ada penyebab lain juga.

Setelah diagnosis dibuat, pengobatannya cukup sederhana, yang melibatkan penggantian hormon. 

Tiroid yang terlalu aktif atau hipertiroidisme bisa menyebabkan masalah ingatan, tetapi ini lebih jarang. Masalah tiroid adalah salah satu alasan metabolisme yang lambat.

8. Diabetes

Masalah Ingatan yang Tampak seperti Alzheimer, tetapi Bukanilustrasi masalah dalam mengingat (pexels.com/cottonbro studio)

Orang dengan diabetes dapat mengalami masalah ingatan akut dan kronis. Mengutip dari The Healthy, kondisi ini bisa berbahaya karena membuat mereka tidak mendapatkan keseimbangan yang tepat antara insulin dan gula darah.

Apabila kadar gula darah turun terlalu rendah, tubuh tidak memiliki cukup bahan bakar untuk bekerja. Ini bisa mengakibatkan hipoglikemia, kikuk, dan secara akut terlihat seperti mengalami demensia.

Seiring waktu, jika diabetes tidak dikelola dengan baik, ini dapat merusak semua arteri di otak, dan ini bisa mengakibatkan masalah memori.

Menjaga kadar gula darah dapat membantu melindungi dari kehilangan ingatan.

Baca Juga: 85 Persen Pasien Alzheimer Dunia Tak Dirawat, Apa Solusinya?

9. Defisiensi vitamin B12

Kekurangan vitamin B12 bisa menyebabkan gejala yang mirip Alzheimer dan umum bagi lansia untuk memiliki kadar vitamin ini pada tingkat optimal. Kabar baiknya, jika defisiensi diobati, maka kondisi akan membaik.

Vegetarian dan vegan terkadang mengalami kekurangan vitamin B12 karena nutrisi tersebut kebanyakan ditemukan dalam sumber pangan hewani.

Sumber makanan yang baik termasuk daging, ikan, unggas, produk susu (susu, yoghurt, keju), telur, serta biji-bijian dan sereal yang difortifikasi, menurut Academy of Nutrition and Dietetics.

Beberapa orang membutuhkan suplemen. Vitamin tertentu dapat membantu meningkatkan daya ingat.

10. Masalah tidur

Masalah Ingatan yang Tampak seperti Alzheimer, tetapi Bukanilustrasi sulit tidur (freepik.com/jcomp)

Kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk bisa mengakibatkan masalah ingatan. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa kurang tidur dan kualitas tidur yang buruk dapat memengaruhi daya ingat. 

Sleep apnea obstruktif mungkin merupakan risiko tertentu. Ini adalah kondisi seseorang mengalami henti napas beberapa kali saat tidur pada malam hari.

Menggunakan perangkat continuous positive airway pressure (CPAP) dapat membantu tidur pada orang dengan sleep apnea obstruktif. 

11. Terlalu sering menggunakan atau penyalahgunaan alkohol

Seseorang yang minum terlalu banyak (dan terlalu cepat) dalam satu sesi dapat mengalami gangguan memori total.

Menurut National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism, beberapa orang mengalami kehilangan ingatan hanya setelah beberapa minuman.

Mengonsumsi terlalu banyak alkohol dari waktu ke waktu dapat menyebabkan masalah ingatan kronis. Kabar baiknya, berhenti selama satu tahun atau lebih akan membantu memulihkan kemampuan ingatan.

Dilansir Alzheimer’s Association, satu studi menemukan bahwa gaya hidup sehat yang mencakup tidak minum alkohol lebih dari satu gelas wine sehari dapat melindungi dari penyakit Alzheimer.

Akan tetapi, tidak ada jumlah yang aman untuk alkohol. Jadi, bijaknya batasi konsumsinya atau tidak mulai meminumnya.

12. Efek samping obat-obatan

Masalah Ingatan yang Tampak seperti Alzheimer, tetapi Bukanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Banyak obat yang berbeda, termasuk opiat, pil tidur, antidepresan tertentu, dan bahkan antihistamin dapat menyebabkan kelupaan dan kebingungan.

Lansia sangat berisiko. Ini karena mereka cenderung minum lebih banyak obat dan karena tubuh mereka tidak membersihkan obat dengan mudah.

Walaupun demikian, orang yang lebih muda juga bisa rentan, terutama jika mengonsumsi lebih dari satu obat.

Umumnya, masalah mental akibat pengobatan datang tiba-tiba serta dapat berfluktuasi dengan cepat. Menghentikan pengobatan seharusnya menyelesaikan masalah, tetapi kamu tidak stop minum obat tanpa berkonsultasi dengan dokter.

13. Tumor otak

Tergantung lokasinya, tumor otak dapat memengaruhi memori serta penalaran, pemikiran, dan kemampuan kognitif lainnya.

Walaupun terdengar menakutkan, tetapi tumor otak tidak selalu seperti itu. Sekitar 30 persen kasusnya adalah meningioma, tumor jinak yang terkadang berhasil diobati tanpa operasi, menurut Johns Hopkins Medicine.

Banyak orang sembuh dengan baik dari jenis tumor otak lainnya, baik jinak maupun ganas, terutama jika terdeteksi dini.

Gejala penyakit Alzheimer

Pada Alzheimer ringan, seseorang mungkin tampak sehat namun makin sulit memahami dunia di sekitar mereka. Kesadaran bahwa ada sesuatu yang salah sering kali datang secara bertahap kepada orang tersebut dan keluarganya.

Menurut National Institute on Aging, masalahnya dapat meliputi:

  • Kehilangan memori yang mengganggu kehidupan sehari-hari.
  • Penilaian yang buruk, yang mengarah ke keputusan yang buruk.
  • Kehilangan spontanitas dan rasa inisiatif.
  • Kehilangan jejak tanggal atau mengetahui lokasi saat ini.
  • Butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas normal sehari-hari.
  • Mengulangi pertanyaan atau melupakan informasi yang baru dipelajari.
  • Kesulitan menangani uang dan membayar tagihan.
  • Tantangan dalam merencanakan atau memecahkan masalah.
  • Mengembara dan tersesat.
  • Kehilangan barang atau salah menaruhnya di tempat yang aneh.
  • Kesulitan menyelesaikan tugas rutin seperti mandi.
  • Suasana hati dan perubahan kepribadian.
  • Meningkatnya kecemasan dan/atau agresi.

Alzheimer sering didiagnosis pada tahap ini.

Tanda-tanda penyakit Alzheimer sedang

Pada tahap ini, diperlukan pengawasan dan perawatan yang lebih intensif. Perubahan dan peningkatan kebutuhan ini dapat menyulitkan banyak pasangan dan keluarga.

Gejalanya mungkin termasuk:

  • Peningkatan kebingungan dan kehilangan ingatan, seperti melupakan peristiwa atau sejarah pribadi.
  • Penarikan diri dari kegiatan sosial.
  • Ketidakmampuan untuk mempelajari hal-hal baru.
  • Kesulitan dengan bahasa dan masalah dengan membaca, menulis, dan bekerja dengan angka.
  • Kesulitan mengatur pikiran dan berpikir secara logis.
  • Rentang perhatian yang memendek.
  • Masalah menghadapi situasi baru.
  • Perubahan pola tidur, seperti tidur lebih banyak pada siang hari dan gelisah pada malam hari.
  • Kesulitan melakukan tugas-tugas multilangkah yang familier, seperti berpakaian.
  • Masalah sesekali mengenali keluarga dan teman.
  • Halusinasi, delusi, dan paranoia.
  • Perilaku impulsif, seperti membuka baju pada waktu atau tempat yang tidak pantas, atau menggunakan bahasa vulgar.
  • Ledakan emosi yang tidak pantas.
  • Gelisah, agitasi, cemas, menangis, mengembara, terutama pada sore atau malam hari.
  • Pernyataan atau gerakan berulang, otot sesekali berkedut.

Tanda-tanda penyakit Alzheimer parah

Orang dengan Alzheimer parah tidak dapat berkomunikasi dan sepenuhnya bergantung pada orang lain untuk perawatan mereka. Menjelang akhir hidup, orang tersebut mungkin berada di tempat tidur hampir sepanjang waktu.

Gejalanya dapat meliputi:

  • Ketidakmampuan untuk berkomunikasi.
  • Tidak ada kesadaran akan pengalaman atau lingkungan baru-baru ini.
  • Penurunan berat badan dengan sedikit minat makan.
  • Kejang.
  • Penurunan fisik secara umum, termasuk masalah gigi, kulit, dan kaki.
  • Kesulitan menelan.
  • Mengerang, mengerang, atau mendengus.
  • Peningkatan tidur.
  • Kehilangan kontrol usus dan kandung kemih.

Penyebab umum kematian orang dengan Alzheimer adalah pneumonia aspirasi. Pneumonia jenis ini berkembang ketika seseorang tidak dapat menelan dengan benar dan memasukkan makanan atau cairan ke dalam paru-paru, bukan udara.

Itulah beberapa masalah ingatan yang tampak seperti Alzheimer, tetapi bukan. Kalau kamu, anggota keluarga, atau teman memiliki masalah dalam mengingat kejadian baru-baru ini atau berpikir jernih, temui dokter.

Dokter mungkin akan menanyakan pertanyaan dan memesan beberapa tes dan prosedur untuk mencari tahu penyebab gejala. Dokter juga dapat memberi rujukan ke spesialis saraf untuk penilaian lebih lanjut.

Baca Juga: 5 Mitos Penyakit Alzheimer yang Wajib Kamu Tahu!

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya