Seberapa Besar Tekanan Darah Tinggi Pengaruhi Keparahan COVID-19?

Pentingnya meminimalkan risiko kardiovaskular dan COVID-19

Masih banyak penelitian yang berjalan mengenai COVID-19. Salah satunya, ada studi yang mengukur seberapa besar tekanan darah tinggi dapat memengaruhi risiko COVID-19.

Tim peneliti dari University of Cambridge, Inggris, menemukan bahwa orang dengan tekanan darah tinggi 22 persen lebih mungkin mengembangkan COVID-19 parah, yang didefinisikan sebagai dirawat di rumah sakit atau meninggal akibat COVID-19, dibandingkan dengan orang-orang yang tekanan darahnya dalam kisaran normal atau sehat. Studi bertajuk "Primary hypertension, anti-hypertensive medications and the risk of severe COVID-19 in UK Biobank" ini dipublikasikan dalam jurnal PLOS One pada November 2022.

Studi ini menyoroti pentingnya meminimalkan risiko kardiovaskular dan COVID-19 seseorang. Kita hidup dengan COVID-19, dan mengendalikan faktor risiko adalah cara terbaik untuk tetap sehat dalam jangka panjang. Tekanan darah tinggi harus dikontrol karena jika tidak ditangani, hal itu meningkatkan risiko masalah kesehatan, baik terkait dengan jantung maupun tidak, di masa mendatang.

Pengumpulan data dari 16.134 individu positif COVID-19 di Inggris

Seberapa Besar Tekanan Darah Tinggi Pengaruhi Keparahan COVID-19?ilustrasi COVID-19 (pexels.com/Max Mishin)

Peneliti mengumpulkan data dari 16.134 individu positif COVID-19 di Biobank Inggris, basis data sukarela dari catatan kesehatan di Inggris.

Dari sampel pengawasan, sebanyak 6.517 memiliki diagnosis hipertensi esensial sebelumnya, yaitu tekanan darah 130/80 atau lebih tinggi yang dapat tidak dikaitkan dengan kondisi lain.

Di antara kumpulan sampel, makin tidak terkontrol tekanan darah seseorang, makin besar risiko mereka terkena COVID-19 yang parah. Faktanya, mereka yang memiliki tekanan darah sistolik 150–159 memiliki peluang 91 persen lebih besar untuk terkena COVID-19 parah dibandingkan orang dengan tekanan darah sistolik 120–129.

Sebagai catatan, pembacaan tekanan darah terdiri dari dua angka, yaitu tekanan darah sistolik (angka atas), dan tekanan darah diastolik (angka bawah). Tekanan darah sistolik adalah kekuatan melawan arteri saat jantung berdetak, mendorong darah keluar ke organ dan jaringan. Tekanan darah sistolik yang ideal harus kurang dari 120. Tekanan darah diastolik adalah tegangan yang tersisa di arteri saat jantung beristirahat di antara detak jantung. Idealnya, harus kurang dari 80.

Peneliti mengontrol faktor lain yang diketahui meningkatkan kemungkinan COVID-19 parah, termasuk usia, jenis kelamin, berat badan, etnis, riwayat merokok, diabetes, dan status sosial ekonomi.

Studi ini hanya memasukkan data hingga awal 2021, sehingga dampak tekanan darah tinggi pada kasus COVID-19 yang disebabkan oleh varian Omicron masih belum terdefinisi.

Kenapa tekanan darah tinggi dapat menyebabkan COVID-19 parah?

Seberapa Besar Tekanan Darah Tinggi Pengaruhi Keparahan COVID-19?ilustrasi tekanan darah tinggi atau hipertensi (pixabay.com/stevepb)

Dilansir Verywell Health, tekanan darah tinggi dikaitkan dengan beberapa kondisi kesehatan. Tekanan darah tinggi sangat umum dan tampaknya menyertai kondisi lain seperti stroke dan serangan jantung. Bahkan ketika para peneliti mengontrol faktor-faktor ini, mereka menemukan pasien dengan tekanan darah tinggi masih berisiko lebih tinggi terhadap banyak penyakit.

Hal lain yang diketahui adalah bahwa tekanan darah tinggi merusak dinding pembuluh darah, membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan. Tubuh merespons kerusakan ini dengan memicu peradangan, yang berperan penting dalam penyakit COVID-19 yang parah. Banyak penanda peradangan yang diciptakan tubuh memperburuk keparahan COVID-19 karena menyebabkan kegagalan organ yang meluas, mengutip laman Boston Children’s Hospital.

Baca Juga: Studi: Anosmia dan Ageusia Kurangi Risiko Reinfeksi COVID-19

COVID-19 juga menjadi penyebab tekanan darah tinggi

Seberapa Besar Tekanan Darah Tinggi Pengaruhi Keparahan COVID-19?ilustrasi hipertensi (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Beberapa bukti menunjukkan bahwa kurangnya akses ke layanan perawatan primer selama pandemi mungkin telah menyebabkan kondisi kronis yang kurang terobati, termasuk tekanan darah tinggi, pada individu berisiko tinggi, menurut laporan bertajuk "Impact of the COVID-19 Pandemic on Emergency Department Visits — United States, January 1, 2019–May 30, 2020" oleh Centers for Disease Control and Prevention pada tahun 2020.

Pada saat itu, pemahaman para ahli mengenai COVID-19 masih sangat terbatas, dan dengan sedikit atau tanpa pilihan pengobatan atau vaksin yang tersedia. Beberapa ahli mengamati bahwa pasien menghindari perawatan medis karena takut tertular virus selama kunjungan. Sebagai akibat dari keterlambatan dalam perawatan ini, banyak dokter merawat pasien dengan komplikasi kesehatan yang lebih parah, termasuk penderita hipertensi.

Kelola tekanan darah tinggi dengan baik

Seberapa Besar Tekanan Darah Tinggi Pengaruhi Keparahan COVID-19?Ilustrasi aktivitas olahraga di kantor (IDN Times/Athif Aiman)

Selain mengikuti pengobatan dari dokter, kamu juga bisa mengelola tekanan darah tinggi di rumah. Jika tidak bisa bepergian atau kondisi tidak memungkinkan, kamu dapat melakukan telemedisin video.

Perubahan gaya hidup, termasuk menerapkan pola makan yang sehat untuk jantung, rutin olahraga, mengelola stres, dan tidur yang cukup adalah langkah awal untuk mengelola tekanan darah tinggi. Jika strategi ini tidak cukup menurunkan tekanan darah, maka obat-obatan dapat menjadi pilihan.

Di antara peserta studi yang mengonsumsi obat tekanan darah, tampaknya tidak ada satu jenis yang lebih efektif daripada yang lain dalam mencegah hasil COVID-19 yang parah.

Para peneliti membagi pasien menjadi dua subkelompok, yaitu mereka yang menggunakan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau angiotensin II receptor blocker (ARB), dan mereka yang menggunakan obat tekanan darah lainnya, seperti beta-blocker. Mereka tidak menemukan perbedaan hasil COVID-19 berdasarkan jenis obat tekanan darah yang diminum pasien.

Salah satu kelemahan dari penelitian ini adalah populasi yang diamati relatif kecil dan heterogen. 

Semua orang, bahkan yang tidak memiliki tekanan darah tinggi sekalipun, harus mempertimbangkan untuk divaksinasi COVID-19, karena itu adalah metode paling efektif untuk mencegah COVID-19 saat ini. Kalau kamu memiliki tekanan darah tinggi, mewaspadai tindakan apa pun yang dapat dilakukan untuk mengendalikannya adalah salah satu langkah penting untuk mengurangi risiko COVID-19 yang parah.

Mengontrol tekanan darah tidak hanya penting untuk risiko COVID-19, tetapi juga penting untuk kesehatan secara keseluruhan.

Baca Juga: Studi: Long COVID Sebabkan Lebih dari 3.500 Kematian

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya