Saat Bersin, Seberapa Jauh Kuman Infeksius Bisa Menyebar?

Bisa menyemprotkan 100.000 kuman menular ke udara

Bukan tanpa alasan kalau kita direkomendasikan untuk menutup mulut saat bersin dengan tisu maupun bagian dalam siku. Ini karena bersin dapat menyebarkan kuman infeksius.

Faktanya, kuman menular dapat menyebar lebih cepat dan jauh dari yang kamu kira. Yuk, simak faktanya!

Bersin atau batuk dapat mengirimkan 100.000 kuman menular ke udara

Saat Bersin, Seberapa Jauh Kuman Infeksius Bisa Menyebar?ilustrasi menutupi hidung dan mulut saat bersin atau batuk (pexels.com/Gustavo Fring)

Para peneliti di University of Bristol, Inggris, menilai kelangsungan hidup bakteri di udara dalam droplet aerosol dari batuk dan bersin. Para peneliti menemukan bahwa rata-rata bersin atau batuk dapat mengirimkan 100.000 kuman menular ke udara. Kecepatannya tak main-main, yaitu mencapai 100 mil per jam (hampir 161 km per jam).

Kuman ini dapat termasuk virus, seperti infuenza, respiratory syncytial virus (RSV), dan adenovirus, serta bisa juga bakteri seperti Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae.

Selain itu, menurut studi berjudul "Assessing the airborne survival of bacteria in populations of aerosol droplets with a novel technology" dalam Journal of The Royal Society Interface tahun 2019 ini menyebutkan bahwa waktu paling kritis untuk penyebaran kuman tersebut adalah pada beberapa menit pertama setelah terjadi bersin atau batuk.

Para peneliti mengatakan bahwa jenis penularan ini sangat penting karena tidak memerlukan jarak dekat antar individu. Ukuran droplet yang kecil menambah potensi untuk menembus lebih dalam ke paru-paru.

Sementara aerosol yang membawa kuman akhirnya jatuh ke tanah, itu membutuhkan waktu.

Mengingat droplet bioaerosol berukuran sangat kecil (diameter kurang dari lebar rambut manusia), mereka bisa tetap melayang di udara untuk waktu yang lama. Bisa berkisar dari hitungan detik hingga minggu.

Seberapa jauh kuman bisa menyebar?

Saat Bersin, Seberapa Jauh Kuman Infeksius Bisa Menyebar?ilustrasi kuman penyakit (pexels.com/Monstera)

Para ilmuwan sebenarnya hanya memiliki perkiraan seberapa jauh batuk dan bersin bisa menyebarkan kuman. Beberapa di antaranya bahkan mungkin bergantung pada seberapa kuat seseorang batuk atau bersin.

Droplet pernapasan besar yang mengandung patogen seperti influenza dapat menyebar hingga enam kaki (setara dengan 1,8 meter), menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Sebuah penelitian berjudul "Violent expiratory events: on coughing and sneezing" yang diterbitkan dalam Journal of Fluid Mechanics tahun 2014 menunjukkan bahwa jarak tersebut mungkin jauh lebih tinggi untuk partikel udara yang lebih kecil.

Para peneliti menggunakan video berkecepatan tinggi hingga 1.000 bingkai per detik untuk merekam semprotan kabut serta batuk dan bersin manusia, menemukan bahwa partikel droplet yang lebih kecil bergerak sejauh 2,5 meter secara horizontal di udara.

Penelitian tersebut juga mencatat bahwa droplet airborne yang lebih kecil menyemprotkan 13 hingga 20 kaki (4 hingga 6,1 meter) secara vertikal di udara, yang dicatat oleh para peneliti secara teoritis cukup tinggi untuk masuk dan melakukan perjalanan melalui beberapa sistem ventilasi langit-langit di beberapa bangunan. Para peneliti berpendapat bahwa jarak ini dimungkinkan karena patogen yang lebih kecil dapat melakukan perjalanan sebagai bagian dari awan apung yang memperluas jangkauannya.

Masalah dengan patogen di udara bukan hanya seberapa jauh mereka dapat menyebar, tetapi juga berapa lama mereka dapat bertahan di udara dan pada benda. Banyak dari ini tergantung pada patogen yang dimaksud. Campak, misalnya, dapat hidup hingga dua jam di udara dan di permukaan, menurut CDC. Penyakit ini sangat menular sehingga 90 persen orang yang dekat dengan penderita campak namun tidak kebal (seperti melalui vaksinasi) akan tertular.

Untuk COVID-19, penelitian yang disebutkan di atas menemukan bahwa partikel virus corona terdeteksi di udara selama rata-rata sekitar 2,7 jam. Karena itu, diperlukan lebih banyak penelitian, seperti dilansir SELF.

Baca Juga: Kuman Resistan Antimikroba Bisa Menyebar lewat Makanan

Ada orang yang bersin atau batuk di dekatmu, apa yang harus dilakukan?

Saat Bersin, Seberapa Jauh Kuman Infeksius Bisa Menyebar?ilustrasi cuci tangan (pexels.com/ Ketut Subiyanto)

Ya, seseorang yang sedang sakit yang bersin atau batuk di dekat kamu bisa meningkatkan peluang kamu tertular dan jatuh sakit (apalagi jika orang tersebut dan/atau kamu) tidak pakai masker. Ini bahkan bisa terjadi jika kamu menahan napas. 

Partikel akan bertahan di sana selama beberapa menit, dan dalam beberapa kasus bisa berjam-jam, dan kamu tidak bisa menahan napas selama itu, kan?

Kamu bisa juga pergi menjauh dari orang yang batuk atau bersin. Akan tetapi, partikelnya mungkin terlanjur menempel di pakaian kamu, yang nantinya mungkin akan kamu sentuh.

Untuk penyakit infeksius yang sudah ada vaksinnya, seperti flu dan COVID-19, kamu bisa melindungi diri dengan mendapatkan vaksinasi. Memang, vaksinasi tidak 100 persen efektif memberikan perlindungan. Namun, ini masih mampu mengurangi jumlah kematian dan jumlah kunjungan rumah sakit yang terkait dengan penyakit-penyakit tersebut.

Selain itu, terapkan praktik kebersihan yang baik, seperti rajin mencuci tangan.

Lantas, bagaimana cara melindungi orang lain jika kamu batuk atau bersin?

Saat Bersin, Seberapa Jauh Kuman Infeksius Bisa Menyebar?ilustrasi bersin atau batuk (pexels.com/Gustavo Fring)

Kalau kamu sedang sakit (COVID-19, flu, pilek, atau lainnya), tutupi wajah saat bersin dan batuk. Hanya saja, jangan menutupinya dengan tangan, karena itu bisa membuat kuman mudah menyebar.

Tutupi wajah dengan tisu dan kemudian buang ke tempat sampat berpenutup, atau bisa juga dengan menutupi wajah dengan lengan baju atau siku bagian atas, menutupi hidung dan mulut sepenuhnya.

Sayangnya, etika batuk dan bersin yang baik sekalipun tidak bisa sepenuhnya menghentikan penyebaran penyakit. Sebuah studi skala kecil terhadap 31 orang bertajuk "Effectiveness of cough etiquette maneuvers in disrupting the chain of transmission of infectious respiratory diseases" dalam jurnal BMC Public Health tahun 2013  menyebutkan, beberapa droplet, terutama yang lebih kecil, masih menyebar saat partisipan mempraktikkan etika batuk yang baik.

Para peneliti menjelaskan bahwa ini karena beberapa partikel menemukan jalur dengan hambatan paling kecil di sekitar apa pun yang menghalangi mereka. Akan tetapi, fisika murni menyatakan bahwa menempatkan penghalang di jalur patogen apa pun lebih baik daripada hanya memuntahkannya ke udara tanpa penghalang apa pun.

Selain mengikuti etika bersin dan batuk yang benar, kamu juga harus mencuci tangan dengan bersih dan sering saat sakit. Penting juga untuk menjaga jarak dari orang lain saat sakit dan sering mendisinfeksi permukaan yang selalu atau sering kamu sentuh.

Baca Juga: Jangan Asal Sentuh! 9 Tempat di Rumah Sakit dengan Kuman Terbanyak 

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya