Studi: Faktor Reproduksi Perempuan Bisa Pengaruhi Kesehatan Jantung

Usia dimulainya menstruasi pertama bisa memengaruhi risiko

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian secara global, merenggut sekitar 17,9 juta jiwa setiap tahun. Penyebab terjadinya masalah bisa beragam, mulai dari kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, obesitas hingga kesehatan reproduksi.

Studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of the American Heart Association menemukan bahwa kesehatan reproduksi, seperti usia kelahiran pertama dan usia mulainya menstruasi, berkaitan dengan peningkatan risiko masalah jantung pada perempuan.

1. Para peneliti menggunakan data genetik

Studi: Faktor Reproduksi Perempuan Bisa Pengaruhi Kesehatan Jantungilustrasi penelitian (unsplash.com/Julia Koblitz)

Para peneliti dari University of Cambridge dan Yale School of Public Health menganalisis data genetik yang terkait dengan usia perempuan saat melahirkan pertama kali, jumlah kelahiran hidup, usia menstruasi pertama (menarke), dan usia saat menopause.

Studi ini melibatkan lebih dari 100.000 perempuan. Dengan menggunakan teknik statistik, para peneliti mampu menunjukkan hubungan antara gen yang memprediksi faktor reproduksi dan risiko beberapa penyakit kardiovaskular.

Penyakit kardiovaskular yang dilihat meliputi fibrilasi atrium (detak jantung tidak teratur), penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke.

Para peneliti berharap ini akan membantu dokter untuk lebih memahami dan memantau faktor risiko perempuan dan melakukan intervensi jika perlu.

2. Kesehatan reproduksi berkaitan dengan penyakit kardiovaskular

Studi: Faktor Reproduksi Perempuan Bisa Pengaruhi Kesehatan Jantungilustrasi kesehatan reproduksi perempuan (unsplash.com/Sasun Bughdaryan)

Analisis studi menunjukkan bahwa kelahiran pertama yang lebih awal, jumlah kelahiran hidup yang lebih tinggi, dan menarke yang lebih awal dikaitkan dengan risiko fibrilasi atrium, penyakit arteri koroner, gagal jantung, dan stroke yang lebih tinggi pada perempuan. Akan tetapi, tidak ditemukan hubungan antara usia menopause dan penyakit kardiovaskular.

Para peneliti juga menemukan bahwa sebagian besar peningkatan risiko menarke lebih awal dihasilkan dari faktor indeks massa tubuh (IMT) yang lebih tinggi. Itu artinya, menurunkan IMT dapat membantu mengurangi risiko ini.

Baca Juga: Studi: Vaksin COVID-19 Tidak Berdampak Signifikan pada Menstruasi

3. Faktor risiko bisa diminimalkan

Studi: Faktor Reproduksi Perempuan Bisa Pengaruhi Kesehatan Jantungilustrasi monitoring dokter (unsplash.com/National Cancer Institute)

Lebih lanjut, peningkatan risiko akibat kelahiran pertama yang lebih awal juga bisa dibatasi dengan mengontrol faktor kardiometabolik tradisional, seperti IMT, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi.

"Perempuan sering dianggap berisiko rendah terkena penyakit kardiovaskular, yang menyebabkan keterlambatan diagnosis. Bahkan ketika didiagnosis, mereka cenderung menerima pengobatan yang kurang tepat sasaran dibandingkan laki-laki," ucap Dr. Maddalena Ardissino, penulis utama studi tersebut, dalam sebuah rilis.

Dokter Ardissino menekankan bahwa temuan bukan berarti perempuan harus khawatir jika mereka mengalami menstruasi pada usia muda atau melahirkan lebih awal. Risiko penyakit kardiovaskular bisa diminimalkan jika faktor risiko tradisional, seperti IMT dan tekanan darah, dikontrol dengan baik. 

Menurutnya, temuan ini lebih menekankan perlunya dokter untuk memantau faktor risiko tersebut pada perempuan dan melakukan intervensi jika diperlukan. 

Kesehatan reproduksi perempuan, seperti usia menstruasi pertama dan usia kehamilan pertama yang lebih awal, bisa meningkatkan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Akan tetapi, risiko tersebut bisa diminimalkan dengan menjaga faktor risiko tradisional.

Baca Juga: Studi: Diskriminasi di Tempat Kerja Tingkatkan Risiko Darah Tinggi

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya