Speech Delay pada Anak, Kenali Ciri dan Pencegahannya

Anak kesulitan mengucapkan dan mengeluarkan kata-kata

Speech delay mungkin menjadi masalah yang sudah tidak asing bagi para orang tua. Kondisi ini umumnya menyerang bayi hingga anak-anak yang sedang memasuki masa pertumbuhan.

Walaupun setiap anak memiliki proses pertumbuhan yang berbeda, tetapi tidak bisa dimungkiri bahwa speech delay merupakan suatu permasalahan pada anak yang bisa saja dihadapi oleh setiap orang tua.

Untuk meningkatkan kesadaran orang tua tentang speech delay, dr. Lies Dewi N, SpA(K), dokter anak konsultan neuropediatri Eka Hospital Cibubur membagikan informasi mengenai speech delay dalam sebuah rilis.

1. Apa itu speech delay?

Speech Delay pada Anak, Kenali Ciri dan Pencegahannyailustrasi speech delay (unsplash.com/Jason Rosewell)

Speech delay adalah sebuah kondisi yang dapat dialami bayi dan anak-anak yang menyebabkan mereka mengalami keterlambatan bicara dan berbahasa. Mereka sering kali bisa memahami perkataan seseorang, tetapi sangat sulit mengucapkan dan mengeluarkan kata.

Sayangnya, beberapa orang tua mungkin masih menganggap kondisi ini merupakan hal biasa dan akan hilang dengan sendirinya.

Padahal, jika tidak ditangani dengan tepat, speech delay dapat memengaruhi masalah sosial, emosional, perilaku, dan kognitif anak. Kondisi ini juga akan menimbulkan dampak buruk saat mereka dewasa.

2. Usia ideal perkembangan bicara anak

Speech Delay pada Anak, Kenali Ciri dan Pencegahannyailustrasi anak (unsplash.com/National Cancer Institute)

Dalam kondisi normal, biasanya anak akan mengalami perkembangan bicara secara bertahap sesuai dengan usia perkembangannya. Proses perkembangan bicara anak bisa dikategorikan sebagai berikut:

  • Usia 0–3 bulan: Biasanya bayi akan bereaksi terhadap suara dan mulai melakukan cooing.
  • Usia 6 bulan: Anak akan menoleh bila dipanggil namanya dan mulai babbling, seperti  "bababa, dadada, mamama". 
  • Usia 9 bulan: Anak akan merespons terhadap bahasa yang rutin diucapkan seperti "dadah", dan mulai menunjuk. 
  • Usia 1 tahun: Anak mulai mengerti perintah sederhana dan berbicara 1–2 kata. 
  • Usia 2 tahun: Anak dapat menunjuk anggota tubuh, mulai berbicara, dan
    memahami lebih dari 100 kosa kata.
  • Usia 3 tahun: Anak mulai mengerti perintah yang lebih kompleks dan dapat berbicara dengan kalimat yang terdiri dari tiga kata. 

Namun, untuk anak yang mengalami speech delay, pertumbuhan ini mungkin akan
terhambat. Kondisi tersebut menyebabkan anak tidak dapat berbahasa meski sudah memasuki usianya.

3. Penyebab speech delay pada anak

Speech Delay pada Anak, Kenali Ciri dan Pencegahannyailustrasi otak (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Pada dasarnya, bicara merupakan suatu aktivitas yang dihasilkan dengan melibatkan tiga organ, yaitu otak, telinga, dan mulut. Otak berfungsi untuk memproses reseptif dan ekspresif anak saat berbicara, sedangkan telinga dan mulut berfungsi untuk mendengarkan dan memproduksi suara.

Anak yang mengalami speech delay bisa diakibatkan oleh salah satu organ tersebut mengalami gangguan sehingga menyebabkan proses berbicara terganggu.

  • Gangguan pada otak: Pada organ otak, ini berkaitan dengan beberapa gangguan saraf atau psikologi, seperti maturational delay speech, gangguan bicara spesifik, autisme, hingga disabilitas intelektual. 
  • Gangguan pada telinga: Gangguan telinga bisa menjadi penyebab speech delay jika anak terlahir atau mengalami masalah pada indra pendengarannya. Ini menyebabkan anak mengalami kesulitan saat mendengar suara.
  • Gangguan pada mulut: Gangguan pada mulut bisa membuat anak mengalami kesulitan untuk memproduksi suara atau gangguan artikulasi.

Baca Juga: 7 Latihan untuk Mengurangi Gagap, Bisa Dilakukan di Rumah

4. Ciri-ciri anak mengalami speech delay

Speech Delay pada Anak, Kenali Ciri dan Pencegahannyailustrasi anak (unsplash.com/Rainier Ridao)

Ada beberapa ciri-ciri yang mengindikasikan bahwa anak mengalami speech delay. Ciri-ciri ini biasanya akan muncul saat anak mulai menginjak usia 12 bulan. Beberapa ciri ini termasuk:

  • Pada usia 12 bulan: Anak belum bisa mengoceh (babbling) dan belum menggunakan anggota tubuhnya untuk berkomunikasi seperti menunjuk dengan jari.
  • Pada usia 16 bulan: Anak belum bisa mengungkapkan sebuah kata dengan benar dan hanya terus mengoceh kata tanpa makna. 
  • Pada usia 24 bulan: Anak belum bisa mengatakan kalimat yang terdiri dari 2 kata dan jumlah kosa kata yang ia kuasai kurang dari 15 kata. 
  • Anak kehilangan kemampuan untuk berbicara atau bersosialisasi di usia berapa pun.

Ciri-ciri tersebut disebut juga red flag dalam perkembangan bicara anak dan bisa menandakan anak telah mengalami speech delay. Namun, untuk mengetahui secara pasti penyebabnya, diagnosis dari dokter sangat diperlukan.

5. Tips mencegah speech delay

Speech Delay pada Anak, Kenali Ciri dan Pencegahannyailustrasi orang tua dan anak (unsplash.com/Alexander Dummer)

Untuk orang tua, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendukung pertumbuhan anak agar terhindar dari speech delay. Berikut tipsnya seperti yang disarankan oleh menurut dr. Lies: 

  • Membatasi penggunaan gadget: Terlalu sering menggunakan gadget seperti TV, smartphone, dan komputer diketahui dapat meningkatkan risiko anak mengalami speech delay.
  • Ajak mereka mengobrol: Melakukan komunikasi dua arah akan membantu perkembangan bicara dan ekspresi anak bisa berkembang dengan baik.
  • Membiarkan anak memilih sendiri: Alih-alih selalu memilihkan sesuatu untuk anak, biarkan mereka memilih sendiri dan mengeksplorasi apa yang mereka inginkan. Sebagai contoh, biarkan mereka memilihkan menu makanan mereka.
  • Membacakan cerita: Membacakan cerita dalam bentuk apa pun kepada anak dapat membantu mereka untuk lebih mengenal banyak kosa kata dan meningkatkan kemampuan berbicara.
  • Mengajak anak bernyanyi: Selain membantu melatih gerak dan memori anak, bernyanyi juga dapat memperluas kosa kata anak sehingga mereka dapat belajar untuk berbicara dengan cara yang menyenangkan.

6. Faktor risiko speech delay

Speech Delay pada Anak, Kenali Ciri dan Pencegahannyailustrasi gangguan bicara (unsplash.com/Kelly Sikkema)

Dilansir U.S. Preventive Services Task Force, ada beberapa faktor risiko yang berpotensi menimbulkan masalah bicara pada anak. Ini meliputi:

  • Jenis kelamin laki-laki.
  • Lahir prematur.
  • Memiliki berat lahir rendah.
  • Memiliki riwayat keluarga masalah bicara atau bahasa.
  • Memiliki orang tua dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.

Kalau kamu merasa anak atau kerabat kamu memiliki ciri-ciri yang disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Speech delay termasuk kondisi yang bisa diatasi.

Baca Juga: Perubahan Iklim Pengaruhi Kesehatan Anak, Ini Tips dari Pakar

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya