5 Fakta Penyakit Lupus, Deteksi Dini untuk Cegah Komplikasi

Ayo, periksa kesehatan secara rutin

Penyakit lupus atau lupus eritematosus adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringannya sendiri. Penyakit ini bisa menyebabkan peradangan di berbagai area tubuh, seperti persendian, kulit, otak, paru-paru, dan pembuluh darah.

Dalam memperingati World Lupus Day pada tanggal 10 Mei lalu, Perhimpunan Reumatologi Indonesia (IRA) mengadakan acara "Seminar Nasional World Lupus Day 2022" secara virtual pada Sabtu (21/05/2022). 

Acara in menghadirkan beberapa narasumber, baik dari para ahli dan pengidap lupus. Salah satunya adalah dr. Sumariyono, SpPD-KR, MPH, selaku ketua PB Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 

1. Tantangan terbesar penyakit lupus

5 Fakta Penyakit Lupus, Deteksi Dini untuk Cegah Komplikasiilustrasi tubuh manusia (unsplash.com/Annie Spratt)

Lupus juga dikenal sebagai penyakit seribu wajah, karena memiliki gambaran klinis dan gejala yang sangat beragam. Dokter Sumariyono mengatakan bahwa ini adalah tantangan terbesar dari penyakit lupus. 

Hal ini mengakibatkan para ahli sulit untuk melakukan diagnosis dengan cepat. Maka dari itu, perlu adanya kesadaran dan kewaspadaan dari masyarakat terkait dengan penyakit lupus yang bisa menyerang siapa saja. 

"Penyakit lupus ini adalah penyakit multisistem. Bisa mengenai seluruh sistem, mulai dari rambut sampai kaki dengan gambaran klinis yang beragam" ucap dr. Sumariyono. 

2. Gejala umum penyakit lupus

5 Fakta Penyakit Lupus, Deteksi Dini untuk Cegah Komplikasiilustrasi rambut rontok (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Walaupun penyakit lupus memerlukan diagnosis mendalam, ada beberapa gejala umum yang harus diwaspadai oleh masyarakat luas. Dokter Sumariyono  menjelaskan, gejala umum lupus meliputi rambut rontok, ruam di area pipi (Ruam Malar), sariawan, nyeri sendi, dan demam tanpa akibat yang jelas. 

Untuk lupus yang menyerang organ dalam seperti ginjal atau otak, diagnosis lebih lanjut oleh dokter spesialis diperlukan untuk mendeteksi penyakit ini. Jika seseorang mengalami masalah kesehatan dalam jangka waktu lama atau berulang-ulang, disarankan untuk menemui dokter spesialis penyakit dalam. 

"Setiap pasien berbeda-beda. Bisa terkena organ non-vital, misalnya kulit, sendi, rambut. Tapi, juga bisa terkena vital organ, seperti ginjal, sistem hematologi, paru-paru, serta otak." jelas dr. Sumariyono  

3. Banyak yang tidak terdeteksi

5 Fakta Penyakit Lupus, Deteksi Dini untuk Cegah Komplikasiilustrasi pasien lupus (unsplash.com/National Cancer Institut)

Selain memiliki gejala yang sangat beragam, tantangan terbesar lainnya adalah deteksi penyakit lupus di Indonesia. Dijelaskan oleh dr. Elvieda Sariwati, M.Epid, data menunjukkan hanya 3 dari 10 pasien lupus yang mengetahui penyakitnya. Hal ini terjadi karena banyak yang tidak memiliki pertanda sampai terjadinya komplikasi. 

Dari 3 pasien tersebut, hanya satu yang melakukan pengobatan secara teratur. Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi pemerintah dan kita semua untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit lupus. 

"Banyak yang tidak mengetahui atau tidak terdeteksi, sehingga ini menjadi tantangan kita. Maka, program dan strategi yang perlu kita lakukan adalah dengan deteksi dini." ungkap dr. Elvieda. 

Baca Juga: Waspadai Hepatitis Akut Misterius, Kenali Gejalanya!

4. Perlu adanya peningkatan fasilitas kesehatan

5 Fakta Penyakit Lupus, Deteksi Dini untuk Cegah Komplikasiilustrasi fasilitas kesehatan (unsplash.com/Arseny Togulev)

Selain para dokter, pasien penyakit lupus atau yang disebut dengan odapus, juga ikut membagikan kisahnya. Seorang anggota Relawan Lupus Indonesia (RELI) dari Sumatera Selatan, Selvina Ibrahim, mengatakan bahwa fasilitas kesehatan untuk penyakit lupus masih terbilang minim, khususnya di daerah-daerah kecil. 

Ia menjelaskan dibutuhkan waktu 8 hingga 10 jam untuk bisa sampai ke rumah sakit tipe A yang bisa menangani penyakit lupus. Harapannya, kualitas fasilitas kesehatan bisa terus ditingkatkan agar pasien lupus bisa mendapatkan pengobatan yang akurat. 

"Kami berharap di rumah sakit tipe C juga disediakan satu atau dua macam item untuk tegak diagnosis penyakit SLE (lupus)" ucap Selvina. 

5. Upaya pemerintah dalam penanganan lupus

5 Fakta Penyakit Lupus, Deteksi Dini untuk Cegah Komplikasiilustrasi deteksi dini (unsplash.com/National Cancer Institut)

Dokter Elvieda memaparkan bahwa ada 4 strategi utama yang digunakan pemerintah untuk menanggulangi penyakit imunologi, termasuk lupus. Empat strategi tersebut adalah promosi kesehatan, deteksi dini, perlindungan khusus, dan penanganan kasus. 

Untuk saat ini, yang menjadi prioritas pemerintah adalah upaya promosi kesehatan dan pencegahan. Hal ini tentunya membutuhkan kolaborasi dari berbagai lapisan masyarakat untuk menyebarluaskan informasi mengenai penyakit lupus. 

 

Yuk, bersama-sama meningkatkan kesadaran tentang penyakit lupus. Memeriksakan kesehatan secara rutin bisa menjadi langkah awal untuk deteksi dini penyakit lupus. Jangan lupa juga untuk selalu melakukan pola hidup agar kesehatan tetap terjaga. 

Baca Juga: Waspada Rematik pada Usia Muda, Jaga Kesehatan Tulangmu

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya