Jangan Tertukar, Ini Perbedaan antara Campak dan Cacar Air

Keduanya menyebabkan ruam dan demam

Campak dan cacar air sama-sama penyakit menular akibat virus. Dulunya, kedua penyakit ini merupakan infeksi umum pada masa kanak-kanak, tetapi sekarang bisa dicegah melalui imunisasi.

Baik campak maupun cacar air menyebabkan ruam merah dan demam. Inilah kenapa beberapa orang bingung membedakannya, khususnya pada hari-hari awal infeksi.

Yuk, pahami campak dan cacar air lebih baik dan apa saja hal-hal yang membedakan dua penyakit ini!

1. Perbedaan penyebab dan periode penularan campak dan cacar air

Jangan Tertukar, Ini Perbedaan antara Campak dan Cacar Airilustrasi ruam cacar air di punggung orang dewasa (commons.wikimedia.org/F malan)

Cacar air atau varisela disebabkan oleh virus varicella-zoster. Sementara itu, campak atau rubeola disebabkan oleh virus campak.

Keduanya sangat menular, bahkan 90 persen kontak dekat yang belum pernah menderita cacar air atau divaksinasi akan mengembangkan penyakit tersebut. Begitu pula dengan campak, 9 dari 10 orang yang tidak divaksinasi akan mengalami penyakit ini jika berada di dekat seseorang yang mengidapnya, mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Virus penyebab campak dan cacar air airborne, yang artinya kamu bisa tertular kalau menghirup droplet seseorang yang mengidapnya. Kamu juga bisa tertular jika menyentuh permukaan atau benda yang telah bersentuhan dengan pengidapnya. Cairan dari lepuh yang pecah juga bisa menyebarkan cacar air.

Kedua virus juga menular sebelum tanda-tanda yang terlihat dari kondisi tersebut muncul.

Orang dengan cacar air dapat menularkan virus ke orang lain hingga 2 hari sebelum ruam muncul. Mereka tetap dapat menular sampai semua lepuh pecah dan berkeropeng.

Infeksi cacar air biasanya berlangsung selama 4–7 hari. Orang-orang dalam kelompok risiko tinggi, seperti yang sistem kekebalannya lemah, mungkin sakit lebih lama. Mereka juga lebih berisiko komplikasi.

Penderita campak dapat menularkan virus ke orang lain hingga 4 hari sebelum ruam timbul, dan bisa menularkan virus selama 4 hari setelah ruam muncul.

Campak bisa butuh waktu lebih lama untuk sembuh, kadang 2–3 minggu. Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari campak meliputi infeksi telinga, pneumonia, bronkitis, dan ensefalitis.

2. Perbedaan gejala

Jangan Tertukar, Ini Perbedaan antara Campak dan Cacar Airilustrasi campak (itg.be)

Cacar air

Berikut ini beberapa gejala cacar air:

  • Ruam di dada, wajah, dan punggung, tetapi bisa menyebar ke seluruh tubuh.
  • Demam.
  • Sakit kepala. 
  • Kelelahan.
  • Penurunan nafsu makan.

Campak

Sementara itu, gejala umum campak meliputi:

  • Ruam pertama kali muncul di garis rambut atau dahi, lalu menyebar turun ke bagian bawah tubuh.
  • Demam.
  • Batuk kering.
  • Pilek.
  • Sakit tenggorokan.
  • Mata merah dan meradang (konjungtivitis).
  • Bercak Koplik (bintik-bintik merah kecil dengan pusat biru-putih di dalam mulut dan pipi).

Walaupun campak dan cacar air sama-sama menimbulkan ruam, tetapi penampilan ruamnya berbeda. Ini adalah cara mudah untuk membedakan kedua penyakit tersebut.

Ruam campak muncul sebagai bintik-bintik merah datar, walaupun kadang timbul benjolan. Kalau sampai benjolan muncul, tidak ada cairan di dalamnya. Bintik-bintik ruam mungkin menyatu saat ruam menyebar.

Di sisi lain, ruam cacar air dimulai dengan benjolan merah atau papula. Benjolan ini berubah menjadi lepuh berisi cairan yang gatal, atau vesikel, yang pada akhirnya akan pecah dan bocor sebelum berkeropeng.

Baca Juga: Jangan Bingung, Ini Bedanya Ruam Campak dan Roseola

3. Pengobatan

Jangan Tertukar, Ini Perbedaan antara Campak dan Cacar Airilustrasi anak sakit campak (healthblog.uofmhealth.org/Photo credit: Jim Goodson, M.P.H., Global Immunization Division in the Center for Global Health)

Dilansir Healthline, untuk semua orang yang terkena campak maupun cacar air, fokus pengobatannya adalah menangani gejala. Ini biasanya tidak butuh perawatan medis dan bisa dilakukan di rumah.

Mengola dan meredakan gejala bisa dilakukan dengan cara-cara berikut ini:

  • Banyak istirahat.
  • Minum banyak cairan agar tetap terhidrasi.
  • Tetap di rumah untuk menegah penularan virus.
  • Minum antihistamin untuk mengurangi gatal.

Perawatan rumahan lainnya yang dapat membantu menangani gejala campak dan cacar air:

  • Menggunakan obat penurun demam yang dijual bebas, seperti asetaminofen dan ibuprofen. Jangan memberikan anak-anak aspirin karena ada risiko sindrom Reye.
  • Gunakan humidifier untuk meringankan sakit tenggorokan dan batuk.
  • Gunakan sarung tangan, terutama saat tidur, untuk mencegah menggaruk. Jaga kuku tetap pendek dan bersih untuk mengurangi risiko infeksi lepuh.
  • Mandi air dingin atau gunakan kompres dingin untuk mengurangi rasa gatal.
  • Hindari makanan pedas atau asam jika lepuh berkembang di mulut.

Karena cacar air dan campak disebabkan oleh infeksi virus, pengobatan difokuskan untuk meredakan gejala sampai infeksi sembuh.

Ruam cacar air bisa sangat gatal. Dokter mungkin meresepkan antihistamin untuk membantu mengatasinya.

Beberapa orang berisiko tinggi mengalami komplikasi akibat infeksi cacar air, seperti:

  • Orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
  • Orang yang memakai obat steroid.
  • Bayi yang tidak divaksinasi.
  • Orang dewasa yang belum pernah atau divaksinasi cacar air

Kelompok di atas ini mungkin diberi resep obat antivirus, seperti asiklovir, yang dapat membantu mengurangi keparahan infeksi.

Kalau kamu merasa telah terkena campak (atau cacar air jika kamu belum pernah terkena sebelumnya) dan tidak divaksinasi, kamu mungkin akan diberikan vaksin dan mungkin protein yang disebut imunoglobulin sebagai terapi pasca pajanan. Jika kamu terkena campak atau cacar air, penyakitnya mungkin lebih ringan.

Itulah perbedaan antara campak dan cacar air. Jadi, jangan salah lagi, ya!

Cacar air dan campak dapat dicegah melalui vaksinasi. Vaksin ini merupakan bagian dari jadwal vaksinasi normal anak. Kedua vaksin diberikan dalam dua dosis. Dosis pertama diberikan antara usia 12 dan 15 bulan, sedangkan dosis kedua diberikan antara usia 4 dan 6 tahun.

Kalau kamu tidak divaksinasi untuk salah satu penyakit saat masih kecil, pertimbangkan untuk mendapatkannya. Ini tidak hanya melindungi dari infeksi, tetapi juga membantu cacar air dan campak beredar di komunitas. Kalau kamu tidak tahu status imunisasi waktu kecil, tanyakan kepada dokter tentang apa yang bisa dilakukan.

Baca Juga: 7 Komplikasi Campak, Gak Boleh Disepelekan!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya