Ternyata Perempuan Lebih Rentan Mengalami Insomnia, Ini Penyebabnya

Salah satunya berhubungan dengan perubahan hormon!

Insomnia adalah ketidakmampuan tubuh untuk tidur sesuai sebagaimana mestinya. Tak disangka-sangka, kondisi kurang tidur ini lebih banyak dialami oleh perempuan, lho, meski sebetulnya perbedaannya ini tidak berbeda jauh.

Tingkat insomnia yang lebih tinggi pada perempuan telah ditemukan dalam beberapa penelitian, salah satunya penelitian berjudul "Sex differences in insomnia: a meta-analysis" dalam jurnal Sleep tahun 2016.

Sementara itu, menurut sebuah penelitian dalam jurnal Philosophical Transactions of The Royal Society B Biological Sciences tahun 2016, memperkirakan risiko insomnia pada perempuan 40 persen lebih tinggi pada perempuan.

Apa yang membuat perempuan lebih mungkin mengalami insomnia ketimbang laki-laki? Berikut ini adalah beberapa alasannya.

Faktor gaya hidup

Ternyata Perempuan Lebih Rentan Mengalami Insomnia, Ini Penyebabnyapixabay.com/Standsome

Coba dipikir, pekerjaan perempuan seperti tak ada habisnya, seperti bekerja, mungkin sambil sekolah, mengurus anak dan rumah tangga, membersihkan rumah, dan berbagai urusan lainnya. Kesibukan tanpa habis seperti itulah yang menjadi salah satu faktor penyebab insomnia pada kaum hawa.
 
Perempuan jadi sulit tidur karena tugas yang belum terselesaikan dan membuat otak sulit relaks pada malam hari, sehingga mengganggu kualitas tidur.
 
Memang perempuan banyak yang "mahir" dalam multitasking. Namun, kebiasaan ini sebaiknya tidak disarankan karena dapat mengganggu waktu tidur.

Faktor hormonal

Ternyata Perempuan Lebih Rentan Mengalami Insomnia, Ini Penyebabnyapixabay.com/kathGA

Melansir National Sleep Foundation, hormon adalah "pembawa pesan" kimiawi tubuh yang berperan penting dalam fungsi hampir setiap sistem tubuh. Menurut sebuah laporan dalam Journal of Women's Health tahun 2014, hormon dapat berpengaruh langsung pada tidur atau punya efek tidak langsung bergantung pada bagaimana hormon mengubah aspek lain dalam kesehatan dan kebugaran.

Berdasarkan keterangan di laman Office on Women's Health, U.S. Department of Health & Human Services, perbedaan hormonal cenderung menjadi pemicu yang mendasari pola tidur yang berbeda pada perempuan, termasuk tingkat insomnia yang lebih tinggi. Meski demikian, produksi hormon bersifat dinamis dan berubah-ubah selama hidup serta selama masa haid.

Berikut ini penjabaran bagaimana perubahan hormonal dapat memengaruhi kualitas tidur perempuan dari awal masa haid, selama siklus haid, kehamilan, pasca melahirkan, hingga menopause.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Buruk yang Tanpa Kamu Sadari Menyebabkan Insomnia

1. Dimulainya menstruasi

Ternyata Perempuan Lebih Rentan Mengalami Insomnia, Ini Penyebabnyaunsplash.com/Jeswin Thomas

Pertama adalah dimulainya menstruasi atau haid. Studi dalam jurnal Chest tahun 2018 menemukan bahwa peningkatan risiko insomnia terjadi sejak dimulainya menstruasi.

Penjelasan pastinya belum diketahui, tetapi diduga berhubungan dengan bagaimana hormon seks memengaruhi siklus tidur-bangun dan sistem penting lainnya di tubuh. Sebagai tambahan, ada bukti bahwa perempuan selama masa puber memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi, kondisi kesehatan mental yang sering dihubungkan dengan masalah tidur.

2. Selama siklus haid

Ternyata Perempuan Lebih Rentan Mengalami Insomnia, Ini Penyebabnyaunsplash.com/Annika Gordon

Kedua adalah selama siklus haid. Fase siklus haid bulanan didorong oleh perubahan produksi hormon. Peningkatan dan penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron dapat memicu perubahan fisik dan emosional setiap bulannya, meski ini bisa dirasakan berbeda-beda pada setiap perempuan.

Kadar hormon tersebut turun drastis pada hari-hari menjelang haid, membuat sekitar 90 persen perempuan mengalami perubahan fisik atau suasana hati, termasuk gangguan tidur. Tingkat hormon yang berfluktuasi dapat mengubah tahapan tidur.

Gejala mirip insomnia umum dialami perempuan yang mengalami sindrom pramenstruasi (PMS), yaitu kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus haid. Menurut penelitian dalam Journal of Sleep Research tahun 2012, perempuan yang mengalami PMS memiliki kualitas tidur yang lebih buruk.

Premenstrual dysphoric disorder (PMDD), bentuk parah dari PMS, juga bisa membuat perempuan mengalami gangguan tidur. Data menunjukkan bahwa 70 persen perempuan dengan PMDD melaporkan insomnia sebelum haid.

3. Kehamilan dan pascapersalinan

Ternyata Perempuan Lebih Rentan Mengalami Insomnia, Ini Penyebabnyapixabay.com/PublicDomainPictures

Ketiga adalah saat perempuan hamil. Perbahan hormon secara signifikan pada trimester pertama kehamilan dapat menyebabkan kelelahan, morning sickness, penambahan berat badan, serta perubahan fisik dan emosional lainnya. Menurut sebuah studi dalam jurnal Sleep Medicine Research tahun 2013, fluktuasi hormonal yang berlangsung selama kehamilan dapat mengganggu siklus tidur-bangun, dan banyak perempuan merasa masalah tidur paling buruk dirasakan selama trimester ketiga kehamilan.

Selain itu, 24 jam setelah melahirkan, perempuan mengalami perubahan hormonal (lagi) karena hormon estrogen dan progesteron turun dengan cepat seperti seperti saat sebelum hamil. Efek secara fisik dan psikis pascapersalinan juga bisa berkontribusi pada masalah tidur.

4. Perimenopause dan menopause

Ternyata Perempuan Lebih Rentan Mengalami Insomnia, Ini Penyebabnyaunsplash.com/BBH Singapore

Terakhir adalah fase perimenopause dan menopause. Masalah tidur adalah salah satu gejala utama yang banyak dilaporkan. Diperkirakan 38-60 persen perempuan selama masa tersebut melaporkan gejala insomnia yang konsisten.

Pada masa transisi menopause, 85 persen perempuan mengalami gejala berkeringat pada malam hari dan hot flashes. Menurut studi dalam jurnal JAMA Internal Medicine tahun 2006 menyebut bahwa perempuan yang sering bekeringat di malam hari mungkin mengalami lebih banyak gangguan tidur dan lebih sulit untuk kembali tidur setelah terbangun.

Perubahan hormonal yang berhubungan dengan penuaan dan postmenopause juga mungkin memengaruhi tidur dengan mengubah ritme sirkadian dan sistem tubuh dalam mengatur suhu selama siklus tidur-bangun normal. Perpotongan antara perubahan hormonal ini dengan faktor-faktor lain, termasuk gangguan mood dan penyakit fisik, kemungkinan besar berkontribusi pada masalah tidur pada perempuan yang lebih tua.

5. Faktor stres, cemas, dan depresi

Ternyata Perempuan Lebih Rentan Mengalami Insomnia, Ini Penyebabnyapixabay.com/Free-Photos

Dalam buku The Stresses Sex: Uncovering the Truth about Men, Women, and Mental Health, disebutkan bahwa perempuan berisiko 40 persen lebih besar untuk mengalami gangguan psikologis.

Kondisi ini menyebabkan timbulnya beban pikiran, sehingga memicu insomnia. Rasa khawatir apalagi yang berlebihan akan membuat pikiran tetap aktif meski sudah waktunya tidur. Masalah di kantor, rumah tangga, sekolah, dan sebagainya dapat memicu kecemasan.

Selain itu, depresi juga merupakan salah satu penyebab insomnia. Hal ini mungkin disebabkan karena ketidakseimbangan kimia di otak yang memengaruhi pola tidur.

Itulah beberapa alasan mengapa perempuan cenderung lebih sering mengalami insomnia ketimbang laki-laki. Bila kamu juga mengalaminya, apalagi cukup sering terjadi dan/atau makin parah, sebaiknya konsultasi dengan dokter, khususnya bila faktor psikis yang mendasarinya.

Baca Juga: 5 Pose Yoga Ampuh Atasi Masalah Insomnia, Bye-bye Susah Tidur!

Rizky Kusumo Photo Verified Writer Rizky Kusumo

Sedang menjajaki karir sebagai penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya