Studi: Paxlovid dan Vaksinasi COVID-19 Turunkan Risiko Long COVID

Long COVID masih terus dipelajari oleh para ahli

Para ahli masih terus mengamati faktor-faktor yang berpotensi memengaruhi risiko individu untuk long COVID, begitu pula dengan memeriksa kemungkinan faktor pelindung. Dua penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine menemukan bukti tambahan yang menunjukkan dua faktor potensial tersebut.

Long COVID adalah kondisi kompleks yang masih belum sepenuhnya dipahami. Long COVID didefinisikan sebagai tanda, gejala, dan kondisi yang berlanjut atau berkembang setelah infeksi awal COVID-19. Ini dapat memengaruhi banyak sistem organ dan berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.

Studi pertama: Vaksinasi COVID-19 turunkan risiko long COVID hingga 43 persen

Studi: Paxlovid dan Vaksinasi COVID-19 Turunkan Risiko Long COVIDPenyuntikan vaksinasi COVID-19 sebagai upaya percepatan program vaksinasi. (ANTARA FOTO/Gusti Tanati)

Studi pertama adalah tinjauan ilmiah yang mana peneliti menganalisis lebih dari 40 studi yang melibatkan lebih dari 860.700 pasien berusia minimal 18 tahun. Studi yang termasuk dalam tinjauan ditarik dari tahun 2020 hingga 2022, dan analisis data dilakukan antara 5 Desember 2022 dan 10 Februari 2023.

Para peneliti menemukan bahwa mereka yang berada pada risiko terbesar untuk long COVID adalah:

  • Perempuan.
  • Orang yang berusia di atas 40 tahun.
  • Orang dengan indeks massa tubuh lebih tinggi.
  • Perokok.
  • Orang dengan kondisi kesehatan tambahan seperti diabetes, asma, penyakit paru obstruktif kronis, kecemasan, depresi, dan banyak lagi.

Namun, temuan penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi COVID-19 tidak hanya mengurangi keparahan fase akut infeksi, tetapi juga mengurangi risiko pasien untuk mengembangkan long COVID sebesar 43 persen bagi orang-orang yang telah menyelesaikan rangkaian vaksinasi primer dua dosis sebelum tertular virus.

Studi kedua: Paxlovid dapat menurunkan risiko long COVID, rawat inap, dan kematian

Studi: Paxlovid dan Vaksinasi COVID-19 Turunkan Risiko Long COVIDPaxlovid, terapi oral COVID-19 produksi Pfizer. (medpagetoday.com)

Studi kedua, yang juga diterbitkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine, meneliti peran pengobatan antivirus Paxlovid dalam risiko pasien untuk mengembangkan long COVID.

Para peneliti melihat catatan kesehatan lebih dari 281.000 veteran yang dinyatakan positif COVID-19 pada tahun 2022 dan memiliki satu atau lebih faktor risiko infeksi parah.

Dari jumlah tersebut, 35.717 menerima pengobatan Paxlovid dalam 5 hari setelah dinyatakan positif, sementara lebih dari 246.000 pasien tidak menerima pengobatan dalam 30 hari berikutnya setelah infeksi.

Mereka yang menerima Paxlovid memiliki risiko lebih rendah untuk mengembangkan long COVID serta memiliki risiko rawat inap dan kematian yang lebih rendah setelah fase infeksi akut. Selain itu, temuan ini tetap berlaku pada seluruh kelompok yang divaksinasi, tidak divaksinasi, menerima vaksin booster, dan pada orang dengan satu atau lebih infeksi COVID-19 sebelumnya.

Walaupun hasil studinya terdengar menggembirakan, tetapi para ahli menekakan bahwa penelitian tambahan masih diperlukan pada subjek ini.

Para ahli berharap penelitian ini mendorong studi lebih lanjut tentang pencegahan dan penanganan long COVID, karena saat ini belum ada pengobatan khusus untuk kondisi tersebut.

Baca Juga: Studi: Long COVID Berakhir dalam 1 Tahun untuk COVID-19 Ringan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya