Cibophobia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Rasa takut berlebihan terhadap makanan

Fobia adalah ketakutan irasional terhadap sesuatu yang tidak berbahaya. Orang dengan fobia secara aktif menghindari objek atau situasi fobia, atau menahannya dalam ketakutan atau kecemasan yang intens. Merupakan jenis dari gangguan kecemasan, ada beberapa jenis fobia. Salah satunya adalah fobia terhadap makanan atau cibophobia.

Mungkin terdengar aneh, karena pada dasarnya makanan adalah kebutuhan pokok makhluk hidup. Namun, ketakutan ini memang benar ada. Orang dengan cibophobia sebisa mungkin akan menghindari makanan yang membuatnya takut.

Fobia ini tentu bisa memengaruhi kehidupan penderitanya bila tidak ditangani dengan benar. Untuk mengetahui cibophobia lebih lanjut, mari baca bersama penjelasannya di bawah ini.

1. Apa itu cibophobia?

Cibophobia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan PengobatanPengidap cibophobia takut terhadap satu atau beberapa jenis makanan. (fitnessvsweightloss.com)

Cibophobia didefinisikan sebagai ketakutan yang berlebihan terhadap makanan. Dilansir Healthline, orang dengan cibophobia sering kali menghindari makanan atau minuman karena merasa takut terhadapnya. Rasa takut yang muncul mungkin hanya spesifik terhadap satu atau beberapa jenis makanan.

Sama seperti fobia lainnya, pengidap cibophobia bisa mengalami berbagai gejala saat dihadapkan dengan makanan yang ditakuti, seperti panik, sesak napas, mulut kering, gemetar, jantung berdebar kencang, dada terasa sesak, nyeri, serta gejala lainnya.

Melansir fearof.net, ketakutan akan makanan, mengunyah, atau menelan cairan biasanya berasal dari pengalaman buruk atau traumatis yang pernah dialami, misalnya tersedak, muntah setelah makan atau minum, mengonsumsi makanan yang sudah kedaluwarsa, dan sebagainya.

2. Makanan yang bisa memicu cibophobia

Cibophobia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi makanan (pexels.com/Malidate Van)

Beberapa jenis makanan yang biasanya memicu fobia yaitu:

  • Makanan mudah rusak. Makanan yang mudah rusak atau basi, seperti mayones, susu, buah dan sayuran segar, serta daging bisa menimbulkan ketakutan tersendiri bagi pengidap fobia makanan. Sebab, mereka merasa takut akan sakit setelah mengonsumsinya.

  • Makanan yang kurang matang. Ketakutan akan terserang penyakit mungkin membuat beberapa orang dengan fobia ini menghindari makanan yang kurang matang. Bahkan, mereka juga bisa memasak hingga makanan tersebut gosong atau terlalu kering.

  • Makanan kedaluwardsa. Pengidap cibophobia bisa merasa takut pada makanan yang sudah dekat atau melewati tanggal kedaluwarsa. Mereka juga percaya bahwa makanan akan lebih cepat rusak setelah kemasannya dibuka.

  • Makanan sisa. Beberapa orang dengan cibophobia tidak mau mengonsumsi makanan sisa. Sebab, mereka meyakini bahwa itu bisa membuat mereka jatuh sakit.

  • Makanan yang disiapkan oleh orang lain. Saat orang dengan fobia ini harus makan makanan yang disiapkan orang lain, itu bisa membuatnya takut. Pasalnya, mereka tidak bisa mengontrol persiapan makanan itu sendiri. Mereka juga mungkin akan menghindari makan di restoran, rumah teman, atau di mana pun yang tidak memungkinkan mereka untuk melihat proses pengolahan makanan tersebut.

Baca Juga: Hii! Ketakutan Berlebih pada Serangga? Ini 5 Fakta Ilmiah Entomofobia

3. Cibophobia berbeda dengan anoreksia

Cibophobia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi anoreksia (freepik.com/pvproductions)

Sama-sama menghindari makanan, orang dengan cibophobia terkadang dianggap menderita gangguan makan anoreksia. Mengutip Verywell Mind, keduanya merupakan kondisi yang berbeda.

Jika pengidap cibophobia memiliki rasa takut yang berlebihan pada makanan itu sendiri, lain halnya dengan penderita anoreksia yang takut akan efek yang ditimbulkan dari makanan terhadap tubuhnya. Sebagai contoh, mereka takut untuk makan karena bisa menyebabkan kenaikan berat badan.

4. Komplikasi yang bisa terjadi

Cibophobia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan PengobatanPenderita cibophobia rentan mengalami kekurangan nutrisi. (pexels.com/Valeria Ushakova)

Sama halnya dengan fobia yang lain, cibophobia yang dibiarkan begitu saja dapat berpengaruh pada aktivitas sehari-hari, seperti produktivitas kerja atau sekolah, hubungan pribadi, hingga kehidupan sosial.

Dirangkum dari beberapa sumber, komplikasi atau dampak yang mungkin muncul jika cibophobia tidak ditangani di antaranya:

  • Ritual berlebihan. Untuk mengurangi kecemasan, beberapa orang dengan fobia ini melakukan ritual atau rutinitas yang berlebihan sebelum makan atau yang berkaitan dengan makanan. Misalnya cara mereka membersihkan dapur, menyimpan makanan, dan lainnya.

  • Malnutrisi. Pengidap cibophobia rentan mengalami kekurangan nutrisi atau malnutrisi. Sebab, menghindari makanan dapat mengurangi jumlah asupan nutrisi bagi tubuh, sehingga kebutuhannya pun tidak tercukupi. Mereka mungkin saja lebih memilih untuk lapar daripada harus makan makanan yang meragukan.

  • Stigma sosial. Orang lain sering kali menyadari akan suatu perilaku yang tidak biasa, sehingga sulit bagi pengidap fobia makanan untuk menyembunyikan kondisinya. Hal ini bisa menimbulkan situasi yang tidak nyaman dan memungkinkan pengidap fobia ini untuk menghindari interaksi sosial.

5. Diagnosis

Cibophobia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi konseling dengan ahli kesehatan mental (pexels.com/Alex Green)

Buku panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-5) menggunakan kriteria berikut untuk mendiagnosis fobia spesifik:

  • Ketakutannya tidak sebanding dengan bahaya nyata apa pun.
  • Ketakutan menyebabkan stres yang signifikan dan gangguan pada kehidupan orang tersebut.
  • Ketakutan dan efeknya telah berlangsung setidaknya selama 6 bulan.

Cibophobia mengganggu kehidupan sehari-hari. Seseorang dengan fobia ini mungkin menjadi sangat cemas di tempat kerja, misalnya saat melihat orang lain makan makanan yang mereka takuti.

Seseorang dengan cibophobia kemungkinan akan menunjukkan perilaku menghindar. Ini berarti bahwa seseorang akan, dengan cara apa pun, mencegah dirinya bersentuhan dengan objek fobianya. Orang tersebut mungkin berhenti berbelanja bahan makanan atau berhenti pergi ke restoran—di mana pun ada kemungkinan ia akan bersentuhan dengan makanan yang ditakuti.

Meskipun cibophobia bukanlah gangguan makan, seseorang dapat memiliki cibophobia dan gangguan makan—seperti anoreksia, bulimia, atau orthorexia—pada saat yang bersamaan.

Cibophobia dan gangguan makan dapat muncul dengan cara yang sama. Kedua kondisi tersebut menyebabkan tingkat kecemasan yang ekstrem seputar makanan dan perilaku menghindar

Seseorang dengan cibophobia, bagaimanapun, takut pada makanan itu sendiri dan bukan efek makanan pada citra tubuh mereka (seperti penambahan berat badan).

Pada penderita cibophobia, mereka tahu bahwa respons ketakutan dan perilaku menghindar tidak rasional. Mereka sadar bahwa makanan yang ditakuti tidak akan membahayakan, tetapi mereka tidak dapat mengatasi rasa takut itu.

6. Pengobatan

Cibophobia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan PengobatanIlustrasi psikoterapi pada pasien fobia. freepik.com/mego-studio

Cibophobia merupakan kondisi yang bisa diatasi dengan melakukan penanganan yang tepat. Ada beberapa upaya untuk mengatasi fobia terhadap makanan, yaitu:

  • Terapi perilaku kognitif. Terapi ini melibatkan pembicaraan dengan ahli kesehatan mental mengenai emosi dan pengalaman pasien terkait makanan. Dengan terapi ini, akan dicari cara untuk mengurangi pikiran negatif dan ketakutan yang dialami.

  • Terapi paparan. Pasien akan kontak dengan makanan yang ditakuti. Pada terapi ini, paparan diberikan secara bertahap dan pasien dapat belajar untuk menghadapi emosi serta reaksi yang muncul.

  • Obat-obatan. Pemberian obat-obatan seperti antidepresan untuk mengatasi kecemasan pada penderita fobia. Namun, perlu mempertimbangkan kemungkinan risiko mengalami kecanduan. Beta blockers juga bisa digunakan untuk mengurangi respons emosional dan kecemasan jangka pendek.

  • Hipnosis. Hipnoterapis akan memberikan sugesti yang dapat membantu mengurangi reaksi negatif terhadap makanan.

Bukan hanya masalah mental, cibophobia juga bisa memengaruhi kondisi fisik. Nutrisi yang berasal dari makanan sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jika kebutuhannya tidak terpenuhi, maka tubuh pun tidak bisa bekerja dengan baik. Jika kamu mengalami ketakutan yang berlebihan terhadap suatu makanan, sebaiknya konsultasi ke dokter untuk mencegah kondisi memburuk.

Baca Juga: Jijik sama Rambut? Kamu Mesti Tahu 5 Fakta soal Trikofobia Ini

Rifa Photo Verified Writer Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya