Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pinpoint Pupil (Miosis): Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

ilustrasi pinpoint pupil atau miosis (pexels.com/Matthis)

Pupil merupakan bagian dari mata yang berfungsi untuk mengontrol banyaknya cahaya yang masuk ke mata. Dalam kondisi normal, pupil akan berubah menyesuaikan situasi lingkungan sekitar. Pupil membesar dalam kondisi gelap, sementara akan mengecil dalam situasi yang lebih terang.

Dalam beberapa kasus, pupil mengecil atau menyempit di bawah kondisi pencahayaan normal. Kondisi ini disebut sebagai pinpoint pupil atau miosis. Untuk memahaminya lebih lanjut, simak penjelasannya di bawah ini sampai habis!

1. Penyebab

ilustras pinpoint pupil atau miosis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Penyebab umum miosis ialah konsumsi obat-obatan analgesik opioid atau narkotik, seperti morfin, heroin, kodein, metadon, oksikodon, dan hidrokodon. Penyebab lainnya bisa berupa:

  • Penggunaan obat mata: Beberapa obat mata seperti pilocarpine, echothiophate, dan carbachol dapat meningkatkan risiko pinpoint pupil.
  • Mengidap sindrom Horner: Merupakan gejala yang disebabkan oleh permasalahan pada jalur saraf yang memengaruhi otak dan salah satu sisi wajah. Beberapa kondisi yang dapat memicu sindrom ini adalah cedera tulang belakang, tumor, dan stroke.
  • Mengalami pendarahan intraserebral: Kondisi darurat medis ketika pembuluh darah pecah yang kemudian menyebabkan pendarahan otak. Tekanan darah tinggi yang kurang terkontrol menjadi alasan paling umum pendarahan intraserebral terjadi.
  • Mengembangkan peradangan pada lapisan tengah mata (anterior uveitis): Dapat disebabkan oleh trauma atau masuknya benda asing ke mata. Selain itu, kondisi seperti artritis reumatoid, rubella, atau gondong juga dapat berpengaruh terhadap pengembangan anterior uveitis.
  • Terpapar zat kimia berbahaya: Insektisida misalnya, dapat menyebabkan miosis pada pada individu yang terpapar.

2. Tanda dan gejala

ilustrasi pria sedang duduk dan merasa lelah (pexels.com/Mental Health America (MHA))

Miosis bukanlah penyakit yang berdiri sendiri, melainkan sebuah gejala. Ini mungkin merupakan cara tubuh dalam memberi sinyal adanya masalah kesehatan atau dampak penggunaan zat tertentu.

Jika seseorang mengalami miosis akibat dari konsumsi obat-obatan analgesik opioid, gejala yang ditunjukkan dapat berupa:

  • Mual dan muntah.
  • Kesulitan bernapas.
  • Lekas mengantuk.
  • Sering mengigau.
  • Cenderung bingung dan tidak dapat fokus.

Sementara itu, jika miosis disebabkan oleh pendarahan intraserebral, gejalanya bisa meliputi sakit kepala yang intens, mual dan muntah, hingga hilang kesadaran.

Adapun pinpoint pupil yang berkembang karena sindrom Horner, mungkin gejalanya termasuk kelopak mata turun dan keringat berkurang di salah satu sisi wajah (pada bayi, salah satu irisnya mungkin terlihat lebih terang).

Anterior uveitis yang menyebabkan pinpoint pupil mungkin akan memperlihatkan gejala mata kemerahan, penglihatan kabur, atau sensitivitas terhadap cahaya. 

Apabila pinpoint pupil dikaitkan dengan keracunan zat kimia seperti insektisida, gejala yang mungkin dialami adalah buang air kecil berlebihan, buang air besar, muntah, dan keluar liur.

3. Diagnosis

ilustrasi pemeriksaan mata oleh dokter (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Untuk diagnosis, dokter spesialis mata akan melakukan pemeriksaan mata lengkap. Selain itu, gejala lain yang menyertai juga menjadi pertimbangan dan menentukan kondisi yang dialami pasien.

Tes diagnostik yang mungkin dilakukan dapat meliputi:

  • Tes darah.
  • Tes urine.
  • Sinar rontgen.
  • CT scan.
  • Pencitraan resonansi magnetik (MRI).
  • Skrining toksikologi.

4. Perawatan

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Tidak ada pengobatan khusus untuk miosis. Perawatan akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.

Opsi pengobatannya antara lain:

  • Overdosis obat-obatan terlarang dapat dimanajemen dengan pemberian obat nalokson. Obat tersebut berguna untuk menghalangi efek overdosis yang biasa dialami oleh pemakai narkotika.
  • Untuk kasus pendarahan intraserebral, operasi dapat dilakukan dan upaya lainnya untuk mengontrol tekanan darah pasien.
  • Pengobatan untuk pinpoint pupil karena anterior uveitis bisa berupa pemberian salep topikal atau obat tetes mata kortikosteroid.
  • Untuk kasus miosis akibat kasus keracunan insektisida, ini bisa ditangani dengan pemberian obat pralidoksim (2-PAM).

5. Kapan harus ke dokter?

ilustrasi pemeriksaan kesehatan mata (pexels.com/cottonbro)

Apabila kamu mengalami gejala pinpoint pupil, sebaiknya periksakan diri ke dokter spesialis mata karena ini menjadi tanda adanya kondisi medis tertentu.

Pada kasus anterior uveitis misalnya, jika kondisi ini tidak segera ditangani, maka dapat membahayakan kesehatan mata. Bahkan, ancamannya adalah kebutaan atau kerusakan permanen pada mata.

Selain itu, segera hentikan penggunaan obat-obatan terlarang. Karena jika sudah memasuki fase kecanduan, maka akan berisiko fatal bagi kesehatan di kemudian hari.

Itulah fakta seputar pinpoint pupil atau miosis. Apabila mengalami gejalanya, sebaiknya segera temui dokter spesialis mata untuk pemeriksaan lebih lanjut, karena ini bisa merupakan gejala penyakit tertentu yang butuh penanganan medis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us