Perempuan Wajib Tahu, 5 Penyakit yang Bisa Terjadi pada Rahim

Adanya masalah rahim bisa memengaruhi kesuburan

Rahim adalah salah satu sistem reproduksi perempuan. Sayangnya, terkadang organ tersebut tidak bisa bekerja dengan baik atau mengalami gangguan akibat adanya penyakit tertentu.

Penyakit pada rahim tentunya tidak boleh disepelekan, apalagi rahim adalah tempat berkembangnya janin, yang artinya adanya penyakit dapat berdampak pada kesuburan kaum hawa.

Terkadang, gangguan di rahim muncul dengan tanda seperti sakit perut bagian bawah, siklus haid yang tidak teratur, perdarahan vagina, atau terasa nyeri saat berhubungan intim.

Meski tak semuanya merupakan tanda adanya gangguan serius, tetapi perempuan tetap harus tahu apa saja masalah yang rentan menyerang rahim. Berikut ini daftarnya.

1. Pendarahan rahim abnormal

Perempuan Wajib Tahu, 5 Penyakit yang Bisa Terjadi pada Rahimpixabay.com/LJNovaScotia

Perdarahan rahim abnormal adalah kondisi yang menyebabkan vagina mengeluarkan darah, meskipun sedang tidak memasuki masa menstruasi.

Menurut American Society for Reproductive Medicine, kondisi ini sering terjadi saat perempuan memasuki masa pubertas, yaitu antara usia 9-14 tahun, dan menjelang menopause, sekitar usia 40 tahun ke atas. 

Bagi kebanyakan perempuan, kadar hormon bisa berubah atau naik turun setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron dilepaskan sebagai bagian dari proses ovulasi. Saat perempuan mengalami ovulasi, sel telur dilepaskan.

Pendarahan rahim abnormal bisa terjadi ketika ovarium tidak melepaskan sel telur. Perubahan kadar hormon membuat haid bisa datang lebih cepat atau terlambat. Menstruasi pun kadang bisa lebih berat dari biasanya.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada remaja maupun saat pramenopause. Perempuan yang kelebihan berat badan juga mungkin lebih mungkin mengalami masalah serupa.

Munculnya masalah rahim ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Selain itu, melansir MedlinePlus, kondisi berikut ini juga bisa menyebabkan pendarahan abnormal pada vagina:

  • Penebalan dinding rahim atau lapisan rahim
  • Fibroid rahim
  • Polip rahim
  • Kanker ovarium, kanker rahim, kanker serviks, atau kanker vagina
  • Gangguan perdarahan atau masalah pembekuan darah
  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
  • Penurunan berat badan yang sangat drastis
  • Alat kontrasepsi hormonal seperti pil KB atau alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
  • Penambahan atau penurunan berat badan yang berlebihan (lebih dari 10 pon atau 4,5 kilogram)
  • Infeksi rahim atau infeksi di leher rahim

2. Miom

Perempuan Wajib Tahu, 5 Penyakit yang Bisa Terjadi pada Rahimfreepik.com/diana.grytsku

Penyakit pada sistem reproduksi perempuan yang mesti diwaspadai adalah fibroid rahim atau miom. Miom adalah pertumbuhan tumor jinak di dinding otot rahim. 

Walau penyebab pastinya masih belum diketahui, tetapi terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan risiko perempuan mengalami miom, yaitu gangguan hormonal (perubahan kadar estrogen dan progesteron), faktor genetik, dan keturunan.

Umumnya, mioma yang merupakan tumor non kanker yang sering muncul saat usia subur. Kondisi ini juga tidak berkaitan dangan peningkatan risiko kanker rahim dan hampir tidak pernah berkembang menjadi kanker.

Melansir Mayo Clinic, ukuran miom bervariasi dan tidak sama, tidak terdeteksi mata manusia hingga massa membesar yang dapat merusak dan memperbesar rahim. Perempuan bisa memiliki satu atau lebih fibroid.

Dalam kasus ekstrem, beberapa fibroid bisa membuat rahim melebar sedemikian rupa hingga mencapai tulang rusuk dan dapat menambah berat badan.

Banyak perempuan yang menderita miom tidak menunjukkan gejala apa pun. Gejalanya bisa dipengaruhi oleh tumbuhnya miom, ukuran, dan jumlahnya.

Gejala umum miom yang perlu diperhatikan meliputi:

  • Perdarahan menstruasi yang berat
  • Periode menstruasi berlangsung lebih dari seminggu
  • Tekanan atau nyeri panggul
  • Sering buang air kecil
  • Kesulitan mengosongkan kandung kemih
  • Sembelit
  • Sakit punggung atau kaki 

Baca Juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Rahim, Calon Ibu Wajib Tahu

3. Adenomiosis

Perempuan Wajib Tahu, 5 Penyakit yang Bisa Terjadi pada Rahimpixabay.com/nastya_gepp

Adenomiosis adalah kondisi ketika lapisan permukaan rongga rahim (endometrium) tumbuh di dalam otot rahim (miometrium). Dalam kondisi normal, harusnya jaringan endometrium cuma melapisi permukaan rongga rahim. Jaringan yang tumbuh di tempat yang tidak seharusnya itu akan terus tumbuh, hancur, dan mengalami pendarahan pada setiap siklus haid. Rahim bisa membesar dan nyeri, dan bisa berakibat pada menstruasi yang berat.

Meski penyebab pastinya belum diketahui, tetapi diyakini ada hubungannya dengan hormon estrogen. Saat menopause, ketika produksi estrogen menurun, umumnya adenomiosis akan hilang dengan sendirinya.

Sering kali adenomiosis tidak menunjukkan tanda atau gejala, hanya ketidaknyamanan ringan. Namun, biasanya penderitanya akan mengalami haid yang lebih lama, volume darah berlebihan, serta darah haid yang keluar berbentuk bekuan darah atau gumpalan.

Gejala lainnya yang bisa timbul adalah kram atau nyeri perut yang terus-menerus. Keluhan ini bisa dirasakan selama haid berlangsung atau saat berhubungan intim.

4. Kanker rahim

Perempuan Wajib Tahu, 5 Penyakit yang Bisa Terjadi pada Rahimpixabay.com

Kanker rahim adalah keganasan yang ditemui pada rahim. Pada kebanyakan kasus kanker rahim, sel kanker berkembang di area endometrium (lapisan dalam rahim). Jenis kanker rahim lain yang termasuk keganasan juga bisa ditemui di otot rahim.

Melansir MedlinePlus, ada beberapa jenis kanker rahim. Jenis yang paling umum dimulai di endometrium, lapisan rahim. Jenis ini juga disebut kanker endometrium.
 
Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah perdarahan rahim abnormal (terutama kembali haid setelah mengalami menopause). Dapat juga ditemui keputihan berair dan berbau. Gejala lain yang dapat muncul adalah penurunan berat badan, nyeri perut, dan kesulitan berkemih.

5. Polip rahim

Perempuan Wajib Tahu, 5 Penyakit yang Bisa Terjadi pada Rahimpexels.com/Gustavo Fring

Polip rahim adalah pertumbuhan jaringan abnormal di lapisan dinding rahim. Umumnya, polip rahim bersifat jinak, meski beberapa di antara bisa berkembang menjadi kanker.

Bentuknya bisa bulat atau lonjong, dengan ukuran mulai sebesar biji wijen hingga bola golf. Benjolannya pun bisa tampak bertangkai, sehingga pada pemeriksaan oleh dokter akan terlihat seperti menggantung atau tumbuh melebar pada dinding rahim. Kondisi ini paling sering dialami oleh perempuan yang telah memasuki masa menopause, meski perempuan usia lebih muda juga bisa mengalaminya.

Perempuan bisa memiliki satu atau lebih polip rahim, dan biasanya muncul di dalam rahim. Namun, dalam beberapa kasus polip bisa merosot lewat serviks ke dalam vagina. 

Gejala yang perlu diwaspadai adalah: 

  • Perdarahan haid yang tidak normal (sering haid tidak teratur, baik dari segi durasi atau volume darah haid)
  • Perdarahan di antara periode haid
  • Darah haid berlebihan
  • Perdarahan vagina setelah menopause
  • Infertilitas

Beberapa perempuan mungkin cuma mengalami perdarahan ringan atau flek, dan beberapa lainnya bisa tidak merasakan gejala sama sekali.

Itulah beberapa masalah atau penyakit yang bisa terjadi pada rahim. Apabila kamu mengalami gejala-gejala seperti yang sudah disebutkan di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter agar bisa ditangani dengan tepat sebelum muncul komplikasi berbahaya.

Baca Juga: 5 Bahaya Servisitis, Radang Leher Rahim yang Mengintai Ibu Hamil

Rizky Kusumo Photo Verified Writer Rizky Kusumo

Sedang menjajaki karir sebagai penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya