Perlu Diwaspadai, 5 Gangguan Penglihatan yang Mengintai Lansia

Parahnya, gejala jarang disadari hingga kondisi sudah parah

Seperti organ tubuh lainnya, mata juga rentan terserang penyakit. Berbagai gangguan penglihatan atau penyakit mata bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali lansia. 

Memasuki usia senja, tubuh mulai mengalami penurunan fungsi, salah satunya adalah fungsi penglihatan. Gangguan penglihatan adalah masalah kesehatan umum yang terjadi karena proses penuaan. Apa saja gangguan penglihatan yang umum dialami lansia? Simak ulasannya berikut ini.

1. Presbiopi

Perlu Diwaspadai, 5 Gangguan Penglihatan yang Mengintai LansiaPresbiopi juga dikenal dengan kondisi mata tua. unsplash.com/Todd Cravens

Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina. Lensa ini bersifat fleksibel atau dapat berubah bentuk, sehingga mata bisa melihat objek dalam jarak dekat maupun jauh.

Seiring pertambahan usia, lensa mata menjadi lebih kaku. Ini berarti, lensa tidak bisa berubah dengan mudah untuk fokus melihat benda yang ada di hadapannya, terutama pada jarak yang dekat. Kondisi inilah yang dialami penderita presbiopi.

Melansir MayoClinic, presbiopi atau disebut sebagai mata tua, merupakan masalah penglihatan yang ditandai hilangnya kemampuan mata secara bertahap untuk fokus melihat objek dengan jarak pandang yang dekat. Presbiopi biasanya muncul pada usia 40-an dan menjadi buruk sampai sekitar usia 60 tahun ke atas.

Gejalanya meliputi kecenderungan membaca dengan mengambil jarak pandang lebih jauh, penglihatan kabur pada jarak baca normal, mata lelah, atau sakit kepala setelah membaca dan melakukan kegiatan pada jarak pandang yang dekat.

Gejala mungkin memburuk saat penderita merasa lelah atau berada di area dengan pencahayaan redup. Presbiopi bisa ditangani dengan penggunaan kacamata, lensa kontak, atau operasi Lasik.

2. Glaukoma

Perlu Diwaspadai, 5 Gangguan Penglihatan yang Mengintai LansiaGlaukoma umum terjadi pada lansia. pexels.com/Pixabay

Glaukoma merupakan penyakit akibat rusaknya saraf mata. Kerusakan ini sering disebabkan oleh peningkatan tekanan pada mata karena adanya penumpukan cairan (aqueous humor) yang mengalir ke bagian dalam mata. Jika tidak segera diobati, kondisi ini bisa menyebabkan kebutaan.

Glaukoma menjadi salah satu penyebab kebutaan pada usia di atas 60 tahun. Dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), sekitar 3 juta penduduk Amerika Serikat (AS) menderita glaukoma dan merupakan penyebab kebutaan nomor dua.

Meski lebih sering dijumpai pada lansia, tetapi glaukoma bisa dialami semua usia. Selain usia, faktor risiko glaukoma di antaranya adalah adanya riwayat penyakit mata tersebut dalam keluarga, kondisi medis tertentu seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan cedera mata.

Kebanyakan orang dengan glaukoma tidak merasakan gejala awal. Efeknya terjadi secara bertahap, sehingga penderita mungkin tidak menyadari adanya perubahan dalam penglihatan hingga kondisinya sudah terlanjur parah.

Hingga kini, kerusakan mata akibat glaukoma tidak dapat disembuhkan. Meski begitu, melakukan pengobatan dan pemeriksaan mata secara berkala dapat membantu memperlambat atau mencegah hilangnya penglihatan. Opsi pengobatan yang dilakukan yaitu pemberian tetes mata, obat-obatan, dan operasi.

Baca Juga: Sulit Melihat pada Malam Hari? Ini 5 Fakta tentang Rabun Senja

3. Katarak

Perlu Diwaspadai, 5 Gangguan Penglihatan yang Mengintai Lansiaaao.org

Katarak merupakan penyakit yang membuat lensa mata menjadi keruh, sehingga mengakibatkan penglihatan kabur. Sebagian besar katarak disebabkan karena proses penuaan. Oleh karena itulah, umumnya katarak diderita oleh para lansia.

Hasil survei kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014–2016 menunjukkan bahwa angka kebutaan mencapai 3 persen dan katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi, yaitu sebanyak 81 persen. Survei tersebut dilakukan dengan sasaran populasi usia 50 tahun ke atas, di 15 provinsi di Indonesia.

Beberapa kondisi lain yang menjadi faktor risiko penyebab katarak termasuk cedera mata, diabetes, merokok, konsumsi obat dalam jangka lama (misalnya kortikosteroid), terlalu banyak minum alkohol, dan paparan sinar matahari yang berlebihan.

Awalnya, penderita mungkin tidak menyadari menderita katarak. Sebab, penyakit ini berkembang secara perlahan. Seiring berjalannya waktu, katarak akan membuat penglihatan menjadi tidak jelas.

Nah, gejala lain yang bisa dialami yaitu sulit melihat pada malam hari, sensitif terhadap cahaya, melihat lingkaran di sekeliling mata, pandangan ganda, sering mengganti ukuran kacamata, dan warna di sekitar mata memudar.

Berita baiknya, kondisi ini masih bisa diobati. Cara efektif yang dapat dilakukan yaitu dengan operasi katarak. Operasi ini terbilang aman, tingkat kesembuhan yang tinggi, dan sudah banyak dilakukan untuk memperbaiki fungsi penglihatan akibat katarak.

4. Retinopati diabetik

Perlu Diwaspadai, 5 Gangguan Penglihatan yang Mengintai Lansiaunsplash/Damir Bosnjak

https://my.clevelandclinic.org/health/articles/8567-common-aged-related-eye-problems

https://www.webmd.com/diabetes/diabetic-retinopathy

https://www.sehatq.com/artikel/ini-kadar-gula-darah-normal-pada-lansia

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6032159/#!po=54.7297

Salah satu penyakit yang paling banyak diderita lansia adalah diabetes. Gaya hidup yang tidak sehat bisa menjadi faktor penyebab diabetes pada lansia. Jika kadar gula darah terlalu tinggi, maka bisa menyebabkan komplikasi.

Retinopati diabetik adalah salah satu komplikasi yang bisa dialami oleh penderita diabetes. Kondisi ini terjadi akibat adanya kerusakan pembuluh darah pada retina.

Pada tahap awal, penderita mungkin tidak merasakan adanya gejala. Jika sudah serius, penderita bisa mengalami tanda-tanda berupa penglihatan buram, tampak noda yang melayang (floaters) dan noda hitam (black spot) pada penglihatan, sulit membedakan warna, bahkan bisa sampai kehilangan penglihatan.

Menurut sebuah penelitian dalam International Journal of Molecular Sciences tahun 2018, penyebab umum dari kehilangan penglihatan pada pasien retinopati diabetik adalah edema makula diabetik. Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan makula (bagian dari retina) akibat adanya akumulasi cairan di makula. Edema makula diabetik dapat menyebabkan distorsi dan penurunan ketajaman visual.

Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengobati retinopati diabetik yaitu dengan suntikan obat ke dalam mata, terapi laser, dan operasi mata seperti vitrektomi. Maka dari itu, sangat penting bagi penderita diabetes untuk selalu mengontrol kadar gula darah dan rutin melakukan pemeriksaan kondisi mata ke dokter setiap tahunnya.

5. Degenerasi makula

Perlu Diwaspadai, 5 Gangguan Penglihatan yang Mengintai Lansiaunsplash/JD Mason

https://www.aao.org/eye-health/diseases/amd-macular-degeneration

https://www.webmd.com/eye-health/macular-degeneration/age-related-macular-degeneration-overview

Mengutip laman American Academy of Ophthalmology, degenerasi makula atau age-related macular degeneration (AMD) adalah masalah mata yang memengaruhi retina. Kondisi ini terjadi ketika bagian retina, yaitu makula, mengalami kerusakan.

Penderita akan kehilangan penglihatan di bagian tengah atau sentral, sehingga tidak bisa melihat objek yang jaraknya dekat maupun jauh secara jelas, sementara penglihatan di bagian tepi akan tetap normal. Disebut AMD karena penyakit ini terjadi pada lansia, yang rentan menyerang usia di atas 50 tahun.

AMD terbagi menjadi dua jenis, yaitu AMD kering dan AMD basah. Tipe yang paling banyak dialami adalah AMD kering. Namun, walau lebih jarang terjadi, AMD basah jauh lebih serius karena lebih cepat berkembang.

Banyak orang dengan AMD tidak menyadari gejala hingga penglihatannya menjadi buram. Selain usia, faktor lain yang dapat meningkatkan terjadi AMD adalah adanya riwayat kondisi tersebut di keluarga, merokok, tekanan darah dan kolesterol tinggi, obesitas, dan ras Kaukasia.

Pengobatan dilakukan dengan tujuan untuk memperlambat atau mencegah lebih banyak hilangnya penglihatan. Untuk AMD kering, penderita disarankan rutin mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin C, vitamin E, lutein, zeaksantin, zink, dan tembaga, makan makanan sehat seperti sayur dan buah, serta menjalani pola hidup sehat.

Sementara itu, upaya untuk pengobatan AMD basah dilakukan dengan suntikan obat anti-VEGF (anti-vascular endothelial growth factor) dan terapi laser.

Walau banyak gangguan penglihatan atau penyakit mata yang mengintai lansia, tetapi berbagai upaya pencegahan bisa dilakukan sejak muda. Lakukan tips yang disebutkan di atas tadi dan cek kondisi mata secara berkala. Bila punya masalah penglihatan, jangan ragu untuk menemui dokter spesialis mata agar bila memang ada gangguan, maka dapat segera ditangani sedini mungkin.

Baca Juga: 8 Masalah Penglihatan Ini Paling Banyak Terjadi, Mana yang Kamu Alami?

Rifa Photo Verified Writer Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya