Halitosis (Bau Mulut): Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Mulut kering bisa sebabkan bau mulut

Napas yang tidak sedap pastinya pernah dialami oleh setiap orang. Dalam dunia medis, bau mulut juga dikenal dengan sebutan halitosis atau fetor oris. Bau mulut bisa berasal dari mulut, gigi, atau masalah kesehatan yang mendasarinya.

Bau mulut yang tidak sedap bisa menjadi masalah sementara yang tidak berbahaya atau bisa menjadi kondisi kronis. Bau mulut juga bisa menjadi penanda untuk masalah kesehatan lainnya.

1. Penyebab umum

Halitosis (Bau Mulut): Penyebab, Diagnosis, Pengobatanpexels.com/Karolina Grabowska

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan bau mulut tak sedap. Mulai dari kebiasaan, makanan, hingga beberapa penyakit. Dilansir Healthline, beberapa penyebab umum bau mulut tidak sedap sedap termasuk:

  • Kebersihan mulut yang buruk: Penyebab paling umum bau mulut adalah kebersihan mulut kamu. Bakteri pada mulut akan memecah partikel makanan yang terperangkap di gigi atau mulut. Kombinasi bakteri dan makanan yang membusuk di mulut akan menghasilkan bau yang tidak sedap.
  • Makanan dan minuman: Makanan tertentu seperti bawang merah, bawang putih, atau makanan lain yang memiliki aroma yang kuat akan diserap oleh tubuh dalam proses pencernaan. Ini akan memengaruhi bau mulut kamu.
  • Mulut kering: Saliva secara alami akan membersihkan mulut kamu. Jika mulut kamu kering akibat produksi saliva berkurang, bau mulut dapat meningkat.
  • Penyakit: Beberapa jenis kanker, gagal hati, dan penyakit metabolik lainnya dapat menyebabkan halitosis, karena campuran bahan kimia tertentu yang dihasilkannya.

2. Penyebab langka

Halitosis (Bau Mulut): Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi paru-paru (unsplash.com/averey)

Selain penyebab umum, ada beberapa kondisi yang juga bisa menyebabkan bau mulut. Dilansir Medical News Today, penyebab langka bau mulut termasuk:

  • Ketoasidosis: Ketika kadar insulin orang dengan diabetes sangat rendah, tubuh tidak dapat lagi menggunakan gula dan mulai menggunakan simpanan lemak. Ketika lemak dipecah, keton akan diproduksi dan menumpuk. Keton dapat menjadi racun bila ditemukan dalam jumlah banyak dan menghasilkan bau napas yang khas dan tidak sedap.
  • Obstruksi usus: Napas bisa berbau seperti feses jika seseorang mengalami muntah dalam waktu yang lama, terutama jika mengalami obstruksi usus.
  • Bronkiektasis: Ini adalah kondisi jangka panjang di mana saluran udara menjadi lebih lebar dari biasanya, memungkinkan penumpukan lendir yang menyebabkan bau mulut.
  • Pneumonia aspirasi: Pembengkakan atau infeksi di saluran udara karena menghirup muntahan, air liur, makanan, atau cairan dapat menyebabkan napas yang tidak sedap. 

3. Diagnosis

Halitosis (Bau Mulut): Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi konsultasi dengan dokter (unsplash.com/National Cancer Institut)

Sering kali, dokter gigi hanya akan mencium bau napas seseorang yang dicurigai halitosis dan menilai bau tersebut pada skala intensitas enam poin. Dokter gigi dapat mengikis bagian belakang lidah dan mencium baunya karena area ini sering menjadi sumber bau tak sedap.

Ada berbagai pendeteksi canggih yang dapat menilai bau dengan lebih tepat. Ini termasuk:

  • Halimeter: Mendeteksi kadar belerang yang rendah.
  • Kromatografi gas: Tes untuk mengukur tiga senyawa belerang yang mudah menguap, yaitu hidrogen sulfida, metil merkaptan, dan dimetil sulfida.
  • Tes BANA: Untuk mengukur kadar enzim spesifik yang diproduksi oleh bakteri penyebab halitosis.
  • Tes beta-galactosidase: Tingkat enzim beta-galactosidase ditemukan berhubungan dengan bau mulut.

Dokter gigi kemudian akan dapat mengidentifikasi kemungkinan penyebab bau mulut.

Baca Juga: Herpes Mata: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

4. Pengobatan

Halitosis (Bau Mulut): Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pengobatan halitosis (unsplash.com/Jonathan Borba)

Perawatan akan tergantung pada penyebab halitosis.

Menurut Johns Hopkins Medicine, kalau penyebabnya adalah kebersihan mulut yang buruk, biasanya dokter gigi akan menangani penyebab masalahnya.

Kalau bau mulut tak sedap disebabkan oleh penyakit gusi, dokter gigi akan menanganinya. Atau, dokter gigi akan merujuk kamu ke spesialis periodonti. Pembersihan periodontal sering membantu menghilangkan bakteri dan karang gigi atau plak yang menumpuk dan menyebabkan peradangan pada garis gusi.

Jika bau mulut merupakan akibat dari penumpukan plak yang luas, dokter gigi atau spesialis periodonti bisa merekomendasikan obat kumur antimikroba. Selain itu, kamu mungkin diminta untuk menyikat lidah dengan lembut setiap kali menyikat gigi untuk membantu menghilangkan bakteri penyebab bau.

Terakhir, diagnosis dan pengobatan dari kondisi medis yang mendasari dapat membantu mengusir bau mulut tak sedap.

5. Pencegahan

Halitosis (Bau Mulut): Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi membersihkan gigi (unsplash.com/Diana Polekhina)

Untuk mencegah bau mulut yang disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk, kamu harus membersihkan mulut secara rutin, seperti menyikat gigi minimal dua kali sehari. Menggunakan benang gigi dan membersihkan lidah juga bisa membantu.

Selain menjaga kebersihan mulut, hindari mulut kering dengan minum air yang cukup. Hindari alkohol dan tembakau yang dapat menyebabkan mulut kering. Kamu bisa mengunyah permen karet atau mengisap permen manis untuk mencegah mulut kering.

Hindari juga makanan yang dapat menyebabkan bau mulut, seperti bawang merah, bawang putih, dan makanan pedas. Makanan manis juga dapat menyebabkan bau mulut tidak sedap. Kamu bisa mengonsumsi makanan padat pada pagi hari untuk membersihkan mulut secara alami.

Walaupun terdengar sepele, tetapi bau mulut yang tidak sedap bisa menandakan masalah kesehatan serius. Jika kamu mengalami halitosis, konsultasikan ke dokter gigi untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Studi: 10.000 Langkah per Hari Bisa Cegah Diabetes Tipe 2

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya