Defisiensi Tembaga: Gejala, Penyebab, Pengobatan 

Bisa dicegah dengan pola makan sehat seimbang

Tembaga tidak hanya logam yang digunakan untuk menutupi pipa atau kabel. Unsur logam ini juga dibutuhkan oleh tubuh manusia dan membantu tubuh melakukan fungsi yang dibutuhkan di otak, darah, dan organ lainnya.

Kekurangan tembaga atau defisiensi tembaga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Artikel dalam British Medical Journal menyebutkan bahwa kondisi ini sering tidak terdiagnosis.

Setidaknya ada 12 enzim di dalam tubuh yang disebut dengan "kuproenzim". Ini merupakan jenis enzim yang membutuhkan tembaga untuk berfungsi. Contohnya adalah tirosinase, yang digunakan tubuh untuk membuat melanin, senyawa yang ada di sel kulit. 

1. Gejala

Defisiensi Tembaga: Gejala, Penyebab, Pengobatan ilustrasi kedinginan (freepik.com/katemangostar)

Dilansir Healthline, kekurangan tembaga termasuk kondisi yang sulit untuk didiagnosis oleh dokter karena gejalanya mirip dengan masalah kesehatan yang lain. Contohnya, gejala defisiensi tembaga mirip dengan defisiensi vitamin B12

Kadar tembaga yang rendah dapat memengaruhi sistem kekebalan dan tingkat energi seseorang. Beberapa gejalanya meliputi:

  • Selalu merasa kedinginan.
  • Tulang mudah patah.
  • Mudah memar.
  • Kelelahan.
  • Mudah atau sering sakit. 
  • Kulit pucat.
  • Pertumbuhan tubuh yang buruk. 
  • Peradangan kulit.
  • Luka pada kulit.
  • Nyeri otot yang tidak dapat dijelaskan

Tingkat tembaga yang sangat rendah juga dapat menyebabkan masalah dengan gerakan otot. 

2. Penyebab

Defisiensi Tembaga: Gejala, Penyebab, Pengobatan ilustrasi suplemen seng (pexels.com/Pixabay)

Menurut MDS Manual, jika seseorang memiliki mekanisme genetik yang mengontrol metabolisme normal, defisiensi tembaga akibat pola makan jarang terjadi. Beberapa penyebab defisiensi tembaga meliputi:

  • Defisiensi protein yang parah pada masa kanak-kanak.
  • Diare infantil yang berkelanjutan.
  • Malabsorpsi parah (seperti pada sariawan atau fibrosis kistik).
  • Operasi bariatrik (di mana kekurangan vitamin B12 juga mungkin ada).

Asupan zink atau seng yang berlebihan juga bisa menyebabkan kekurangan tembaga. Ini karena zink dan tembaga akan bersaing untuk proses penyerapan di perut. Umumnya, zink akan lebih banyak diserap yang mengakibatkan tembaga tidak terserap oleh tubuh. 

3. Diagnosis

Defisiensi Tembaga: Gejala, Penyebab, Pengobatan ilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/tirachardz)

Untuk mendiagnosis defisiensi tembaga, dokter akan melihat riwayat kesehatan dan menanyakan jenis obat atau suplemen yang kamu konsumsi. Mereka akan mempertimbangkan gejala terkait kekurangan tembaga serta faktor risiko yang kamu miliki.

Faktor risiko ini termasuk:

  • Suplementasi zink berlebihan.
  • Riwayat operasi bariatrik, seperti bypass lambung.
  • Riwayat gastrektomi (operasi pengangkatan sebagian atau seluruh lambung).
  • Riwayat operasi saluran pencernaan bagian atas.
  • Sindrom malabsorpsi, seperti penyakit seliak atau radang usus. 

Dokter juga mungkin melakukan tes darah untuk melihat kadar tembaga dalam darah. Proses ini bukan termasuk tes diagnostik definitif untuk menentukan kekurangan tembaga, karena ada faktor yang lain yang bisa meningkatkan kadar tembaga dalam darah secara tidak akurat.  

Baca Juga: 5 Tips Gaya Hidup Sehat Menurut Ahli untuk Mencegah Depresi

4. Pengobatan

Defisiensi Tembaga: Gejala, Penyebab, Pengobatan ilustrasi obat-obatan (unsplash.com/Adam Niescioruk)

Menurut laman Healthline, pengobatan awal defisiensi tembaga akan tergantung pada penyebab kondisi tersebut. Contohnya, jika seseorang mengonsumsi terlalu banyak zink, ia hanya perlu mengurangi asupan mineral tersebut.

Dokter umumnya akan merekomendasikan suplemen tembaga untuk mengatasi defisiensi. Suplemen tembaga yang ada di pasaran meliputi tembaga glukonat, tembaga sulfat, dan tembaga klorida.

Jika kekurangan tembaga sudah cukup parah dan tubuh tidak dapat menyerap suplemen tembaga, dokter mungkin akan menganjurkan perawatan tembaga intravena (IV). Pengobatan umumnya berlangsung selama 4 hingga 12 minggu. 

5. Pencegahan

Defisiensi Tembaga: Gejala, Penyebab, Pengobatan ilustrasi makanan sehat (unsplash.com/Brooke Lark)

Dilansir Oregon State University, asupan harian rata-rata yang direkomendasikan untuk tembaga adalah sekitar 0,9 miligram (mg). Kebanyakan orang dapat memenuhi jumlah harian ini melalui makanan sehari-hari. Sumber tembaga yang paling umum dalam makanan adalah roti dan sereal.

Makanan lain yang juga kaya akan tembaga meliputi:

  • Tiram (6 ukuran sedang dan dimasak): 2.397 mikrogram (mcg).
  • Daging kepiting (3 ons, jenis Raja Alaska): 1.005 mcg.
  • Kacang mete (1 ons, mentah): 622 mcg.
  • Biji bunga matahari (1 ons, dipanggang kering): 519 mcg.

Roti gandum dan pasta, brokoli, kentang, serta pisang juga kaya akan tembaga.

Defisiensi tembaga merupakan kondisi yang jarang terjadi. Kondisi ini bisa diatasi dengan perubahan pola makan serta suplemen tembaga. Jika kamu merasakan gejala yang disebutkan di atas, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Baca Juga: 5 Gejala Kekurangan Zat Tembaga, Hati-hati!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya