Menurut Studi, Ini 10 Gejala Utama COVID-19 Saat Ini

Seiring waktu, gejala utama COVID-19 mengalami perubahan

Karena COVID-19 masih terus dipelajari, temuan penelitian pun bisa terus berubah atau berkembang. Sepanjang pandemi, kita telah melihat virus corona penyebab COVID-19 berevolusi menjadi banyak varian, sementara vaksinasi dan infeksi sebelumnya telah mengubah pengalaman kita dengan penyakit ini.

Seiring waktu, gejala utama COVID-19 juga berubah.

Menurut laporan terbaru yang dirilis pada 13 Desember 2022, Zoe Health Study yang berbasis di Inggris (sebelumnya disebut COVID Symptom Study) mengidentifikasi gejala COVID-19 yang paling umum lewat data yang dikumpulkan selama 30 hari sebelum 5 Desember 2022 dari lebih dari 4,8 juta orang yang menggunakan aplikasi khusus untuk melaporkan gejala infeksi.

Menurut analisis terbaru, gejala infeksi dengan varian Omicron yang umum sering kali mirip dengan pilek dan flu.

Beberapa gejala COVID-19 yang dominan dengan varian Delta, pendahulu Omicron, kini berada di urutan paling bawah dalam daftar. Gejala yang sekarang kurang umum ini termasuk hilangnya penciuman (di antara perubahan sensorik lainnya akibat COVID-19, seperti yang menyebabkan rasa logam di mulut). Sesak napas dan demam sudah tidak masuk 10 besar lagi.

Pada akhir Oktober 2022, Zoe Health Study (yang melibatkan peneliti dari King's College London, Massachusetts General Hospital, Harvard T.H. Chan School of Public Health, dan Stanford University) menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi mengalami lebih sedikit dan mungkin berbeda gejala selama periode waktu yang lebih singkat daripada orang yang tidak divaksinasi.

10 gejala COVID-19 paling umum

Menurut Studi, Ini 10 Gejala Utama COVID-19 Saat Iniilustrasi hidung meler, salah satu gejala COVID-19 (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Inilah beberapa gejala paling umum yang dilaporkan oleh kontributor yang dites positif COVID-19.

  1. Sakit tenggorokan.
  2. Hidung meler.
  3. Hidung tersumbat.
  4. Bersin-bersin.
  5. Batuk kering.
  6. Sakit kepala.
  7. Batuk berdahak.
  8. Suara serak.
  9. Nyeri otot.
  10. Perubahan pada indra penciuman.

Editor Zoe Health Study mencatat bahwa bersin dan hidung meler, yang sebelumnya dianggap tidak terkait dengan COVID-19, kini menjadi gejala yang dominan.

Mereka memperingatkan bahwa bersin adalah cara utama penyebaran virus. Jadi, cobalah untuk menutup hidung dan mulut dengan tisu atau bagian dalam siku untuk meminimalkan penyebaran droplet. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut sampai kamu mencuci tangan.

Kenapa gejala utama COVID-19 berubah?

Menurut Studi, Ini 10 Gejala Utama COVID-19 Saat Iniilustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Para ahli tidak sepenuhnya memahami kenapa perubahan gejala ini terjadi. Namun, data dari Zoe Health Study ini dianggap konsisten dengan apa yang dilihat para ahli dari pasien dengan COVID-19 selama beberapa bulan terakhir, mengutip Everyday Health.

Alasan perubahan gejala kemungkinan multifaktorial, dan mencakup kemampuan virus untuk berevolusi guna memaksimalkan penularan, dan tingkat kekebalan yang lebih tinggi dalam populasi karena vaksinasi dan infeksi sebelumnya.

Jangan capek untuk tetap melindungi diri

Menurut Studi, Ini 10 Gejala Utama COVID-19 Saat Iniilustrasi memakaikan masker kepada anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Karena gejala dari varian Omicron cenderung menyerupai pilek atau flu, banyak orang mungkin tidak curiga mengidap COVID-19. Bahkan, gejala ringan umum, seperti pilek, biasa disebabkan oleh COVID-19. Jadi, bijaknya memang tes perlu dilakukan apabila ada gejala pernapasan yang ringan sekalipun, bahkan jika telah mendapatkan vaksinasi lengkap plus booster.

Ingat, pandemi belum berakhir. Untuk mencegah infeksi, sebaiknya hindari lingkungan dalam ruangan yang ramai dan pakai masker dalam situasi seperti itu. Ini juga dapat memberi perlindungan terhadap kuman lain, seperti penyebab flu dan lain-lain.

Apabila memungkinkan, dapatkan booster COVID-19 bivalent terbaru. Walaupun mungkin tidak memberikan perlindungan lengkap dari infeksi terhadap beberapa subvarian Omicron yang lebih baru, tetapi ini akan membantu melindungi dari penyakit serius, rawat inap, dan kematian.

Baca Juga: Masuk Indonesia, Ini Gejala COVID-19 Varian Orthrus

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya