Prevalensi Osteoartritis di Indonesia, Tak Hanya Dialami Orang Tua 

Sekitar 5 persen kasus terjadi pada usia di bawah 40 tahun

Osteoartritis (OA), atau yang dikenal dengan pengapuran sendi, adalah peradangan kronis di sendi akibat kerusakan pada tulang rawan. Ini merupakan penyakit degeneratif yang berkaitan dengan erat dengan penuaan. Kondisi ini umumnya memengaruhi sendi lutut.

Doketr Reggy Trialetta Injo, SpKFR, Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Klinik Flex Free, mengatakan bahwa OA merupakan tipe artritis terbanyak dengan angka kejadian kasus OA lutut sebesar 240 per 100.000 orang setiap tahun. Hal ini ia ungkapkan dalam acara Media Briefing Klinik Flex Free pada Rabu (24/5/2023). 

Lebih lanjut, dr. Reggy menjelaskan bahwa prevalensi osteoartritis di Indonesia meningkat seiring penambahan usia. Angka peningkatan ini meliputi 5 persen pada individu berusia di bawah 40 tahun, 30 persen pada usia 40–60 tahun, dan 65 persen pada usia lebih besar dari 61 tahun.

Untuk kasus osteoartritis lutut, prevalensinya sebesar 15,5 persen pada laki-laki dan 12,7 persen pada perempuan.

"Proses penuaan menyebabkan terjadinya berbagai proses degeneratif di tubuh, termasuk sendi lutut," ucap dr. Reggy.

Tidak hanya usia, faktor risiko osteoartritis juga meliputi jenis kelamin, genetik, aktivitas fisik, obesitas, dan trauma pada tulang. Menurut dr. Reggy, osteoartritis merupakan suatu penyakit yang sangat membebani kualitas hidup dan bahkan bisa menyebabkan disabilitas.

Kalau kamu mengalami osteoarthritis, kondisi ini akan menyebabkan kerusakan pada sendi secara menyeluruh yang dapat melibatkan tulang rawan dan sendi, terlebih apabila tidak mendapatkan perawatan.

Baca Juga: Cuaca Panas Ekstrem Tingkatkan Risiko Kematian Bayi secara Mendadak

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya