Mengenal Komponen Darah dan Fungsi Pentingnya bagi Tubuh

Terdiri dari empat komponen

Darah merupakan kombinasi dari plasma dan sel-sel darah yang beredar di seluruh tubuh. Darah memiliki banyak peran penting, seperti menyuplai oksigen dan nutrisi ke sel-sel dan jaringan, membantu membuang limbah atau zat sisa metabolisme, hingga melindungi tubuh dari infeksi dan zat asing yang dapat membahayakan kesehatan.

Dilihat sekilas, darah tampak berupa cairan yang berwarna merah. Padahal, terdapat beberapa komponen yang cukup beragam di dalamnya.

Ada empat komponen penyusun darah yaitu sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan plasma darah. Masing-masing komponen memiliki peran yang berbeda di dalam tubuh. Nah, untuk lebih mengetahui tentang komponen darah dan fungsinya, simak ulasan berikut ini, ya!

1. Sel darah merah

Mengenal Komponen Darah dan Fungsi Pentingnya bagi TubuhSel darah merah berperan untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. pixabay.com/Qimono

Menurut keterangan di laman American Society of Hematology, sel darah merah atau eritrosit adalah komponen yang melimpah dalam darah, terhitung sekitar 40 hingga 45 persen dari volumenya. Hal ini juga yang membuat darah tampak berwarna merah. Sel darah merah berbentuk kepingan bikonkaf, tidak memiliki inti (nukleus), dan dapat berubah bentuk untuk menyesuaikan diri melewati berbagai pembuluh darah di dalam tubuh.

Warna merah pekat pada sel darah merah disebabkan karena adanya hemoglobin. Protein kaya zat besi yang berperan untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh lalu mengangkut kembali karbon dioksida dari tubuh ke paru-paru untuk diembuskan ke luar.

Produksi sel darah merah dikendalikan oleh eritropoietin, hormon yang diproduksi oleh ginjal. Sebelum dilepaskan ke dalam aliran darah, sel darah merah akan mengalami proses pematangan sekitar tujuh hari di sumsum tulang. Masa hidup eritrosit ini rata-rata 120 hari dan tubuh akan mengganti serta memproduksi sel darah merah yang baru secara teratur.

Melansir Mayo Clinic, kadar normal sel darah merah pada orang dewasa yaitu 4,35 hingga 5,65 juta sel per mikroliter darah pada laki-laki, sementara pada perempuan sebanyak 3,92 hingga 5,13 juta sel per mikroliter darah. Apabila kadar sel darah merah dalam tubuh rendah, maka seseorang bisa mengalami anemia atau kurang darah.

2. Sel darah putih

Mengenal Komponen Darah dan Fungsi Pentingnya bagi TubuhSel darah putih melindungi tubuh dari infeksi. pixabay.com/Mekis

Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih atau leukosit memiliki jumlah yang sangat rendah dalam darah, yaitu sekitar 1 persen. Meskipun jumlahnya sangat sedikit, tetapi sel darah putih fungsinya penting sekali, yaitu salah satu bagian dari sistem imun tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.

Mengutip Leukemia & Lymphoma Society, terdapat lima tipe sel darah putih, yaitu:

  • Neutrofil (55-70 persen)
  • Limfosit (20-40 persen)
  • Monosit (2-8 persen)
  • Eosinofil (1-4 persen)
  • Basofil (0,5-1 persen)

Sel darah putih dibentuk di sumsum tulang. Seperti dijelaskan di Mayo Clinic, jumlah sel darah putih normal pada orang dewasa yakni berkisar 3.400 hingga 9.600 sel per mikroliter darah. Kadar sel darah putih yang terlalu tinggi atau rendah dalam tubuh bisa membahayakan kesehatan.

Leukositosis terjadi ketika seseorang memiliki sel darah putih yang terlalu banyak atau melebihi normal, sedangkan kondisi rendahnya kadar sel darah putih dalam tubuh disebut leukopenia. Ada pula leukemia atau kanker darah akibat tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih abnormal.

Baca Juga: Pemicu Muncul Gumpalan Darah saat Haid dan Solusinya

3. Trombosit

Mengenal Komponen Darah dan Fungsi Pentingnya bagi Tubuhredcrossblood.org

Melansir Medical News Today, trombosit atau keping darah (platelet) adalah komponen darah yang berperan dalam proses pembekuan darah. Trombosit diperlukan untuk menghentikan pendarahan jika terjadi luka.

Trombosit dibentuk di sumsum tulang, sama seperti sel darah merah dan sel darah putih. Kadar trombosit yang normal yaitu sekitar 150.000 hingga 400.000 trombosit per mikroliter darah. Jumlah trombosit yang terlalu rendah atau melebihi bisa menjadi masalah bagi tubuh.

Berdasarkan keterangan di laman Cleveland Clinic, trombositosis atau terlalu banyak jumlah trombosit dalam darah dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, atau pembekuan di pembuluh darah.

Apabila jumlah trombosit terlalu rendah dari batas normal, maka berakibat darah sulit membeku saat terjadi luka, sehingga rentan mengalami perdarahan. Kondisi ini disebut dengan trombositopenia.

4. Plasma darah

Mengenal Komponen Darah dan Fungsi Pentingnya bagi TubuhPlasma darah. commons.wikimedia.org/DiverDave

Plasma adalah komponen darah yang berbentuk cairan. Dikutip dari WebMD, plasma adalah bagian paling banyak di dalam darah yakni sekitar 55 persen dan berwarna kuning pucat.

Plasma darah terdiri dari 92 persen air. Sebanyak 8 persen sisanya berupa protein, garam mineral, glukosa, lemak, hormon, dan vitamin.

Plasma darah berperan dalam membantu mengangkut protein, hormon, dan nutrisi ke berbagai sel di tubuh, termasuk hormon pertumbuhan untuk membantu pertumbuhan tulang dan otot, faktor pembekuan yang membantu menghentikan pendarahan saat terjadi luka, serta nutrisi seperti kalium dan natrium untuk membantu kerja sel-sel tubuh.

Selain itu, plasma juga membantu menjaga tekanan darah normal dan volume darah serta membuang limbah hasil metabolisme dari sel ke bagian tubuh lain, seperti ginjal atau hati untuk dibuang.

5. Golongan darah

Mengenal Komponen Darah dan Fungsi Pentingnya bagi Tubuhwikipedia.org

Mengetahui golongan darah sangat diperlukan, terutama untuk melakukan transfusi darah. Ada dua pengelompokan darah, yaitu berdasarkan sisten ABO dan rhesus (Rh).

Berdasarkan keterangan dari National Health Service, golongan darah diidentifikasi berdasarkan antibodi dan antigen. Antibodi adalah protein yang ditemukan di plasma, sedangkan antigen merupakan molekul protein yang ditemukan di permukaan sel darah merah.

Terdapat 4 golongan darah berdasarkan sistem ABO:

  • Golongan darah A: memiliki antigen A pada sel darah merah dengan antibodi anti-B pada plasma darah.
  • Golongan darah B: memiliki antigen B pada sel darah merah dengan antibodi anti-A pada plasma darah.
  • Golongan darah AB: memiliki antigen A dan B pada sel darah merah, tetapi tidak memiliki antibodi anti-A dan anti-B pada plasma darah.
  • Golongan darah O: tidak memiliki antigen A dan B pada sel darah merah, tetapi memiliki antibodi anti-A dan anti-B pada plasma darah.

Selain itu, ada juga yang didasarkan pada faktor rhesus (Rh). Jika darah memiliki faktor rhesus, maka dikatakan rhesus positif. Sebaliknya, dikatakan rhesus negatif apabila tidak memiliki faktor rhesus.

Itulah hal-hal mengenai komponen darah beserta fungsinya bagi tubuh. Berbagai gangguan atau penyakit juga bisa menyerang darah. Oleh sebab itu, sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Baca Juga: Hiperkapnia, Kadar Karbon Dioksida yang Terlalu Tinggi dalam Darah

Rifa Photo Verified Writer Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya