Batu Empedu, Kolesterol Tinggi Bisa Jadi Faktor Utama

Batu empedu bisa terbentuk karena berbagai macam faktor

Batu empedu adalah endapan cairan pencernaan yang mengeras dan terbentuk di kantung empedu manusia. Penyakit batu empedu juga disebut dengan cholelithiasis. Penyakit ini bisa mengakibatkan masalah kesehatan serius dan berbagai macam komplikasi.  

Untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit batu empedu, IDN Times mengundang dr. Ario Perbowo Putra, SpPD, FINASIM dalam program Health Talk yang disiarkan langsung di Instagram @idntimes pada Kamis (16/6/2022).

1. Penyebab terbentuknya batu empedu

Batu Empedu, Kolesterol Tinggi Bisa Jadi Faktor Utamailustrasi batu empedu (commons.wikimedia.org/Miya.m)

Dokter Ario menjelaskan bahwa batu empedu bisa terbentuk karena berbagai macam faktor. Secara umum, batu empedu bisa disebabkan dari tiga faktor, yaitu dari endapan kolesterol, dari pigmen empedu (bilirubin), atau campuran keduanya. 

Untuk endapan kolesterol, batu empedu bisa terbentuk karena kadar kolesterol lebih tinggi dari jumlah cairan empedu yang bertugas untuk melarutkan lemaknya.

Untuk bilirubin, ini bisa menjadi batu empedu jika terjadi pemecahan sel darah merah yang akhirnya bergabung dengan kalsium dan membentuk batu empedu. 

"Basanya kalau bilirubinnya tinggi, itu diakibatkan karena penyakit darah, atau penyakit autoimun, atau penyakit lever. Jadi, ada beberapa penyebabnya," dr. Aria menerangkan.

2. Gejala batu empedu

Batu Empedu, Kolesterol Tinggi Bisa Jadi Faktor Utamailustrasi nyeri perut akibat batu empedu (pexels.com/cottonbro)

Menurut dr. Ario, penyakit batu empedu bisa memiliki gejala namun ada juga yang tidak. Gejala khusus yang harus diwaspadai adalah nyeri perut di kuadran kiri atas (hipokondrium kiri). Akan tetapi, ini bukanlah gejala mutlak karena beberapa orang mungkin mengalami nyeri perut di area yang berbeda. 

Selain itu, beberapa gejala umum dari penyakit batu empedu meliputi:

  • Demam.
  • Sakit perut yang tak kunjung sembuh, seperti mual, muntah, kembung, atau kehilangan nafsu makan.
  • Kulit menjadi kekuningan.

"Kalau spesifiknya, kita bilangnya itu Murphy's sign. Saat kuadran kiri atas ditekan itu dia nyeri, begitu dilepas dia (nyerinya) hilang, tetapi sekali lagi itu tidak mutlak," jelas dr. Ario. 

3. Faktor risiko batu empedu

Batu Empedu, Kolesterol Tinggi Bisa Jadi Faktor Utamailustrasi makanan yang mengandung kolesterol jahat (unsplash.com/Joshua Hoehne)

Dokter Ario menjelaskan bahwa perempuan dan orang usia di atas 40 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit batu empedu. Ini karena kelompok tersebut memiliki kadar lemak yang umumnya lebih tinggi dan dapat menyebabkan kolesterol yang tinggi

Selain itu, beberapa faktor risiko batu empedu termasuk:

  • Orang dengan obesitas.
  • Penurunan berat badan secara drastis.
  • Kondisi peradangan kronis.
  • Penyakit hati kronis.
  • Diabetes melitus.
  • Penyakit autoimun, khususnya yang menyebabkan kelainan darah atau menyerang hati. 

"Kalau kita banyak makan lemak, kolesterolnya tinggi, cairan empedu tidak bisa mengimbangi kolesterolnya sehingga dia mengeras, terus jadi batu. Ini lebih sering kena batu empedu," ujar dr. Ario. 

Baca Juga: Penyumbatan Saluran Empedu: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

4. Komplikasi batu empedu

Batu Empedu, Kolesterol Tinggi Bisa Jadi Faktor Utamailustrasi komplikasi batu empedu (unsplash.com/Julien Tromeur)

Jika tidak diobati, penyakit batu empedu bisa menyebabkan beberapa komplikasi kesehatan. Menurut dr. Ario, komplikasi yang paling sering terjadi adalah peradangan kantung empedu. Hal ini disebabkan karena adanya gesekan oleh batu empedu yang menyebabkan infeksi pada kantung maupun saluran empedu. 

Komplikasi lain dari penyakit empedu meliputi:

  • Penyumbatan saluran empedu yang menyebabkan cairan empedu tidak bisa keluar.
  • Penyumbatan saluran pankreas dan organ sekitar kantung empedu.
  • Kanker karena adanya mutasi sel akibat peradangan yang terjadi berulang-ulang. 

"Karena batu empedu ini kecil, jadi bisa berjalan-jalan ke saluran lain. Itu bisa ke daerah pankreas juga sehingga menyebabkan infeksi."

5. Pengobatan batu empedu

Batu Empedu, Kolesterol Tinggi Bisa Jadi Faktor Utamailustrasi operasi (unsplash.com/Piron Guillaume)

Kasus batu empedu yang tidak memiliki gejala umumnya tidak membutuhkan pengobatan. Dokter Ario menjelaskan, untuk kasus yang tidak bergejala, batu empedu akan keluar dengan sendirinya bersama dengan feses.

Untuk kasus batu empedu yang bergejala, beberapa pengobatan yang bisa dilakukan termasuk:

  • Menggunakan obat-obatan untuk menghancurkan batu empedu.
  • Litotripsi, yaitu metode yang menggunakan mesin dengan gelombang kejut untuk menghancurkan batu empedu.
  • Drainase perkutan, yang dilakukan untuk pasien yang mengalami penyumbatan saluran empedu untuk dibuatkan saluran baru.
  • Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP), yang menggunakan kombinasi endoskopi dan foto rontgen.
  • Jika semua cara di atas tidak berhasil, metode pengobatan terakhir adalah dengan pembedahan (kolesistektomi atau kolesistektomi terbuka). 

Walaupun penyakit batu empedu disebabkan oleh berbagai macam faktor, menjalankan pola hidup sehat bisa menjadi cara yang efektif untuk mencegahnya. Lakukan juga pemeriksaan kesehatan rutin agar penyakit yang kamu alami bisa diatasi sedini mungkin. 

Baca Juga: 7 Cara Mengobati Batu Empedu, Tidak Harus Operasi

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya